PROLOGUE

1.8K 303 9
                                    

"Baiklah. Aku pulang dulu ya, Hyungseok."

Aku menyelempangkan tas oranye kecilku. Demi Tuhan, hari ini rasanya aku lelah sekali. Ingin sekali rasanya langsung berteleportasi ke rumah, atau langsung ke atas kasur lalu tidur.

Namun tak apa, karena hari ini ... aku dapat uang gajian!

Aku menatap amplop bertuliskan namaku. Amplop bernama berisi uang tersebut kumasukkan kembali dalam tas dengan senyum mengembang.

Namun sial seribu sial.

SYUT—

"HEI! PERAMPOK!"

Tasku di curi begitu saja.

Dasar manusia brengs*k! Aku baru melepas tasku sebentar loh! Memang ya, bahaya nggak mengenal waktu!

"KEMBALI KE SINI! AKAN KUHABISI KAU!"

Aku berlari, menembus angin malam mengejar sang perampok. Sebenarnya, aku tak apa kalau hanya kehilangan tas. Yang jadi masalah adalah ...

UANG HASIL KERINGATKU!

Perlahan-lahan energiku terkuras. Kuat sekali energi si perampok, sepertinya merampok adalah pekerjaan utamanya. Dilihat dari betapa lihainya ia.

BRUAK!

Ia tiba-tiba jatuh.

Bukan, sepertinya ada yang sengaja menghentikannya dengan cara membuatnya terselandung. Aku tersenyum, ternyata ada orang baik ya.

Aku spontan menambah kecepatan lariku, menghampiri sang perampok yang tampak mengomel. Semakin dekat jarakku, semakin tercium bau parfum maskulin seorang pria di sisi kananku. Aku berjongkok menatap sang perampok yang langsung melemparkan tas milikku dan berlari. Sekilas aku bisa melihat wajahnya, ia seorang gadis. Matanya cantik, berwarna biru dan surainya hitam. Yang membuatku bingung adalah ... ekspresinya yang panik seperti sehabis bertemu setan.

Namun, bukan itu yang aku pentingkan sekarang.

BUAK!

"AUCH!"

Akibat tak berhati-hati dan menatap lingkungan sekitar dahulu, sekarang aku malah oleng dan berakhir menabrak tubuh seorang pria. Beruntungnya, aku tidak oleng menabrak aspal.

"Astaga, maaf." Aku menjaga jarak lalu menunduk, tak berani menatap sosok pria yang berdiri di hadapanku, sehingga berakhir hanya menatap sepatunya.

Sepatunya terlihat mahal, ingin sekali kuambil lalu kujual.

Seseorang memberi saran mencari uang padaku, mencuri sepatu lalu jual. Namun, itu tak mungkin kulakukan.

"Hei." Suara berat terdengar. "Angkat kepalamu."

Jantungku berdegup kencang, aku mendongak menatap pria dengan tubuh yang tegap dan besar di hadapanku. Sosok pria dengan jas putih dan celana putih, dengan kacamata yang bertengger manis di atas hidungnya. Lalu rahangnya yang tegas, dan bagaimana cara matanya menatap.

Sungguh indah ciptaan Tuhan yang satu ini.

Dan, entah kenapa pipi dan perutku seperti dihinggapi kupu-kupu.

Namun tiba-tiba ia berdehem, menyadarkanku kembali pada realita. Aku menunduk malu dan demi Tuhan! Aku sampai lupa!

"Oh ya! Terimakasih banyak atas bantuanmu!"

Aku membungkuk sejenak lalu menegakkan diriku kembali seraya memasang senyum. Ia terdiam tak membalas lantas berbalik memunggungiku, yasudahlah. Mana mungkin orang seperti ia mau menerima ucapan terimakasih dari orang miskin seperti aku. Sudah untung ditolong orang baik.

"Seo ... Seongeun."

Aku kembali berbalik, menatap sosok pria jangkung tersebut memasuki mobil. Aku mengorek kupingku pelan. Dia berbisik menyebut namanya?

Atau apa?

Dasar orang baik aneh.



























Oh tidak, sepertinya aku salah. Dia bukanlah orang baik. Aku lupa dia bukan orang baik.

Seo Seongeun, sosok pria gila yang rasanya ingin sekali kujauhi.

Dia adalah orang jahat, ia adalah monster.

Namun aku suka padanya.

Sangat suka.

⸺⸻ 𖠁 ⸻⸺

I Wanna be Your Slave (Seo Seongeun × Reader) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang