Baru saja masuk kelas Gleadys sudah dikerumuni tiga laki-laki, dua teman sekelasnya dan yang satu lagi kakak kelasnya
Semua mata kini tertuju pada Gleadys, bahkan Capella, yaa tapi sudah tidak heran jika banyak yang mengincar Gleadys, dia saja sampai diakui oleh teman segendernya bahwa ia memang cantik, sudah cantik, pintar, keluarganya berkecukupan pula, hanya sayangnya jika dengan laki-laki Gleadys sangat cuek atau bisa dibilang tidak perduli, namun jika sesama genre dia pasti ramah, mungkin itu yang membuat para lelaki tertarik untuk mendapatkan nya
"Hai beb" sapa salah satu dari lelaki itu, dia Rafael
"Helow, ayy" dilanjutkan dengan sapa an Satria
"Hi Honey" dan ini yang terakhir sapa an dari Arcelio kakak kelasnya yang juga memang dari kelas 10 sudah mengincarnya, dan sekarang ia sudah kelas 11, sudah setahun Arcelio mengincarnya. Beda lagi dengan Rafael dan Satria, Gleadys tidak tahu sejak kapan Rafael dan Satria bisa seperti itu padanya
Gleadys menghiraukan mereka bertiga dan lanjut berjalan saja menuju kursi yang ia tempati, diikuti dengan Capella
"Oy! Lu berdua kok ninggalin gua sih, kirain gua lu pada ke toilet, lumayan tuh gua nungguin ada kali 5 menit" tiba-tiba Aira datang dan berbicara seperti itu, ya memang Capella dan Gleadys benar-benar kelupaan bahwa ia kekantin juga bersama satu orang lagi yaitu Aira, namun mereka benar-benar tidak ingat akan adanya Aira haha.
"Ya ampun Ra, gue lupa.. hehe maaff banget" permintaan maaf dari Gleadys
"Iya, tadi kita juga buru-buru takut pelajaran 2 udah mulai, bisa-bisa kita dihukum nanti sama Bu Atikka" dilanjutkan dengan Capella yang mencoba menjelaskannya
"Apa lagi tadi gue liat udah jam 9 lewat 35 Ra, hampir jam 10, makanya gue langsung buru-buru ke kelas, kita kan selesai istirahat nggak tentu Ra.." Capella mencoba menjelaskannya kembali
"Iya iya gua ngerti, yaudah nih tadi gua juga beliin lo berdua cokelat" balas Aira
"Hah? Wah baik banget lo, makasih ya tau aja gue suka cokelat" ujar Capella sambil tersenyum dan mengambil cokelat yang diberi Aira
"Iya sama-sama" jawab Aira
"Oy Gley, nih cokelat buat lo" panggil Aira
"Gue? Asik Thanks Ra" ucap Gleadys sembari mengambil cokelat nya dari tangan Aira
"Yoi" jawab Aira
"Woi, gue nggak dibagi nih? Sama-sama temen sekelas juga hu" pinta Satria laki-laki yang mengincar Gleadys itu
"Hah? Lu manggil gua? Terus.. perduli amat gua sama lu" Bisa dibilang pedas juga ya omongannya Aira, ya dia memang begitu, orangnya tidak gampang perduli terhadap seseorang yang tidak begitu akrab dengannya, bahkan bisa dibilang tidak perduli sama sekali.
"Anj" namun Aira tidak memperdulikan omongan Satria, ia langsung saja berjalan menuju tempat duduknya
"Hm honey.. nanti pulang sekolah bareng gue ya" ujar Arcelio, omg perkataannya kadang memang membuat Gleadys baper dan Salting, tapi seberusaha mungkin ia tetap dengan pendiriannya, cuek terhadap lelaki.
"G-gue pulang sama-" belum sempat bicara lebih banyak lagi, Arcelio yang memang dikenal banyak orang adalah laki-laki bermuka dingin dan cuek, jika sebelah alisnya sudah terangkat, maka tidak ada yang boleh menolak permintaannya siapa pun itu. Atau akan terkena akibatnya.
"Emm, oke" jawab Gleadys dengan ekspresi agak takut, dan yang pastinya terpaksa
Setelahnya Arcelio pergi dari kelas begitu saja tanpa ada perkataan sedikit pun, seperti biasa dengan tetap ekspresi datar
"Ehem!" Suara Rafael membuat semua orang dikelas langsung diam dan menatap mereka berdua, dari ekspresinya seperti orang marah
"Heh, Lo kenapa? Ngagetin satu kelas ege" ucap Gleadys sambil menatap Rafael dengan ekspresi heran
"Paansih gue dari tadi dikacangin, pertama Satria, kedua Arcelio, terus gue kapan ngomongnya? Hah!?" Ucap Rafael dengan menatap mata Gleadys, anehnya Gleadys malah tersenyum, yang tadinya Rafael seperti ingin marah, setelah melihat senyum Gleadys raut wajahnya berubah seketika menjadi ikut tersenyum, entahlah sepertinya dia sangat tersipu dengan senyuman manis Gleadys
"Kenapa hm? Gausah senyum-senyum" ujar Rafael sambil menaikan sebelah sudut alisnya, namun tidak tersenyum
"Emm, nggak apa-apa" jawab Gleadys dengan tetap tersenyum dan menatap Rafael
"Ck, sial lo lucu banget. Dor. Jadi milik gue" perkataan itu keluar lagi dari mulut Rafael, namun perkataan yang kali ini mampu meluluhkan hati Gleadys, namun Gleadys tetap dengan pendiriannya, stay cool, stay cuek terhadap lelaki, kecuali leleki yg dicintainya yaitu Joo Re-van.
"Apaan sih lo, nggak ada nggak ada, udah sono duduk dikursi lo, bentar lagi Bu Atikka masuk." Pinta Gleadys, namun perkataan ia tadi seperti tidak didengar oleh Rafael, parahnya Rafael malah ingin mencubit pipinya karena gemas
Hampir saja tangan Rafael menyentuh pipi Gleadys, untungnya Bu Atikka tiba-tiba datang, terpaksa Rafael mengurungkan niatnya untuk mencubit pipi gadis imut itu. Setelahnya Rafael segera duduk dikursinya
"Anak-anak!" Bentak Bu Atikka sontak semuanya terkejut, ada apa? Apa ada yang membuat kesalahan? Tidak biasanya Bu Atikka menyapa anak murid dengan bentakan seperti itu
"Maaf ada apa Bu?" Tanya Capella
"Ada yang salah Bu?" Tanya Gleadys
"Haduh buu bu, ngagetin aja, emang ada apa sih Bu?" Tanya salah satu murid
"Tau nih ibu!" Ujar Aira yang agak ngegas
"Heh Aira! Santai aja kali bicaranya, yang sopan dikit! Sama guru kok gitu" Bentak Bu Atikka terhadap Aira
"Ck, hahh" keluh Aira sembari memutar bola matanya malas
"Baik anak-anak, ibu.. meminta maaf" ujar Bu Atikka membuat semua murid terheran-heran dan bertanya-tanya
"Hah?" Hampir satu kelas berbicara seperti itu karena heran dengan tingkah gurunya
"Iya.. soal tadi ibu bentak kalian, itu ibu.. lagi sans" ujar Bu guru, yang malah membuat satu kelas ngakak karena omongannya
"Hahh, anjir udah tua bisa Sans juga yak" ucap salah satu muridnya
"Njir, gue kira apaan, gila" batin Satria
"Heh! Enak aja.. ibu.. masih muda kok, cuma 40 tahunan aja hehehe" perkataan Bu Atikka yang semakin membuat satu kelas menjadi ramai karena terngakak-ngakak oleh ucapan nya
"Iya, ibu lagi kesel aja, cape yah tau lah ibu kan guru.. yaa intinya minta maaf deh ya! Soal tadi" ujar Bu Atikka
"Sip buu santaii ae" jawab Rafael
"Baik kita mulai saja pelajarannya"
Pelajaran 2 dimulai pukul 10.35
Skip-Semua murid bergegas untuk pulang
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BIAS IS MY BROTHER
Teen FictionCerita ini murni fiksi 13+ Cerita ini menceritakan seorang gadis SMA yang mengidolakan boyband dari Korea, yang ternyata adalah abangnya yang hilang sejak masih bayi. Bagaimana Gleadys mengetahui bahwa Joo Re-van biasnya, itu adalah abangnya sendiri...