Sudah 5 bulan mereka bersama, hubungan mereka pun semakin dekat dan tambah dekat. Alya dan Denis pun merasakan kedekatan Kanaya dan Keenan. Mereka lebih sering pergi berdua, jalan berdua dan berangkat/pulang sekolah bareng. Satu sekolah hampir semua tau kedekatan mereka, karena keduanya sama sama lumayan terkenal dan memiliki prestasi di sekolah. Tetapi, guru guru gal banyan tau.
Malam ini, Kanaya baru sampai dari beli makan dan makan bareng Keenan. Sesampai nya di rumah, telinga Kanaya menangkap suara bentakan dari papa ke mama nya yang tiap hari begitu sampai dia sudah terbiasa mengdengar nya. Mama dan papa nya Kanaya malam ini baru saja berpisah dan papa Kanaya akan pergi dari rumah, Kanaya sudah tidak peduli lagi dengan papa nya itu. Sejak kecil, mereka tidak pernah akur dan jarang bertegur sapa. Hanya nenek dan ART nya saja yang mengurus Kanaya sejak kecil. Mama nya tentu saja sibuk kerja, tapi aneh nya sudah bercerai pun papa nya masih bersikap sekasar itu.
Karena jengah, Kanaya menghampiri mereka lalu menggebrak meja disebelah ayah nya.
"Nah ini anak lo ya, belagu banget lo jadi anak. Baru pulang udah gebrak meja, gak ada sopan santu ya lo, " ucap ayah nya sambil menunjuk tepat didahi Kanaya.
"Heh, gak usah ajarin gw sopan santun ya. Lo ama nyokap gw aja gada sopan sopan nya, terus gw harus sopan sama lo?
Ogah, " balasnya tegas."Durhaka lo jadi anak, enggak mama nya gak anaknya sama aja. Sama-sama nyusahin gw, " sahut ayahnya.
Mama nya yang melihat itu hanya mampu menangis dan papa nya yang akan beranjak pergi. Tanpa pikir panjang, dari belakang Kanaya memukul leher ayah nya menggunakan remot TV dengan tenaga yang besar. Ayah nya yang kesakitan pun berbalik, lalu dipukul bertubi tubi dengan amarah yang menggebu gebu sampai ayah nya kewalahan.
"Nay, udah nay. Cukup, " ucap Keenan yang tiba tiba datang dan memeluk Kanaya dan menjauh dari ayah nya.
Ayah nya yang merasa ada celah pun keluar rumah dengan tergesa-gesa, sedangkan Kanaya dipelukan Keenan menangis dan terduduk lemas. Merasa kalau Kanaya sedang hancur, Keenan memeluk sambil mengelus kepala Kanaya menenangkan nya. Kanaya pun semakin jadi menangis nya, Keenan sedih melihat kondisi Kanaya sekarang. Mama nya hanya mampu melihat karena mama Kanaya tau, hanya Keenan lah yang bisa menenangkan Kanaya disaat seperti ini.
"Nan, g-gw capek Nan, " kata kata itu terus yang diucapkan oleh Kanaya berkali-kali.
"Iya nay i know, gapapa nangis aja. Gapapa kalau buat lu lega, " ucap Keenan sambil mengelus rambut Kanaya lembut dan memeluk badan Kanaya.
Kanaya merasa sudah lega dan mencoba menangkan dirinya dan mama nya Kanaya menyuruh Keenan membawa Kanaya ke lantai atas. Kanaya pun membawa Keenan ke tempat kesukaan nya, balkon lantai dua. Tempat dia menangis tanpa ada yang mendengar.
Sampai disana, Kanaya terduduk sambil memandang kosong kearah pagar penyangga sedangkan Keenan yang berada di samping Kanaya, mengelus tangan Kanaya lembut dan menyenderkan kepala Kanaya dibahu nya. Berkali kali Keenan menenangkan Kanaya.
"Nan, Kanaya capek sama semua nya. Papa udah pergi nan, kenapa semua laki laki yang Kanaya sayang pergi dan nyakitin Kanaya terus. Kanaya pengen disayang Nan, Kanaya ga sekuat itu. Kanaya butuh kasih sayang ayah nan, bahu Kanaya ga sekuat baja nahan beban ini, nan" ucap Kanaya dengan tatapan kosong.
"Kanaya, dengerin Keenan. Kanaya boleh kok ngerasa capek, boleh nangis, tapi Naya gaboleh nyerah apalagi beranggapan kalau gak akan ada laki laki yang sayang sama Naya. Keenan sayang sama Naya, Keenan mau terus sama Naya. Mungkin ini terdengar seperti mantan mantan bajingan kamu itu, tapi Keenan tulus ngomongnya. Keenan mau terus bersama Kanaya, jangan merasa sendiri ya nay. Kanaya gak sendiri, Kanaya punya Keenan, " balas Keenan sambil menatap Kanaya.
Kanaya pun menangis kembali dan berulang kali berterima kasih akan semua yang Keenan lakuin. Keenan bisa dateng itu, karena mama nya Kanaya yang telfon. Kanaya memang sudah memperkenalkan Keenan kepada mama nya karena cuman Keenan aja sahabat cowo pertama nya Kanaya. Sebelum nya dia gak punya, dan mama nya tau Keenan tipikal cowo lembut. Makanya mama nya telfon Keenan untuk datang.
"Yaudah sekarang kan udah jam 10. Keenan mau pulang dulu ya, Kanaya harus tidur kalau enggak nanti diculik peri jahat, " kata Keenan sambil senyum dan mengelus kepala Kanaya lembut.
"Emang Kanaya anak kecil apa, takut sama peri jahat. Kanaya udah gede, nanti kalau peri jahat kesini. Kanaya usir, " balas Kanaya sambil mengelap air mata nya.
"Iyaa deh Kanaya cantik ini udah gede, sana gih masuk kamar. Keenan mau pulang dulu, takut dicariin mama hehe
Soalnya tadi buru buru kesini, ""Maaf ya , Keenan jadi capek kesini deh. Padahal rumah Keenan kan jauh, " ujar Kanaya.
"Heyy gapapa nay, buat Kanaya. Selagi Keenan mampu, Keenan akan selalu sama Kanaya. Yaudah masuk kamar gih, Keenan mau pulang ya. Dadah Naya cantik, " pamit Keenan.
"Dadah Keenan, hati hati dijalan yaa. Makasih udah kesini, " balas Kanaya.
Keenan pun turun kebawah dan pamitan ke mama nya Kanaya, setelah nya Keenan menyalakan motor nya dan bergegas pulang. Kanaya yang melihat itu dari jendela kamar nya merasa senang dan tidak merasa sedih lagi, sekarang Kanaya melemparkan badan nya ke kasur dan terlelap tidur.
Beberapa hari setelah kejadian itu, Kanaya tidak murung dan justru malah makin ceria. Namun terkadang Keenan mengajak Kanaya ke taman untuk me refresh pikiran Kanaya dan mendengarkan cerita Kanaya tentang perasaan nya tiap hari, begitu juga dengan Keenan. Meski keliatan nya Keenan punya keluarga yang harmonis, mama dan papa Keenan selalu menuntut Keenan untuk mendapat juara dalam basket dan harus latihan. Jika tidak, Keenan akan dipukul atau disita motor nya.
"Alya, Denis, sinii, " panggil Kanaya.
"Akhirnya ketemu juga nih pasangan prik," balas Denis.
"Lo kali yang prik nis, btw alya lo kenapa kok merungut begitu, " imbuh Keenan.
"Abis diomelin Bu Sri dia, lagian ngeyel gw bilang ada guru masih aja tiktokan dikelas. Seleb mah beda, " celetuk Denis.
"Nis, lo ngomong gitu sekali lagi gw pukul sampe pala lo pindah ke samping ya. Lagi emosi nih gw, " sahut Alya.
"Udah ege ribut mulu gw nikahin lo berdua, " potong Kanaya.
"Ogah,"
Setelah nya mereka tertawa lepas dan memesan makanan, mereka sedang berada di cafe buat refresh karena sebentar lagi mau ujian kan. Jadi tip dari Keenan, mereka harus menenangkan pikiran dulu. Abis ini mereka mau pergi ke museum yang lagi viral, kayak museum art gitu deh. Alya dan Kanaya ini suka banget sama museum, Keenan dan Denis sebagai cowo mah ngikut aja kemauan cewe cewe. Mau ke Ancol malah mampir ke museum, emang keren cewe dua ini. Pikir mereka.
Gw seneng nay liat lo ketawa dan senyum selebar ini, gw pengen gini terus selama nya sama lo. Tapi gw tau, kita berbeda.
-Keenan Rarendra-Andai kita ga berbeda nan.
-Kanaya Maharani-
YOU ARE READING
AURORA
Fanfiction"layaknya aurora pada malam hari, kamu membuat hidup ku yang seperti malam ini kembali cerah" Kanaya Maharani, gadis cantik yang hidup dalam trauma tentang cinta kembali menemukan lelaki yang berhasil membuat nya kembali percaya akan arti cinta sete...