two *FIRST DAY IN BANDUNG*

23 3 2
                                    


*ara POV*
Stasiun kereta api
Dengan penuh perasaan dongkol Aku menyeret koper nya keluar dari dalam kereta yang ia naiki tadi pagi dari Jakarta dengan tas kecil di belakang punggungnya. Semua orang yang ada di stasiun menatapnya aneh
"Hell apa yang salah???" Batinku binggung
Aku menatap pakaian yg ku kenakan saat ini masih cukup sopan aku menggunakan hondie oversize berwana merah dan  reaped jeans yg sobek sana sini dan tak lupa rambut pirangku ku kuncir dua seperti anak TK
"Ini sangat normal di Jakarta" batinku nelangsa
Kemudian kumelirik jam tangan yang kupakai dan ini waktunya makan siang dengan sangat malas kulangkahkan kakiku menjuju cafetaria di dalam stasiun dan tak lupa aku mengirim pesan pada kak axsa supaya dia menjemputku disini..
30 menit berlalu akhirnya kak axsa datang dengan 3 orang temannya aku menengal 2 orang itu tapi tidak dengan yang satunya Karna wajahnya nampak asing dimataku.
*Ara POV end*
.
.
.
"Heh tuyul udah lama lu??" Bisa tebak itu siapa itu suara peranakan Firaun alias  axsa
Ara menatap jengah pada axsa dan lebih memilih menyapa kedua teman axsa yg sudah dikenalnya sejak dulu
"Duh kak vio sama kak asya kenapa makin ganteng sii ngg kaya yg disebelah makin buluk ??" Tanyaku dg wajah super duper cerah
"Bisa aja lu cil " ini suara vio
"Ara kenapa lu dandan kaya preman pasar tanah Abang begini sii??" Gerutu asya
"Enak aja dikatain preman ini style you know??" Sungut Ara
"Cuma orang ngg waras yg bilang celana bekas dimakan anjing dibilang style " sarkas  asya
Dan tawa mengegelegar langsung tercipta dari vio dan axsa .
"Iya iya pak ustadz janji ini yang terakhir dehh " ucap Ara tak iklas
"Eh cil lu ngapain dah pake acara pindah ke Bandung??" Tanya vio
"Bukan pindah bro dia diusir om Alex gara² nih tuyul jadi-jadian hancurin mobil kepseknya disekolah " celoteh axsa sambil nunjuk-nunjuk muka Ara
"Buset ra! Knp ngg lu lindes pake range Rover punya bang Edgar aja " kata vio dg senyum jenaka
"Vio Lo jangan ajarin Ara aneh-aneh ntr gue ruqiyah lu!" Sungut asya
"Ehh Ra btw kenalin ini temen gue namanya elvino" kata axsa yg sadar kalo elvino diem aja dari tadi
"Ara " kata Ara singkat
"Elvino" kata elvino dg senyum tipisnya
"Ra lu sekolah sama kita kan??" Pertanyaan absurd itu keluar dari mulut vio
"Iyalah bambank emang mau dimana lagii heh???" Seruku kesal
Vio nyengir mendengar jawaban Ara
Setelah puas ngobrol mereka berlima akhirnya pulang dengan mobil milik axsa.
Posisi di mobil axsa nyetir disampingnya ada elvino sementara dibelakang ada vio dan asya yang mengapit Ara ditengah-tengah mereka
"Ehh ra bang Edgar udah tau Lo ke sini??" Tanya asya yg membuat jantung Ara nyaris jatuh ke lambung Karna Edgar merupakan Kakak yang paling serem menurut dia
Ara meringis menatap asya " heheh belom tau kak "
"Mampus Lo tuyul kalo bang Edgar tau Lo bisa digantung di tiang bendera lapangan sekolah " itu suara setan axsa yg lagi nyetir di depan
"Heh diem lu peranakan Firaun" ara menetralkan napasnya dan disampingnya asya mengelus rambut Ara supaya jelmaan Godzila ini tidak menjambak rambut axsa yg lagi sibuk nyetir mobil. .
"Kak ngantuk" rengek Ara pada asya
"Nyender sini kalo ngantuk " asya menepuk pundaknya
Tak berselang lama Ara tertidur dengan pulas di pundak asya..
Di dalam mobil suasana hening hingga suara elvino memecah keheningan itu
"Itu adek sepupu yg tiap hari Lo ceritain itu sa??"
"Iya cantik kann tapi inget lu ngg boleh deketin adek gue yaaa Lo itu buaya kepala ijo soalnya"
"Siapa juga yg mau deketin preman begitu??" Celetuk elvino
"Lu belum kenal Ara kalo udah kenal gue jamin lu bucin setengah mati sama itu anak" dan tawa seketika keluar dari mulut vio dan axsa
"Jangan sampe itu kuda deketin Ara gue..... " suara asya , belom selesai ngomong udah dipotong vio
"Iya masalah si Dika mah aman Ara ngg bakalan mau sama itu mahluk..."
"Gue jamin Ara juga ngg mau ngomong sama orang lain kecuali sama kita kan karna dia anti sama orang baru"
Asya dan axsa mengangguk setuju mendengar ucapan vio
Saat semua sibuk membicarakan Ara elvino Malah sibuk menatap Ara yang tertidur pulas di pundak asya  lewat kaca depan hingga geplakan maha dahsyat mendarat diatas kepalanya elvino seketika ingin mengumpat tapi setelah melihat pelaku elvino hanya tersenyum canggung...

love is not over Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang