Dino Rey Andova, dia adalah lelaki pertama yang mencuri perhatianku sejak tiga tahun lalu. Orang pertama yang mengatakan hai saat semua orang mengabaikan ku.
Dino adalah teman pertamaku di SMA ini. Aku ingat bagaimana aku sendirian dan Dino mendekatiku dengan dalih ingin berteman.
Aku awalnya tidak tertarik berteman dengan laki-laki, teman laki-laki yang paling dekat denganku hanya kakak, selebihnya aku berteman dengan perempuan. Entahlah, aku hanya menghindari kemungkinan akan timbulnya perasaan di antara kita. Karena di beberapa kasus, pertemanan itu tidak berjalan dengan benar.
Aku memang terlalu berlebihan dalam berpikir yang kadang tidak masuk akal dan lebay tapi inilah diriku. Si tukang overthinking.
Dino yang dulu sangat manis seperti anak kecil jadi kuhilangkan keraguan itu dan mulai berteman dengannya.
Satu bulan berteman dengannya, aku menyadari ternyata Dino orang yang sangat asik dan ramah.
Di kelas nilai kita selalu rata-rata. Kami memang tidak terlalu pandai di bidang akademik, tapi di non-akademik seperti olahraga, kami juara. Ya, aku dan Dino punya banyak persamaan termasuk kegilaan kami terhadap bulutangkis.
Sekolah kami selalu mengadakan pertandingan olahraga, baik antar sekolah maupun saat classmeeting. Di situ kegilaan kami tersalurkan dengan baik, terbukti dengan beberapa piala yang kami dapat. Aku dan Dino selalu menjadi partner dalam setiap kesempatan, itu mengapa sampai sekarang masih bersahabat.
Sayangnya di tahun kedua kami beda kelas. Namun itu tak membuat kami lantas berpisah karena kami masih satu ekskul bulutangkis. Di luar sekolah, Dino suka sekali mengajakku jalan-jalan walau sekedar keliling tidak jelas ataupun pergi menemaniku ke toku buku membeli novel terbaru. Menghabiskan waktu bersama Dino akhir-akhir ini membuat hatiku menghangat, aku merasa nyaman dengannya.
Tapi tiga hari ini Dino seakan menghilang, pesanku ia abaikan dan di sekolah, aku jarang berpapasan. Tidak biasanya Dino seperti ini. Jadi kuputuskan pergi ke kelasnya saat jam istirahat.
Dan pemandangan pertama yang kulihat saat sampai adalah Dino yang bermesraan dengan Jihan. Aku tentu tahu itu Jihan karena dia salah satu murid populer di sekolah. Dino dan Jihan berpelukan di samping meja guru, membelakangi ku. Kuputuskan pergi dari sana secepatnya. Perasaanku sangat tidak nyaman, saat menyadari bahwa detik itu aku menyukai Dino. Sahabatku sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm With Three Boys [On Going]
Teen FictionAku dan tiga pria. Awal yang menyebalkan terjebak friendzone dan kau berusaha move on untuk mendapatkan usaha yang sia-sia. Siapa sangka partner yang ku gunakan untuk pelarian adalah ekskul paskibraka. Dengan ketua yang tidak ramah seperti Satria. ...