Flashback
Sekolah sudah sepi saat Elio baru keluar dari tempat ternyamannya. Rooftop sekolah. Awalnya ada beberapa temannya di sana, namun mereka sudah pergi menyisakan Elio yang masih belum puas dengan batang rokoknya. Dan dia masih ingin merenungi betapa suksesnya dia meniti karir sebagai playboy yang ketampanannya tidak tertandingi.
Ya ... orang narsis memang memiliki kerandoman otak yang sulit dijangkau oleh orang normal. Jadi jangan heran, saat mata Elio melihat bola basket yang tergeletak di lapangan, ia buru-buru mendribble dan memasukannya ke dalam ring. Bermain basket seperti ini saja sudah membuatnya merasa keren. Basket adalah ajang ia tebar pesona. Elio tahu dia keren dan jago, makanya hal itu ia manfaatkan dengan benar. Daripada sok misterius malah jatuhnya kayak wibu.
Sedang asyik-asyiknya bermain, tak sengaja matanya melihat perempuan berkuncir kuda sedang memasuki gudang olahraga. Perawakan dari belakang seperti perempuan mungil dengan bahu kecil tapi agak tinggi. Senyum buaya Elio muncul. Ini tipenya!
Dengan semangat 45, Elio bergerak ke sana kemari mendribble bola, menunjukkan skill yang pro untuk membuat gadis itu terkesan saat nanti keluar dan melihatnya. Namun, anak itu tidak sadar akan tali sepatunya yang lepas dan laju bola yang terlalu cepat hingga sulit ia kontrol. Dan yah ... Elio jatuh menginjak tali dan tersandung bola yang ia pegang sebelum kepala menyusul menghantam ring basket.
Bunyi bedebam yang cukup keras berhasil mengagetkan gadis tersebut. Ia segera lari menghampiri, sedangkan Elio yang melihat pergerakan gadis itu langsung pura-pura pingsan. Mau ditaruh mana mukanya saat jatuh dengan gaya memalukan seperti tadi.
Elio bisa mendengar suara terkejut gadis itu. Kemudian terdengar lagi suaranya mencoba membangunkannya. Elio seharusnya masih bisa tahan dengan aksi pura-pura pingsannya, namun tidak lagi saat tangan gadis itu mengguncang bahunya yang membuat luka di dahinya menjadi sakit.
Ia membuka matanya dan berkata, "Apasih berisik!"
"Kak, itu dahinya berdarah lho. Ayo diobati dulu, Aku bantu," duh perhatian banget. Ini kalau Elio gak lagi nahan gengsi pasti udah disikat.
"Nggak. Gue mau pulang," tapi anak itu masih menjunjung tinggi gengsi karena acara tebar pesonanya gagal dan berlagak sok cuek.
"Kak, bentar deh. Itu diobati dulu nanti langsung pulang kalau udah," gadis itu berusaha membujuk. Kalau begini Elio mana tahan. Jadi ia segera menarik gadis itu ke UKS untuk mengobatinya. Persetan dengan gengsi. Elio hanya ingin pdkt sekarang.
Di dalam UKS, Elio makin tertarik dengan gadis itu, ia seperti pernah melihatnya sebelumnya tapi ia lupa. Setelah ia menanyakan namanya, Elio baru ingat kalau gadis ini pernah memenangkan pertandingan bulutangkis. Dia Dara Anayudha. Elio memang tidak tertarik dengan olahraga itu, dulu dia hanya menonton sebentar dan mengakui kalau permainan Dara memang menakjubkan. Anehnya Dara yang di lapangan tidak semanis ini, mungkin saat itu ia tak begitu memperhatikan.
Sayangnya respon yang diberikan Dara tidak seperti yang diharapkan Elio. Mengira minimal bahwa Dara akan tahu seterkenal apa dirinya di kalangan perempuan, Elio malah harus dihadapkan pada kenyataan Dara tidak tahu namanya. Dan yang paling menyebalkan ... Kenapa Dara malah mengucapkan salam kenal padanya! Itu diluar ekspektasi Elio.
Meskipun begitu, saat di rumah pun Elio tidak bisa menghilangkan nama Dara dalam otak kecilnya. Melihat kebaikan Dara saat menolongnya, dan betapa lugunya gadis itu berhasil membuat dadanya berdesir aneh. Sial. Kenapa dia jadi baperan sekarang!
Entahlah, dia tidak bisa berpikir jernih walaupun setiap hari juga jarang berpikir. Otaknya hanya berputar tentang dia harus menjadikan Dara kekasihnya. Besok harus mulai pdkt! Kepercayaan dirinya harus maksimal mulai sekarang.
Tbc
Part kali ini dikit banget ya. But its oke. Besok akan shaa bikin yang lebih panjang. Tapi sebelum itu jangan lupa vomentnya ya(◠‿◕)
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm With Three Boys [On Going]
Teen FictionAku dan tiga pria. Awal yang menyebalkan terjebak friendzone dan kau berusaha move on untuk mendapatkan usaha yang sia-sia. Siapa sangka partner yang ku gunakan untuk pelarian adalah ekskul paskibraka. Dengan ketua yang tidak ramah seperti Satria. ...