𝟏𝟒. UNESSENTIAL AMENDS

869 147 15
                                    

𝐖𝐀𝐑𝐍𝐈𝐍𝐆. mild swearing, minor injuries.
𝐍𝐎𝐓𝐄. double update because i can lol

 double update because i can lol

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“That’s a dirty move.” Desis kamu tajam sambil memicingkan mata menatap Hwajin.

Hwajin tersenyum manis yang sengaja dibuat-buat lalu menjawab, “We both know if I knock on your door unannounced, you’d kick me out.”

Kamu terus memberikannya tatapan menilai, sementara Hwajin udah puas dengan kemenangannya, cuma menatap kamu dengan merendahkan pandangan.

“Can I come in now?” Tukas Hwajin, memiringkan kepalanya.

“Ain’t no way.”

“Oh c’mon! I’m not gonna do anything other than talking, I promise.”

“That’s the problem, you always talk too damn much.”

“Oh really? Good to know.”

Laki-laki itu nyelonong masuk apartemen kamu. Sementara kamu menarik napas dalam dan mengeluarkannya dengan kasar sebelum menutup pintu kamar, ketika kamu berbalik kamu menemukan Hwajin yang celingukan.

Kamu pada akhirnya nyerah lagi, membiarkan Hwajin sesuka hatinya. Kamu gak bakal menolak apapun yang lagi disuguhkan semesta ini buat kamu, kamu bakal terima aja.

“Did someone send you here?” Ketus kamu dengan nada kesal, melihat Hwajin yang dengan santai duduk di sofa kamu.

“Mhm,” Hwajin bergumam, matanya berkeliling ke seluruh penjuru kamar kamu, mengabaikan pertanyaan yang kamu lontarkan dan malah memberikan kamu pertanyaan balik, “No trap? No weapon?”

Kamu mendengus pendek, “There’s no need for such things.”

“Kamu nggak takut?” Tanyanya dengan penasaran.

“Takut kenapa?” Sahut kamu dengan santai.

“Dimaling orang, daerah sini lumayan rawan ‘kan.”

“Orang mau maling apa? Gak ada yang berharga juga.”

Hwajin menatap kamu yang berdiri di seberangnya, melipat kedua tangan di dada, lalu Hwajin mengalihkan pandangannya ke arah dapur, “Kulkas harganya 7 juta itu.”

Kamu nggak mengikuti pandangan Hwajin, tetap lurus-lurus menatapnya sambil menjawab. “Berharga buat mereka, bukan buat gue. Jadi mau dimaling juga gak masalah.”

“Terus apa yang berharga buat kamu?” Hwajin memiringkan kepalanya sedikit, tertarik dengan balasan kamu yang di luar nalar.

“Orang.” Kamu sahut dengan singkat.

“Tapi ‘kan kamu tinggal sendiri.”

“Exactly. Everyone has been taken away from me, so I’ve got nothing to lose.”

Hwajin nggak tau persis rincian sejarahnya, tapi dia tau secara garis besar bahwa kamu adalah salah satu korban genosida yang tersisa. Dia gak bisa mengukur seberapa tragis hidup kamu.

𝐂𝐀𝐄𝐋𝐄𝐒, na hwajin.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang