Seorang gadis melangkahkan kakinya menelusuri setiap ruang kelas, sambil sesekali berhenti di depan jendela sambil membaca satu persatu nama yg tertera di sana. Sudah beberapa kelas yg ia lalui, namun ia tidak mendapatkan namanya di selembar kertas yg tertempel di jendela itu.
"Tujuhh" ucap seorang gadis sambil menunjuk kelas yang baru saja ia datangi.
"Huft ini udah ruang kelas ke tujuh yang aku datangin" lanjutnya, lalu ia menelusuri selembar kertas yang tertempel di jendela. Satu persatu ia membaca nama yang tertera disana hingga akhirnya berhenti di nomor urut 21.
KANIA AZ-ZAHRA PUTRI.
"YESSS AKHIRNYA" Pekiknya kegirangan, setelah sekian banyaknya kelas yg ia datangi barulah ia menemukan namanya.
Gadis itu terdiam sejenak memandangi pintu kelasnya yang masi tertutup rapat, itu berarti belum ada orang didalam. Ini adalah kelas yang akan ia tempati selama 1 tahun, ia kembali melihat selembar kertas itu membaca satu persatu nama yang akan menjadi teman kelasnya. Ia berusaha menebak nebak siapakah salah satunya yg akan menjadi teman akrabnya, ia juga berusaha menebak apakah teman kelasnya memiliki sifat yang baik. Inilah salah satu ketakutan seorang Kania ketika kenaikan kelas, sistem disekolahnya yg mengharuskan setiap tahun akan mengacak dalam pemilihan kelas.
"Assalamualaikum" ucap Kania, sambil mendorong pintu masuk. Lalu ia menaruh tas dibangku yang ia pilih, ia duduk sebentar sambil memandangi bangku itu.
"Siapa yg bakal jadi teman sebangku aku ya?" Tanya nya.
Sudah hampir beberapa menit ia duduk disana, kelas juga tampak ramai banyak siswa yang merebutkan tempat duduk. Kania semakin merasa tak nyaman, sebab tidak ada satupun yg ia kenal. Lalu ia memutuskan untuk keluar kelas dan menghampiri sahabatnya yg berbeda kelas dengan nya.
Tidak membutuhkan waktu yg lama, Kania sudah tiba didepan kelas sahabatnya ia itu karena tadi ia mendapati nama sahabatnya itu waktu mencari kelas tadi.
"Udah dateng belum ya?" Tanyanya entah pada siapa, ia celingukan mencari sahabatnya itu.
"DORRR" Ucap seseorang mengagetkan kania.
"ASTAGHFIRULLAH" Teriak Kania, ia sangat terkejut ketika iya menolehkan kepalanya ia mendapati sahabatnya itu.
"Nadaa kamu itu bikin kaget tau ga sih" ucap Kania kesal.
"Hahaha, abisnya lo itu kenapa sih celingak celinguk" ucap Nada, ia tidak bisa menahan tawanya.
"Nyariin gua yaa" lanjutnya, sambil menaik turunkan alisnya itu.
"Hiss nyebelin banget" ucap Kania.
"Haha yaudah ah gua mau nyari bangku nih, lo mau ikut gua masuk atau lo tunggu sini?" Tanya Nada.
"Emm aku tunggu sini aja deh" ucap kania.
"Okeii" ucap Nada, baru saja ingin melangkah tangan nya sudah ditarik.
"Jangan lama lama!" Peringat Kania. Yapp dia lah pelaku yang seenaknya menarik tangan Nada.
"Iyaa kaniaa" ucap Nada, ia gemas dengan sahabat nya yg satu ini.
Nada paham sekali bahwa Kania adalah sosok yang tidak mudah beradaptasi, dia sering ketakutan duluan bahkan sebelum ia memulai sesuatu.
"Ayoo" ucap Nada tiba tiba menarik tangan Kania.
"Ihh gausah tarik tarik bisa kan" ucap Kania, ia mencoba melepas tangan yg di tarik oleh Nada. Tapi nihil ia tidak bisa melepaskan nya, Nada sangat menyebalkan ia.
Nada terus berlari sambil memegang tangan Kania, itu membuat Kania mau tidak mau ikut berlari untuk menyesuaikan langkahnya dengan Nada. Tidak lucu bukan jika kania tetap berjalan santai saat Nada berlari sambul memegang tangannya, bisa bisa ia terseret nanti.
"Sampee deh" ucap Nada, lalu ia melepaskan tangan Kania.
"Huftt ga pake lari lari kan bisa Nadd" ucap Kania kesal, bagaimana tidak ia diajak berlari menuruni tangga hanya untuk sampai di gazebo sekolah.
"Itung itung olahraga" ucap Nada.
Beberapa menit berlangsung, kedua gadis itu asik mengobrol tanpa memperhatikan keadaan sekitarnya, mereka tertawa.
Kringggg..kringggg
Bel masuk berbunyi, karena ini adalah hari senin maka para siswa harus mengikuti kegiatan rutin yaitu upacara.
"Ayo kita kelapangan" ajak Nada.
Nada jelas melihat raut khawatir dari wajah Kania, gadis itu terlihat enggan untuk berbaris ke lapangan. Ini dikarenakan ia akan bertemu teman teman barunya, yg Kania tidak tahu bagaimana karakter mereka.
"everything will be fine" ucap Nada, lalu ia menepuk pundak Kania.
Akhirnya Kania sedikit tenang, kekhawatiran nya sedikit berkurang karena ucapan Nada. Lalu kedua gadis itu pun melangkahkan kakinya menuju lapangan.
Setibanya kedua gadis itu dilapangan, Kania mengedarkan pandangan nya disana terdapat papan papan nama kelas. Ia dapat melihat teman teman kelasnya disana, detak jantungnya semakin berdetak tak karuan. Ia gugup, ia takut, ia canggung.
"Gapapa Nia, coba dulu" ucap Nada, lalu mendorong kecil tubuh Kania.
Kania pun berjalan menuju barisan kelasnya, jantungnya tidak berhenti berdetak kencang sungguh ia sangat gugup saat ini.
"Haii, lo satu kelas sama gua kan" ucap seorang gadis menyapa nya.
"Em hai" jawab Kania.
"Gua ga liat lo dikelas tadi" tanya gadis itu.
"Lo keluar kelas tadi yaa?" Lanjut gadis itu karena tak kunjung mendapat jawaban.
"Iya" jawab Kania.
"Nanti lo duduk sama gua ya, harus!" Ucap gadis itu sedikit memaksa.
"Oh iya gua Anita, lo?" Tanya Anita.
"Kania" jawab Kania.
Obrolan mereka pun terhenti karena mendengar intruksi dari petugas, bahwa upacara akan segera dimulai.
Haii haii kalian semua, jangan lupa vote and comment yaa!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
KANIA
Novela Juvenil❗𝑩𝒊𝒂𝒔𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒇𝒐𝒍𝒍𝒐𝒘 𝒔𝒆𝒃𝒆𝒍𝒖𝒎 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒂𝒄𝒂 𝑯𝑨𝑷𝑷𝒀 𝑹𝑬𝑨𝑫𝑰𝑵𝑮 𝑮𝑼𝒀𝑺𝑺 Ini kisah cintaku yang bermula dari kebencian, saling mengejek yang akhirnya saling memiliki rasa. Kisah cinta yang singkat dan sangat absurd, namun sa...