JERITAN MALAM

1 0 0
                                    

Seperti biasa suasana kota di sore hari selalu ramai terutama dihari Sabtu sore, Arul sebenarnya ingin memanfaatkan waktu untuk mencari penghasilan. Adeknya menyampaikan sesuatu kepada Arul yang duduk didepan teras.

"Kak bawain jajan dong, kak. Aku pengen sosis bakar,"

"Iya, kakak juga pengen tapi gimana mau beli , uangnya aja kurang."
Jawab Arul dengan sedikit berpikir dan menikmati teh hangatnya.

Ide baru telah terlintas dipikiran Arul. Entah darimana semua ide anak ini. Sore itu sekitar selesai sholat ashar, Arul berangkat ke jalan besar yang biasa dia lewati dan melakukan sesuatu. Melihat suasana kampung dekat kota serta perlintasan kereta api membuat kawasan rumah Arul ramai setiap harinya.

Ternyata dia ingin mencari penjual sosis bakar di tempat para orang-orang duduk menikmati suasana ramai. Arul seolah-olah melihat keramaian ini adalah hiburan untuk dia mencari rezeki dan titipan Adeknya.

Tiba saatnya dia menemukan salah satu pedagang sosis yang ternyata dia adalah tetangga nya sendiri. Arul pun menghampiri nya tetapi di hentikan dengan suara yg memanggil namanya dengan lantang. Ternyata itu Bu Pudji, dia tetangga sekaligus orang yang sering mengantar jemputan Adeknya.

Pikiran Arul pun bertanya-tanya mengapa dia ada disini.
Bu Pudji mengatakan, bahwa dia butuh tenaga. Arul pun terkejut dengan ekspresi tidak percaya. Semangat yg dilontarkan Bu Pudji dengan di iming-imingi apa yang ingin Arul beli setelah pekerjaan selesai.

Arul pun dengan semangat melakukan apa yang disuruh ibu tersebut. Mengangkat barang seperti kardus isi sembako, kaleng susu, dan karung dengan berbagai macam barang didalamnya semua Arul bawa dengan sigap dan ulet, meski harus berusaha dengan berkeringat dahulu. Arul tetap semangat pada saat itu, tiba di tengah pemindahan barang-barang sisanya Arul di tendang oleh 2 laki-laki berpostur tubuh nya besar dan bertato. Yah, orang seperti ini sudah bisa ditebak. Mereka berdua adalah preman daerah yang sukanya memalak dan mabok-mabokan, salah satu dari preman itu berkata.

"Hei! kau mau apa disini? Bagi duit mu kita sedang lapar ini!"

Arul yg tergeletak karena tendangan keras dari preman itu tidak sempat mendengar perkataan mereka. Preman itu bersih keras untuk  memukuli anak itu. Anehnya orang- orang tidak ada yg menyela penganiayaan ini dan tak sedikit pula yang merekam momen ini.

Tiba saatnya preman itu berhenti dan berkata.

"Kamu ini dengar tidak mana uang mu!"

Entah apa yang terlintas di pikiran mereka sampai-sampai membuat anak babak belur. Ditengah konflik ini tiba-tiba dibelakang preman ini terdengar suara ancaman dari seorang bapak ber jaket hitam. Si Arul dengan mata sebelah yang masih terbuka melihat bapak itu dan teringat di saat dia makan di angkringan itu.

Ternyata dia adalah seorang Aparat Kepolisian daerah setempat. Preman yg membawa Arul menodongkan pisau jika dia mendekat, konflik ini memanas dan banyak orang-orang yang tidak terasa nyaman di situasi saat ini.
Dan ada pula yang memanfaatkan momen ini.

Tiba-tiba ada suara tembakan dari arah belakang preman tersebut dan ada sekitar 4 orang Polisi yg siap menangkap preman itu. tidak hanya kasus pencurian pemalakan dan judi serta penganiayaan anak, preman itu tenyata terkena kasus narkoba.

Pembubaran serta Arul dibawa di puskesmas setempat. Syukurlah Arul hanya mendapat beberapa pukulan dan tendangan yang tidak serius cideranya. Akhirnya Arul pulang diantarkan oleh bapak Aparat Kepolisian itu kerumah, tak lupa berbincang tentang kehidupan anak itu.

SORE TUGU PANCORANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang