KETAKUTAN_
Beberapa hari setelah kejadian itu, Arul memulai keseharian dia sebagai seorang pemulung. Suara kendaraan berlalu lalang di sekitar kota.dia kali ini menyempatkan diri ke alun - alun untuk membeli buku untuk adik nya.
Diterik panas matahari, pukul 13.35 Arul masih berkeliling kota. Dia berharap bisa mendapatkan uang yang cukup untuk membeli buku. Dalam hati Arul berbicara,
"Panasss,,,,, aku pengen beli es"
"Tapi gimana yah? Takutnya uangnya nggk cukup"
Sambil istirahat di depan CAFFE. Melihat anak seumuran berseragam rapi, duduk di kursi dan meja penuh menu.MEMBAYANGKAN ANAK - ANAK JAMAN SEKARANG HIDUP DIDAMPINGI DENGAN GADGET , SEMENTARA DISISI LAIN ADA ARUL YANG HARUS KERJA UNTUK MENDAPATKAN SESUAP NASI UNTUK ADIK"NYA
Duduk dibawah lantai keramik, di tambah aroma sedap dari dalam ruangan. Arul hanya bisa membeli es di pinggiran jalan dan menurutnya cukup untuk menutupi kecapekan nya. Dia pun lanjut pergi ke
Tempat setor botol-botol.Perjalanan pulang, berjalan perlahan, santai di sore hari sambil menikmati pemandangan gedung-gedung di sekitar lokasi alun - alun.dia sedang melihat para penjual setempat dengan terkagum - kagum tetapi.....
DALAM BENAK PIKIRNYA IA MENGATAKAN PASTI INI MAHAL DAN UANG NYA TIDAK CUKUP
Berjalan terus mencari penjual buku, ia mencari dengan hati - hati. tiba tiba ada anak yang mendorongnya hingga jatuh.
Sampai orang - orang disekitarnya melihatnya. Anak itu dengan raut wajah
Gelisah dan panik, tetapi anak itu sempat mengatakan apakah Arul baik baik saja, dan membantu dia berdiri. Tetapi anak itu dengan penuh ketakutan lari dari tempat itu
KAMU SEDANG MEMBACA
SORE TUGU PANCORAN
Non-Fictionsuara hujan yg deras disertai angin di siang hari Suasana kota yang sedang macet parah. Orang - orang pergi berkumpul ditempat teduh , Andai saja mereka bisa "membantu" satu sama lain. Waktu terus berjalan hingga adzan ashar berkumandang, para pe...