Bab 3

19.4K 1.5K 134
                                    

***

Anna masuk ke dalam kamar dan menguncinya, tubuhnya langsung merosot dan tangisannya pun pecah. Oh Tuhan yang benar saja ia baru saja dibentak oleh Dewa, Dewa yang berstatus sebagai suaminya. Padahal selama ini Anna tak pernah menerima perlakuan kasar sekalipun. Ayahnya bahkan selalu memanjakannya sejak kecil, tak pernah sekalipun membentak-bentaknya seperti ini.
Anna tentu saja merasa amat sakit hati, tak terima dan merasa sangat terhina atas perlakuan Dewa padanya.

"Hiks, Awas kamu pak tua, kamu pikir aku gadis lemah yang bakalan diem aja kamu tindas kayak gini ha? Kamu pikir kamu bisa berlaku seenaknya terus-terusan sama aku? Sekarang permainan baru dimulai, aku bersumpah akan membuat kamu jatuh cinta sama aku dan bertekuk lutut dibawah tekananku." Wajah Anna kini tampak berapi-api, penuh dendam dan penuh akan ambisi. Meskipun tujuannya menikah dengan Dewa karena demi uang, namun Anna tentu tidak akan terima jika suaminya itu memperlakukannya selayaknya orang asing seperti ini.

Bagaimana mungkin Dewa bisa menganggapnya orang asing dan orang lain padahal mereka berdua sudah menikah. Kenapa pria tua itu begitu sangat kejam dan tak punya perasaan seperti ini. Padahal Anna sudah mencoba bersikap baik dan berusaha menjadi istri yang baik untuk Dewa, namun sepertinya pria itu tak menginginkannya sama sekali.

***

Steven kini menatap wajah Diora dengan takut-takut, pasalnya Diora terus menatapnya dengan tatapan tajam. Namun karena melihat sang opa memarahi amanya, Steven tentu saja merasa tak tega dan ingin mengadukan Diora kepada Dewa.

"Ambilkan Steven minum Diora cepat!" Titah Dewa pada Diora.

"Baik pa." Diora pun segera menuju dapur untuk mengambilkan putranya minum.

Steven tampak menangis dalam diam, dan hal itu pun membuat Dewa merasa cemas.

"Stev ada apa? Kenapa kamu malah nangis? Anna berbuat apa sama kamu?" Tanya Dewa pada sang cucu.

"Mama yang jahat opa... Hiks hiks."

"Mama jahat bagaimana maksud kamu?"

"Mama tadi pagi cubit aku, katanya aku nggak boleh dekat sama Ama, padahal aku suka sama Ama, Ama baik sama aku. Terus waktu Ama mau pergi belanja, aku ikutin dia terus masuk ke mobilnya. Aku maksa ikut, aku mau ikut Ama opa... Maafin aku..." Dewa pun langsung terkesiap, ia tahu betul jika cucunya tidak pernah berbohong. Jika sudah begini, lantas apa yang sudah ia lakukan pada Anna tadi, kenapa ia begitu jahat dan kasar pada istrinya? Dewa sudah sangat keterlaluan pada Anna.
"Kenapa hiks, kenapa opa marahin Ama? Ama nggak salah opa, kenapa opa jahat sama Ama?" Tangisan Steven pun semakin terdengar memilukan, bocah enam tahun itu tak peduli meskipun Diora memarahinya nanti. Ia lebih takut Anna menjauhinya daripada kena marah oleh Diora.

"Pa! Papa lebih percaya sama ucapannya Steven? Dia masih kecil pa... Bisa aja dia bohong." Seru Diora yang baru saja datang dari arah dapur.

"Diam kamu!" Suara Dewa yang berat dan penuh amarah membuat Diora langsung mengatupkan bibirnya. "Papa sudah pernah bilang sama kamu dan Damian kalau papa paling benci jika kalian sampai menerapkan kekerasan fisik untuk mendidik anak-anak kalian. Apa kamu lupa? Atau memang pura-pura lupa Diora? Kamu itu anak tertua, harusnya kamu lebih mengerti dan bisa memberikan contoh. Tapi hari ini, kamu benar-benar sudah membuat papa merasa bersalah dan malu kepada Anna. Dan asal kamu tau, Steven tidak mungkin berbohong pada papa. Papa tau betul siapa cucu papa, dia masih sangat kecil, mana mungkin dia bisa merangkai kebohongan seperti itu."

"Tapi pa..."

"Kalau kamu masih bersikap keras pada Steven dan bersikap kurang ajar pada Anna, maka silahkan kamu pergi dari mansion papa. Silahkan kamu kembali pada Thomas."

Marry Mr. Old (Pindah Ke Dreame/Innovel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang