5. Mengenal Sosok Ayah

53 14 2
                                    

Sebelum pernikahanku, aku diperkenankan untuk bertemu Duke Halard alias Ayah Ellena, di penjara bawah tanah. Namun, Carol bilang Kak Elliot ingin menemuiku terlebih dahulu. Katanya ada sesuatu yang ingin dibicarakan.

"Sudah menunggu lama, Ellena?" sapa Kak Elliot segera setelah masuk ke kamarku.

"Tidak. Justru Kakak datang lebih cepat daripada yang kuperkirakan."

Tangan Kak Elliot kemudian terulur mengusap puncak kepalaku. Kebiasaan yang selalu dia lakukan tiap bertemu denganku. Aku pun mulai terbiasa dengan hal tersebut sampai hafal.

"Bagaimana pertemuanmu dengan Yang Mulia?" tanyanya.

"Biasa saja."

Tanpa aku menjawab pun, Kak Elliot pasti sudah tahu bahwa tidak ada sesuatu yang spesial. Namun, akibat hal itu, saat ini Kak Elliot malah merasa heran. Pasalnya Kak Elliot pernah bertemu Kaisar secara langsung. Oleh karena itu, Kak Elliot bisa mengatakan tanpa ragu bahwa Kaisar adalah makhluk buruk rupa.

Aku tidak tahu cerita detailnya bagaimana mereka bertemu. Kaisar hanya bertemu orang-orang tertentu saja, tetapi dari yang aku tahu dari Carol, Kak Elliot bekerja di istana sebagai pemimpin pasukan. Tidak heran jika Kak Elliot bisa bertemu dengan Kaisar secara langsung.

"Apa tidak ada pembicaraan soal Ayah?"

Aku menggeleng.

"Baguslah. Aku sudah mengatakan pada Damian untuk tidak membahas masalah Ayah denganmu karena kau tidak ada sangkut pautnya."

"Kau tidak perlu sampai begitu, Kak," kataku sedikit tidak enak. Kak Elliot sangat memikirkan diriku.

"Apa kau tidak takut pada Kaisar?"

Sebuah gelengan kembali kulontarkan sebagai jawaban. Lalu berujar, "Tidak terlalu, sih. Beliau memang berbeda dengan manusia kebanyakan. Tapi apakah tidak terlalu jahat kalau menjulukinya buruk rupa?"

"Astaga ..."

Kak Elliot terlihat kebingungan harus membalas perkataanku seperti apa. Padahal aku hanya mengatakan yang sejujurnya. Bahkan sekarang aku sedikit menyesal karena pernah berpikir bahwa Kaisar pantas dikutuk. Kalau dipikirkan lebih dalam lagi, Kaisar mungkin juga tidak ingin menjadi anak dari seorang pemimpin yang keji.

"Ellena, aku tahu kau memang berhati lembut. Aku tahu kau juga tidak pernah berkata buruk tentang orang lain. Kau bahkan menyetujui pernikahan dengan Yang Mulia tanpa berpikir panjang. Tapi kau tidak perlu sampai berpura-pura tidak takut pada Kaisar. Kau bisa katakan yang sejujurnya padaku," ucap Kak Elliot. Aku paham kedatangannya saat ini pasti untuk menghiburku selepas berjumpa dengan Kaisar. Berjaga-jaga jika sesuatu yang buruk terjadi padaku.

Aku tertawa kecil. "Tidak, Kak. Aku sungguhan. Kaisar tidaklah seburuk itu. Lagi pula kutukan itu akan hilang, kan?"

"Apa aku yakin Ellena? Kutukan itu akan hilang hanya jika kau mencintainya dengan tulus."

"Aku akan mencintainya, Kak."

"Ellena ..., cinta itu bukan permainan."

"Aku tahu, Kak." Kuambil kedua belah telapak tangan Kak Elliot, lalu kusatukan. Aku menggenggamnya erat. "Aku rasa semua orang layak untuk dicintai. Termasuk Kaisar. Jadi aku akan mencintainya, karena hanya dengan cara itu aku dan Ayah akan selamat, kan?"

Rencanaku kini bukan balas dendam lagi atau sekedar menyelamatkan diri dari menara pengasingan. Meski aku tidak tahu apakah Ellena akan kembali lagi atau tidak, tetapi aku ingin hidup dengan lebih baik selagi berada di tubuh ini. Aku harus menyelamatkan Ayah Ellena. Beliau sudah pasti tidak bersalah. Tidak mungkin seorang ayah bisa memikirkan pemberontakan saat putrinya tengah sekarat.

The 7th EmpressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang