18.

3.7K 242 22
                                    

Komen and votenya!

"Makannya pelan pelan lo kayak dikejar rentenir aja gabisa santai"

Penghuni rumah itu baru saja melangsungkan sarapan pagi mereka. Sejak tadi Haikal terlihat tergesa gesa sampai Karina pun ikut bingung melihatnya.

"Gue mesti buru buru rin, mau anterin neng Gisel ke kampus soalnya"

Chandra mendelik "Idieh najis banget gue liatnya" cibirnya pada Haikal

"Berisik lo, ntar ga gue restuin lo sama adik ipar gue" balas Haikal

"Dih baru nganter Gisel aja udah berasa paling ipar" balas Chandra tak mau kalah.

Rendy yang sedari tadi makan dengan tenang pun ikut kesal mendengar keributan seperti ini setiap mereka sedang sarapan.

"Lo berdua bisa diem ga sih? Berisik amat ga cape apa tuh mulut ngomong mulu" tegur Rendy

Haikal dan Chandra kini beralih melirik Rendy yang tiba tiba saja mengomel. Keduanya mendelik bersamaan.

Karina yang sudah lelah mengurus para bujang itu hanya bisa tersenyum pasrah lalu menghela nafasnya "Yang jaga cafe pagi ini siapa?" Tanya nya

"Jaidan sama Haikal sama Chandra" jawab Rendy.

"Jai, lo jangan terlalu kecapean deh luka lo itu kayaknya belum sembuh total. Jadi kalau kerja jangan dipaksain" kata Karina pada Jaidan yang duduk tepat berhadapan dengan dirinya.

Jaidan tersenyum lalu mengangguk "Iya rin, ga terlalu cape kok santai aja" balasnya

Sedetik kemudian suara sendok yang sengaja dibanting di piring mengalihkan perhatian mereka semua.

"Jev kenapa? Masakannya ga enak?"

Jevan melirik sinis Jaidan sekilas, lalu menarik tangan Karina agar beranjak dari sana "Ayo pergi" tekannya. Karina yang kebingungan langsung menyambar tas serta handphonenya yang berada dimeja makan.

Melihat kejadian itu, Haikal dan yang lainnya hanya bisa terdiam dan menatap keduanya dengan wajah penuh tanda tanya. Tidak biasanya Jevan terlihat emosi saat sedang sarapan begini.

"Jev bentar.." Karina berusaha agar dirinya bisa menyamakan langkah Jevan yang terburu buru.

Perempuan itu menghela nafasnya lalu dengan mengumpulkan keberanian akhirnya ia menghempas tangan Jevan dari pergelangan tangannya "Jev lepasin" katanya.

Jevan menoleh melirik tangan nya yang dihempas Karina begitu saja lalu beralih menatap gadis itu.

"Kamu kenapa sih" kata Karina pada Jevan yang masih diam menatapnya.

Lelaki itu lantas mengenyitkan dahinya "Kamu yang kenapa Karin" balas Jevan

"Jevan ada apa? Jangan emosi dulu aku ga ngerti kamu kenapa" ucap Karina yang sekarang sedang memasukkan handphonenya kedalam tas miliknya

Jevan mengusap wajahnya kasar "Seharusnya kamu ga perlu seperhatian itu sama Jaidan. Kamu ada hubungan apa sama dia?" Tanya nya tiba tiba

Karina mengernyitkan dahinya lalu menghela nafasnya, Jevan mungkin sedang tidak mood sekarang, itu artinya ia harus lebih sabar "Jaidan itu lagi sakit aku cuma gamau temen temen kamu sakit selama dirumah aku. Aku juga punya rasa kemanusiaan Jevan, biar gimana pun Jaidan dan yang lainnya tetep harus aku perhatikan" terangnya, Jevan masih menatapnya lekat.

"Kamu ga perlu perhatian sama mereka, mereka bisa jaga diri sendiri"

"Bukan gitu maksudnya"

"Terus gimana? Kamu suka kan dideketin banyak cowo kayak gitu?"

Our Home || End.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang