sulung dan bungsu

176 25 0
                                    


Kini terlampau 10 tahun lamanya berlalu dan anak-anak Megantara itu sudah mulai beranjak berumur.

Hari ini adalah hari pertamanya Senja alias si bungsu untuk memasuki sekolah menegah atas atau biasa masyarakat sebut dengan SMA.

"Id card abal-abal udah,topi udah, alat tulis menulis udah, ini udah, itu udah,oke sip udah semua!", Senja mengecek ulang isi tasnya yang akan ia bawa, takut jika ada yang tertinggal atau terlupakan.

Merasa sudah lengkap dan siap, kini yang harus dilakukan Senja selanjutnya adalah pergi sarapan atau nanti perutnya akan lapar saat di sekolah.

Saat sampai di meja makan terlihat hanya ada Mentari,ayah,dan bunda. Kedua kakak laki-lakinya itu tak terlihat batang tubuhnya,entah kemana.

"Pagi semuanya hadirin hadirat!!", sapa Senja di pagi hari yang cerah ini.

"Pagii..sini duduk samping kakak", Mentari menarik kursi di sampingnya untuk Senja duduki.

"Makasihhhh..", ucap Senja ketika sudah duduk manis di kursinya.

"Ini kak Langit sama kak Bintang kemana? kok nggak ikut sarapan?", tanya Senja disela-sela ia mengambil nasi dari dalam bakul.

"Mereka udah berangkat duluan tadi, katanya sih ada urusan di sekolah", jawab bunda santai.

"Alibi aja,mereka berangkat duluan tuh biar bisa ngalus sama adik kelas yang baru", cibir Mentari yang sudah hapal dengan sifat adik kembarnya itu terutama si Langit.

"Hush.. nggak boleh gitu, kan siapa tau emang mereka ada urusan di sekolah,kamu ini su'udzon aja sama adiknya", tegur ayah tak suka, iya ayah tuh nggak suka anak laki-lakinya di jelek-jelekin.

"Hemm..iya deh,oh iya Senja nanti kamu berangkat bareng kakak kan?", Tanya Mentari pada Senja yang hendak memasukan makananan ke mulutnya namun tidak jadi karena dirinya bertanya.

"Iya,emang mau sama siapa lagi selain sama kakak?", Jawab Senja dan segera memasukkan makanan tersebut kedalam mulutnya.

Dan setelahnya tak ada percakapan diantara para anggota keluarga itu dan setelah sepuluh menit menyelesaikan sarapan pagi, satu persatu dimulai dari ayah pergi untuk berangkat berkerja dan kini giliran Mentari dan Senja yang harus berangkat ke sekolah.

Sebelumnya, keduanya akan dan wajib berpamitan kepada sang ibu sebelum pergi.

"Berangkat dulu ya bunda, Assalamualaikum", ucap Mentari dan ia pun menyalami tangan sang ibu diikuti Senja di sampingnya.

"Waallaikumsallam,di sekolah belajar yang bener ya kakak biar bisa masuk ilmu yang disampein gurunya dan buat adik karena hari ini hari pertama masuk harus selalu tertib aturan ya, jangan sampai kena hukum. bunda nggak mau anak bunda harus capek-capek kena hukuman,ya sayang?", petuah bunda itu diangguki kepala oleh Mentari dan Senja.

"Siap bunda!!", Jawab Senja riang.

Lalu setelahnya dua kakak beradik itu mulai menaiki motor yang dikendarai oleh sang kakak, tenang saja Mentari sudah dapat SIM jadi aman terkendali.

Di perjalanan menuju ke sekolah tiba-tiba saja Senja menepuk keras bahu sang kakak dan menyuruhnya untuk berhenti.

"Kenapa dek?!", Tanya Mentari sedikit menaikan nada bicaranya agar terdengar jelas karena keduanya memakai helm.

"Ituu...ada kucing kak", dan penyebab nya adalah kucing.

Mentari memutar bola matanya,ternyata hanya karena seekor kucing yang sedang duduk terdiam di depan ruko yang tutup adiknya itu memberhentikan dirinya dengan paksa.

"Terus diapain?", tanya Mentari jengah.

"Kasian tau kak, kayaknya kucing terlantar,bawa pulang aja ya kak?", Lihat,Senja aneh-aneh saja memang.

"Nggak!kamu nggak nyadar ini udah jam berapa?kita bisa telat kalau harus ambil tu kucing dan balikin ke rumah kita", terkadang Mentari kesal.

Mentari sudah akan menghidupkan motornya kembali namun lagi-lagi Senja menepuk pundak nya.

"Bentar kak bentar,aku ada ide,kakak tunggu disini sebentar ya aku mau ambil kucingnya", Senja dengan cepat turun dari motor dan menghampiri kucing itu.

"Heh!kita bisa telat Senja!", Omel Mentari kepada sang adik.

Dia ini terkadang suka kesal dengan sifat Senja yang tidak tau waktu, sebenarnya dia tak masalah jika harus telat karena hari ini pasti juga masih jamkos mengingat masih hari pertamanya masuk ajaran baru tapi bagaimana dengan Senja? adiknya itu bisa dihukum kalau telat semenit saja.

Tak lama kemudian Senja kembali dengan menggendong kucing tersebut di dekapannya.

"Senja,mau kamu apain sih kucingnya?", Tanya Mentari penasaran.

"Mau aku bawa ke sekolah", jawaban Senja mampu membuat Mentari melotot tak mengerti.

"Kamu ini... buat apa dibawa ke sekolah?lagian gimana caranya kamu bisa bawa?kamu jangan aneh-aneh ya Senja!", Tutur Mentari.

"Gini kak kasian kalau kucingnya sendirian,jadi karena kakak nggak mau balik aku bawa aja kucingnya ke sekolah,tenang aja kucingnya aku masukin tas kok nanti resletingnya aku buka dikit biar dia bisa napas", jelas Senja.

"Yaampun.. terserah kamu deh, cepet naik nanti keburu telat!", Mentari membiarkan Senja membawa kucing tersebut,dia hanya berharap kucing itu tak menyusahkan adiknya nanti.

💜🐶🦊🌙

Kini,Senja dan Mentari sudah sampai disekolah mereka,untung saja mereka tidak telat dan mempunyai waktu lima menit lagi sebelum bel masuk berbunyi. Oh iya,tadi keduanya sempat berpas-pasan dengan Langit di depan gerbang sedang berdiri sok kece (meskipun kece beneran) bersama teman-temannya,tapi disana mereka tak melihat Bintang,entah kemana dia.

"Kamu nanti kumpul di lapangan dulu kan ya?", Mentari bertanya seraya mencopot helm nya.

"Iya,katanya sih nanti disuruh kumpul di lapangan terus upacara pembukaan MPLS dan setelahnya nggak tau deh belum dikasih info", jelas Senja sejelasnya.

"Yaudah sana cepet ke lapangan,oh iya jangan lupa kalau laper bekalnya dimakan", tutur Mentari lembut.

"Siap!!", Senja berkata seraya membuat gestur hormat kepada sang kakak.

Mentari terkekeh pelan,"bagus!"

Meoww...meoww...

Tiba-tiba saja suara kucing terdengar dan keduanya baru sadar kalau Senja membawa seekor kucing didalam tasnya.

"Yakin nggak mau dilepas aja?", Mentari menatap sang adik.

"Nggak deh,nggak apa-apa kok,tadi cuma ngeong doang. Udah pokoknya kakak tenang aja,aman kok!", Senja harap kakaknya tak lagi khawatir perihal dia membawa kucing ini.

"Yaudah,kalau gitu kakak ke kelas dulu. Kamu kalau ada apa-apa atau perlu apa hubungin kakak atau si kembar, oke?", Tutur Mentari.

"Okey!", Setelah itu Senja dan Mentari bersama-sama meninggalkan parkiran dan berjalan berbeda arah dari Mentari yang menuju kelas barunya dan Senja menuju lapangan luas sekolah barunya yang sepertinya sudah ramai orang itu.













_____________________________





Salam cinta untuk kalian🤍

Megantara'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang