Abang Minta Maaf

8 0 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dibalik marahnya abang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dibalik marahnya abang.

Ketika mendapat pesan itu yang Yevo fikirkan adalah mengubungi sekretaris Nara dan secepatnya menemui adiknya. Tetapi bahkan kakinya tidak sanggup menompang berat tubuhnya. ia terjatuh ketika hendak membuka pintu ruangannya, kaki kokoh itu melemas, pundak kokoh itu luruh, Yevo menangis tanpa suara. Hatinya luar biasa sakit. Sambil membaca deret kata di laporan yang dikirimkan untuknya, Yevo menangis hingga sesak napas.

Adek maafin abang yang ga bisa menjaga kamu sama sekali.
Maafin Abang yang bahkan ga tau kamu harus menghadapi kesakitan sebesar itu.
Maaf adek, abangmu ini tidak sempurna.

Yevo merasa seluruh kekuatan dan kepercayaan dirinya diambil paksa, ditarik dari tubuhnya secara tidak manusiawi hingga tak meninggalkan sisa. Pada faktanya kakak laki-laki yang selalu berusaha membahagiakan adik kesayangannya itu, harus merasakan rasa gagal yang paling fatal.

Setibanya di gedung itu, Yevo langsung berlari ke arah lift, menempelkan kartu akses agar segera sampai pada tujuan. berdoa semoga ia bisa mengontrol diri, berdoa agar semua ini hanyalah prank akal akalan adiknya.

setibanya disana tuhan tidak menjawab doanya, semuanya benar. Nara menjelaskan semuanya secara runut, sangat jelas ditelinganya sampai dia bingung harus bicara apa.

"besuk adek bakal ngomong sama kak xav."

Yove masih diam, Nara bergerak gelisah di tempat duduknya, Jina yang tidak tahan pun akhirnya membuka suara.

"Abang...." Ucap Jina pelan sambil memegang lengan Yove.

"Sebentar, sayang" Yove menghindar, ia berdiri berjalan ke arah balkon. jeevesh dan Ravin mengikutinya.

"Rokok bang?" ucap Ravin

Dalam diam Yove mengambil sebatang tembakau itu dan mulai menyalakannya, menghisapnya sambil menghela nafas lelah.

"Pelakunya diapain?" tanya Yove pada dua laki-laki lain, yang ikut berdiri di sebelahnya.

"Udah masuk bui, udah beres."

"Cowok itu temen kalian kan?"

"Iya bang."

lagi hening, Yove menghisap lagi rokok itu, memenuhi paru-parunya dengan asap.

"Apa yang dimau Nara, kita turuti." putusnya akhirnya.

Setelahnya mereka bertiga masuk ke dalam ruangan kembali, menyusun rencana untuk memberi tahu Xavier apa yang seharusnya ia tahu.

Bhagavad Gita Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang