I'm Not My Mistake

6 0 0
                                    

langsung dijawab doa xavier oleh tuhan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

langsung dijawab doa xavier oleh tuhan

langsung dijawab doa xavier oleh tuhan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perempuan itu duduk dengan gelisah di bangku taman, di depannya terdapat Ipad yang menampilkan video yang siap untuk diputar, lalu disebelahnya lagi ada kotak hitam dengan isi yang dapat menjawab semua pertanyaan lawan bicaranya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perempuan itu duduk dengan gelisah di bangku taman, di depannya terdapat Ipad yang menampilkan video yang siap untuk diputar, lalu disebelahnya lagi ada kotak hitam dengan isi yang dapat menjawab semua pertanyaan lawan bicaranya.

Laki-laki itu berjalanan dengan gugup sedangkan teman-temannya melihat dari jauh dengan perasaan gugup juga. mereka tau kemana arah pembicaraan ini.

"Gimana Nara?" Xavier langsung duduk dan bertanya walau ia gugup setengah mati.

Tanpa banyak bicara perempuan itu memberikan ipad dan kotak hitam tersebut.

"Diliat dulu, kak."

Xavier dengan sedikit bergetar membuka kotak dihadapannya, seketika badannya melemas melihat isinya. USG fotographyc and testpack yang terdapat dua garis yang berarti positive. Tangan yang bergetar itu mengambil foto itu, pupil matanya bergetar menatap gambar itu kemudian menatap perempuan dihadannya.

"it was me, the one who broke you?" Suara bergetar dan mata yang berkaca itu menatap dengan tatapan terluka.

Perempuan itu hanya bisa tersenyum menatap laki-laki dihadapannya.

"No, is not your fault. tidak ada yang merusak disini."

Nara berdiri, mendekat ke arah laki-laki yang menangis itu. Menggapai tubuh yang jauh lebih besar dan tegap darinya itu untuk dipeluk.

"You didn't break anyone, remember that."

"Tidak akan ada yang memaksa kamu untuk bertanggung jawab, termasuk saya. Kamu bebas memilih dan saya akan hormati keputusan itu. Tidak apa-apa saya sanggup."

"kak, saya ngasih tau bukan ingin meminta pertanggung jawaban atau malah ingin memberatkan kakak. Saya ingin tau bahwa ada sesuatu yang tumbuh di dalam saya dan itu berhubunngan dengan kakak, karena itu hak kakak untuk tau."

Nara mengusap pipi penuh air mata itu, membawanya pada tatapan teduh miliknya.

"And it is his right to find out who his father is. Tidak akan ada yang memaksa. jangan khawatir."

Mata yang biasa melihat dengan tatapan tajam itu kini penuh dengan air mata. Menatap sang puan dengan tatapan putus asa dan bingung. Sedangkan si puan hanya bisa tersenyum sambil terus mengusap air mata yang mengalir di pipi si lelaki. Tidak ada yang tau bahwa perempuan itu menekan egonya kuat-kuat agar tetap bisa berdiri kokoh dan tegak untuk memperjuangkan kebahagiaan semua orang.

Bhagavad Gita Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang