2| Diga

9 6 0
                                    


Happy Reading!

Shalla tau akhir-akhir ini ia cukup sibuk menulis karena akan hiatus selama bulan Ramadhan. Jadi ia tak sempat keluar bahkan hanya untuk kerumah Bunda Ratih. Ia tak tau kabar apapun, bahkan Tentang kabar kepulangan Tama yang akan menetap selama Bulan Ramadhan dan juga Kabar bahwa Bunda membeli sendal yang sama dengan Mamahnya karena merasa nyaman saat mencoba nya.

Dan Shalla sungguh menyesal baru mengetahui itu sekarang.

Sialan sekali. Ia benar-benar sudah tidak punya muka lagi di hadapan Tama.

"Udah kamu pake sendal saya aja."

Shalla mengangkat sedikit kepalanya yang sedari tadi tertunduk lalu dengan cepat menggeleng. "Enggak usah. Aku udah biasa pulang nyeker kok."

Seakan belum cukup di buat malu karena sudah mendebat Tama. Kini Shalla juga harus di buat terlihat mengenaskan karena hendak pulang tanpa mengenakan alas kaki alias nyeker.

Shalla memang sering pulang Tarawih bertelanjang kaki karena sendalnya sering ilang. Tapi tetap saja rasanya sangat mengenaskan saat kini Tama melihat keadaannya.

Ingin rasa nya Shalla menyalahkan Papah nya yang asal membawa Pulang sendal yang ia pake. Tapi ia tahu itu bukan sepenuh nya salah papahnya. Salahkan lah para Bocil tengil yang suka main lempar sendal!

Kamu juga pernah ikutan

Shalla mengumpat dalam hati saat pikirannya menyuarakan hal itu. Ya, dia juga pernah ikutan dan memang main lempar sendal itu sangat menyenangkan. Untuk pemainnya bukan untuk korbannya.

Tama membuka sendal yang ia pake lalu meletakannya di hadapan Shalla. "Pakek."

"Tapi nanti Bang Tama gimana?" Cicit Shalla masih dengan tertunduk.

"Ya enggak gimana-gimana. Saya bisa pulang tanpa pake sendal. Kaki saya kuat kok."

Sementara Sahrul yang sedari tadi menyaksikan kedua orang dewasa itu menghela nafas jengah. "Kalian mau di sini nyampe tengah malem? Kalo gitu aku pulang duluan aja."

Sahrul sudah berbalik tapi langsung di cegah oleh Shalla.

"Bentar lah Rul. Gak solid banget!"

Enak aja mau ninggalin dia berdua doang sama Tama, bisa mati canggung dia.

Dengan terpaksa akhirnya Shalla menatap Tama. "Beneran gapapa?"

Tama terkekeh kecil. "Pulang gak pake sendal gak akan bikin saya mati Shalla. Lagian kamu bilang sering pulang tanpa pake sendal, kalo kamu aja bisa kenapa saya enggak?"

"Kak Shalla gak usah jaim deh. Biasa nya juga suka pake sendal aku tanpa bilang." Celetuk Sahrul, dia sedikit terganggu melihat Shalla yang biasanya bar-bar kini terlihat kalem dan malu-malu alay.

Shalla melotot. Ini bocah kalo ngomong suka gak di filter. Image nya di depan Tama sudah buruk loh, jadi gak usah di tambah-tambahin.

setelah beberapa kali menolak dan Tama tetap memaksa akhirnya Shalla menyerah dan memakai Sendal itu.

Sepanjang perjalanan Shalla terus menjaga jarak aman dari kakak beradik itu, tidak memperdulikan tatapan bertanya Tama dan cibiran julid Sahrul, ia tetap mempertahan kan jaraknya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 01, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jodoh Ketemu RamadhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang