Di Inazuma modern, tidak memiliki pasangan hidup bukan lah sesuatu yang aneh dan buruk. Melainkan sesuatu yang hal lumrah, bahkan untuk seorang Tomo, salah seorang pekerja kantor yang sudah menginjak usia 37 tahun di salah satu kantor swasta di wilayah distrik Ritou.
Biasanya dia acuh jika teman sepantarannya yang cerewet dan bermuka playboy ini mulai menceritakan lika liku kisah cinta romansa nya ke Tomo. Jangankan untuk perduli, masuk kuping kanan saja tidak. Saking Tomo tidak mau mendengarkan keluh kesah Childe tentang hubungan romance. Karena dia sudah tahu, pasti Childe yang duluan memutuskan hubungan di antara mereka dengan berbagai macam alasan yang menurut Tomo, sangat sepele.
Namun, semua itu berubah ketika Tomo tidak dapat membeli minuman produk kolaborasi terbaru berupa boba-milk. Di karenakan salah satu syarat untuk membelinya adalah anda harus memiliki pasangan. Dalam artian berpacaran.
Childe tertawa terbahak bahak saking bahagianya ketika Tomo menjelaskan apa yang terjadi kemarin pada dirinya.
"Sesekali kau harus mencoba menjalin hubungan, Tom." Ucap Childe dengan nada serius. Menatap wajah temannya, "Atau, kau akan menjadi sadboy kesepian sepanjang sisa hidup mu."
"Kalau kesepian enaknya pacaran, atau ngewibu? Tapi kalau ngewibu punya waifu gepeng."
Childe masih tertawa. Dengan tertawa yang sama seperti sebelumnya. Tawa meledek Tomo.
"Tau tidak tentang hibrid?"
"Tau." Jawab Tomo pendek.
"Beli itu saja."
Tomo memasang wajah menjulid ketika mendengar saran tidak jelas dari Childe, lelaki bersurai orange cerah itu menyeringai.
"Kau tidak akan rugi."
"Apa untungnya itu coba? Buang buang uang yang ada. Mending beli tiket jalan jalan ke negara negara di benua Eropa."
"Kau bisa memiliki budak sex seumur hidup tanpa perlu keluar uang setiap pengen." Lanjut Childe dengan nada sing a song. Yang langsung di pukul pelan oleh Tomo menggunakan kumpulan draf laporan yang belum dia serahkan ke atasan.
"Maksudku, dia juga bisa jadi babu tanpa upah. Bukan kah penawaran yang mantap?"
Tomo masih tetap dengan pendiriannya.
"Aku temani ke 'tempat khusus' untuk membelinya. Kalau kau berminat sih. Lusa, ada pasar gelap di sudut pelabuhan distrik kita. Tentu saja banyak hibrid di jual dengan harga murah meriah, dan pasti hibrid nya lumayan bagus."
"Gila."
_
Meski Tomo mengumpat habis Childe kemarin kemarin. Dia tetap datang bersama Childe di sampingnya. Pria bersurai pirang light dengan gaya rambut ponytail ikal itu menatap pasar gelap itu dengan tatapan campur aduk. Sedih, iba, dan juga jijik. Berbanding terbalik dengan Childe yang terlihat fine fine saja dengan semua pemandangan ini.
Pasar ini sungguh sangat jorok dan tidak terurus sebagai mana semestinya, apa yang diharapkan dari pasar gelap?
Gelapnya malam membuat Tomo sukar untuk melihat secara details bagaimana kondisi Hibrid yang dijual di sana, wajar pukul sudah melewati waktu tengah malam, pukul dimana seharusnya Tomo berada di atas ranjang hangatnya.
Meski begitu, banyak keluh kesah ia pancarkan, ia dapat menyimpulkan bahwa rata rata hibrid dijual di sini bisa dikatakan sangat tidak layak sebagai tenaga kerja rumah tangga. Kurus kering hingga tinggal tulang berbalut kulit, dengan mata mengatakan 'tolong bunuh aku sekarang juga', dan bahkan banyak dari mereka berbau busuk. Entah itu bau pesing, atau bau amisnya darah. Bahkan keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
cheese [TmKz]
Fanfiction"Kalau kesepian enaknya pacaran, atau ngewibu? Tapi kalau ngewibu punya waifu gepeng." Childe masih tertawa. Dengan tertawa yang sama seperti sebelumnya. Tawa meledek Tomo. "Tau tidak tentang hibrid?" "Tau." Jawab Tomo pendek. "Beli itu saja." - B...