Chapter 3

171 32 4
                                    

"Tomo, kenapa Tomo tidak mencoba mencium Kazuha di bibir seperti orang-orang di televisi?" Tanya Kazuha setelah keningnya di hadiahkan ciuman selamat malam oleh yang lebih Tua.

Tomo membuang wajahnya ke samping sembari menggaruk pipinya yang tidak gatal sama sekali. "Itu mempunyai arti yang berbeda, Kazuha."

"Bukan rasanya sama saja? Kan sama-sama ciuman," Balas Kazuha dengan nada bingung.

"Benarkah?" Tomo merendahkan badannya, secara tidak langsung menghimpit hibrid manis itu di bawah naungannya.

Kazuha dapat merasakan aroma nafas beraroma mint milik Tomo. Karena mereka benar benar sedekat itu sekarang.

Blush.

Di tatap dengan tatapan yang intens oleh Tomo dengan jarak sedekat ini membuat pipi Kazuha bersemu merah, semerah buah ceri. Benar benar manis. Ketika bibir Tomo berjarak beberapa senti lagi dari bibirnya, Kazuha refleks memejamkan kedua matanya. Jantungnya berdebar begitu keras, membayangkan bibir Tomo menyapa bibirnya yang sekarang gemetaran tak jelas.

Dengan usil, Tomo menarik kembali badannya. Menjauh dari Kazuha. Lalu menarik kedua pipi Kazuha dengan gemas.

"Ughh! Tomwooo!" Rengeknya.

"Katanya biasa saja? Tapi kenapa Kazuha malah memejamkan mata?" Goda Tomo usil, sambil mengedipkan sebelah matanya. Kazuha langsung menepis kedua tangan Tomo, lalu menarik selimut. Menutup dirinya sepenuhnya menggunakan selimut. Tanpa memperdulikan Tomo yang tertawa geli.

Ketika tawa itu redah, Kazuha keluar dari selimut yang langsung menerjang Tomo. Tak lupa hibrid manis itu mengecup secepat kilat bibir Tomo dengan gerakan malu malu, dan lalu kembali masuk ke dalam selimut mereka.

Setelah di kecup Kazuha yang hanya sekilas, otak Tomo langsung blank, badannya menjadi kaku. Otaknya langsung benar benar berhenti bekerja.

Itu tadi apa?

Dengan suasana hati campur aduk, Tomo meraih tubuh Kazuha untuk mendekat lalu memeluknya hingga pagi menyapa mereka. Dengan kedua tangan mereka yang saling bertautan.

_

Pagi di meja makan, Tomo berdehem singkat untuk menarik perhatian hibrid yang sudah diam diam menduduki tahta di hatinya. Hibrid manis itu menoleh setelah kunyahan terakhirnya.

"Kazuha."

"Iya, Tomo?" Balas Kazuha penasaran.

"Aku mau bahas tentang ciuman kemarin."

"Apa Tomo suka di cium Kazuha?" Tanyanya dengan nada usil. Ternyata Kazuha diam diam sudah mulai meniru sifat usil Tomo.

"Bukan begitu. Dengarkan Aku terlebih dahulu, Kazuha. Aku sudah menjelaskan bukan kalau ciuman di bibir mempunyai makna lain di dalamnya?"

Kazuha mengangguk.

"Lalu kenapa Tomo?" Tanyanya masih bingung.

"Itu hanya bisa dilakukan untuk sepasang kekasih yang saling mencintai."

"Tidak untuk Kazuha?" Tanyanya dengan nada sedih. Dua telinga kucingnya langsung jatuh ke sisi kepalanya. Memperlihatkan bahwa dia benar-benar sedih sekarang, bukan sekedar sandiwara belaka.

"Bukan begitu! Kazuha bisa mendapatkannya." Ujar Tomo cepat. Tidak mau melihat Kazuha bersedih. "Tapi... Dengan seseorang yang Kazuha benar-benar cintai. Karena itu bermakna penting untuk sepasang kekasih." Lanjut Tomo dengan nada penuh pengertian, menjelaskan secara pelan agar Hibrid manis itu dapat mengerti kalimatnya. Bukan mengerti dan memberi pengertian, Kazuha malah kaget.

cheese [TmKz]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang