⁰¹ our players

2.9K 271 11
                                    

"Nan, pulang sendiri lo?" Darren, yang menjadi teman sekelas Hanan sejak setahun lalu mencekal tangannya.

"Iya lah? Emang lo mau boncengin gue?"

"Anjrit. Bukan begitu maksud gue. Bego banget gini banyak yang mau."

Hanan tertawa menanggapinya, sedangkan Darren sudah merah sewajah-wajah karena emosi.

"Jelas, Hanan gitu loh. Gue pulang sendiri, Darren ganteng. Kenapa, lo mau nebeng?" Tanya Hanan dengan senyum tampannya.

"Heeeh, malih! Sekali lagi lo gituin gue anjir beneran gelut kita. Jijik tau gak! Sana cari pacar, najis lo."

"Yaudaha atuh, ngegas mulu lo. Baper ya gue gituin?"

"Anjing!"

"Hehe, yaudah gue balik duluan ye. Mau jemput ayang."

"Ayang yang mana satu?"

"Rahasia." Sahut Hanan yang mulai menjauh.

Hanan menaiki jok motornya setelah memasang helm fullface miliknya, aksi simpel ini cukup untuk menarik beberapa sudut mata melirik ke arahnya. Membuat yang jadi pusat atensi tersenyum miring di balik helm.

"Gue bakal menang bulan ini, Jerry jelek siap-siap aja lo jadi babu."

Lima belas menit perjalanan yang ditempuh dengan santai, Hanan sampai di depan gedung sekolah elit bertingkat empat.

"Hai, Ay. Nunggu lama ya?"

"Maaf, mas. Saya gak ada pesen gojek. Salah orang kali."

"Sialan. Naik cepeet." Hanan menunjuk ke arah jok belakangnya.

"O to the gah. OGAH! Jok lo bau, banyak kuman."

"Heh gule kambing, joknya bekas lo doang anjrit. Kecuali kalo lo mengakui lo bau sih."

"Percaya gitu gue? Jelas enggak, bego! Omongan makhluk macem lo mana bisa dipercaya."

"Idih kayak lo ada bedanya sama gue?"

"Ada. Gue cakep lo enggak."

"Ba-cot." Hanan menoyor dahi mulus lawan debatnya kali ini.

"Gak sopan ih, Hanan!"

"Iya maaf, jangan galak. Ayaang, ayo cepetan naik. Panas ini, nanti gue meleleh."

"Ck, alay. Geser lo." Tegas yang dipanggil 'ayang'.

"Mau ngapain sih, Jer? Gue ngantuk sumpah, pengen pulang."

"Ya siapa suruh nyamper kesini, lo mundur. Gue yang nyetir."

"Omg, mimpi apa gue semalem, diboncengin anak hits Angkasa. Fiks mau pamer, habis ini si Blackie gue pasangin kotak kaca."

"Hanandaru, cepet atau-"

"Eh ciee Jeri sama siapa tuh? Cemewewnya ya?" Seorang gadis berambut blonde panjang tiba-tiba muncul di belakang Jerico lalu menggoda pria itu. Sontak Hanan langsung pasang wajah sok keren.

"Eh Lea? Ini tukang ojek gue, duluan ya. Hati-hati pulangnya, cantik." Jerico menunjukkan senyum andalannya sambil melambai ke gadis bernama Lea tadi.

"Monyet lu, Jer. Ganteng gini dibilang tukang ojek."

"Emang haram hukumnya kalo tukang ojek ganteng? Lagian ini daerah gue, lo gak usah sok keren gitu."

"Cemburu ya lo?"

"Pengen banget gue cemburu? Dah ah diem, gak usah modus pegang-pegang."

"Ya terus gue pegangan dimana dah?"

"Dimana kek asal jangan nyentuh gue."

"Gini amat punya pac- eh bukan." Gerutu Hanan pelan.

○○○

"Loh lo anak Angkasa bukan?"

"Kalian kenal?"

"Jerico Anantara?"

"Oalah se-spesies ternyata, pantes klop."

○○○

Hanandaru Sebastian

Hanandaru Sebastian juga (tapi mode nggak galak)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hanandaru Sebastian juga (tapi mode nggak galak)

Hanandaru Sebastian juga (tapi mode nggak galak)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jerico Ivander

Jerico Ivander

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jerico Ivander (versi senyum mengalihkan dunia)

Jerico Ivander (versi senyum mengalihkan dunia)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Players [ a hajeongwoo story ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang