Pagar besar itu terbuka semua penghuni yang berada di rumah mewah bak istana itu menyambut atasan mereka dengan sangat gembira.
Secara bersamaan mereka membungkukkan badannya menghormati tuan dan nyonya mereka.
Rumah bernuansa putih gold itu terlihat seperti istana di dongeng-dongeng, Etta yang melihat nya sangat takjub dan kagum.
'kenapa masih ada istana di zaman seperti ini?' Etta membatin."Ayo tta masuk"
Dhani menggandeng tangan mungil Etta dengan lembut Dhani menarik tubuh EttaMereka sudah sampai di ruang tamu
Mengistirahatkan tubuh mereka di sofa dan membiarkan maid untuk membereskan barang-barang Etta"Abang juga tinggal di sini?" Tanya Etta polos dengan tatapan yang sangat lembut
Hati Dhani berdebar, baru kali ini Etta memanggil dia dengan sebutan 'abang'
Dhani mengangguk
"Tentu saja kita kan tinggal bersama""Sama ayah dan bunda juga?"
Mata Etta beralih menatap kedua orang tuanya itu."Hehehe tentu saja sayang"
Geo mengusap lembut kepala Etta"Jadi disini kita rame-rame?"
Tanya Etta lagi, seakan tidak tau apa-apa.Mereka mengangguk secara bersamaan.
"Etta ayo kita ke kamar Etta"
Dhani menarik tangan Etta untuk mengikuti nya.•••••
Etta membuka kamar nya. Kamar bernuansa hitam itu adalah kamar kesukaan Etta dulu, kamar yang memicu banyak rahasia Etta, kamar yang menutupi kesedihan, amarah, dan kebahagiaan Etta.
"Abang Etta takut disini"
Mata Etta berkaca-kaca, menahan takut seperti sudah ingin menangis."Tapi kan kamu dulu sangat suka kamar ini tta, sampai gak ada yang boleh masuk kesini lho"
Jelas DhaniEtta menggeleng dia sangat takut sama kegelapan
"Etta gak suka, apa gak bisa di ganti?"
Air mata Etta mengalir, tidak deras tapi mampu membuat Dhani merasa kasihan terhadap adik nya itu."Ya sudah gini aja Etta tidur sama Abang dulu, besok biar maid yang dekor kamar baru buat Etta"
Dhani mencoba menenangkan adik nya.Etta mengangguk mengiyakan ucapan Dhani. Etta tidak mau merepotkan tapi Etta benar-benar takut.
"Ayo kita ke kamar Abang"
Etta mengangguk mengikuti langkah Dhani
•••••
Etta mengelilingi pandangan nya, ini lebih baik dari pada yang sebelum nya.
"Kalau kayak gini gimana? Apa masih takut?"
Dhani menjatuh kan bokong nya diatas tempat tidur."Huum, dari pada barusan Etta lebih suka kayak gini" Etta duduk disamping Dhani, Etta menatap Dhani dengan sengiran yang tidak pernah di tampakkan.
Dhani mengangkat sebelah alisnya
"Ada apa?"Etta menggeleng kan kepalanya kuat
"Etta cuman berfikir Abang wajah nya seperti Etta ya?"Dhani tertawa kencang, adik nya ini sangat lucu bahkan lebih lucu dari pada yang dulu.
"Tentu saja Etta kan adik kandung Abang"Seketika Etta menundukkan kepalanya.
Melihat itu Dhani mengangkat dagu Etta supaya berhadapan dengan Dhani"Ada apa hmm?"
Etta menggeleng kuat
"Etta hanya merasa seperti ada yang Etta lupakan, tapi apa?""Jangan di fikirkan, nanti Etta pusing gimana?"
"Abang, Etta ingin sekolah"
Mendengar itu Dhani tersenyum dan mengelus pucuk kepala Etta
"Tunggu Etta sembuh dulu ya, nanti Etta bisa kok sekolah""Tapi kan Etta gak sakit"
"Etta kan baru aja keluar dari rumah sakit"
"Tapi kan Etta gak papa"
Dhani menarik nafas nya, sepertinya Etta yang sekarang terlalu keras kepala
"Baik lah nanti Abang kasih tau ayah sama bunda, kalau di izinin besok Etta sekolah, tapi jangan maksa ya"
Etta mengangguk mengiyakan ucapan Dhani.
•••••
Dhani melangkah kan kakinya menuju ke tempat kedua orang tuanya berada
"Dhani, Etta mana?"
Geo melihat anak nya yang seperti nya terlihat cemas."Etta udah tidur, hanya saja..."
Dhani menggantung kan perkatanyaan."Hanya saja apa Dhan?"
Aletta menoleh ke arah putranya"Etta ingin sekolah Bun"
"Apakah kamu tidak memberi pengertian?"
"Sudah yah, hanya saja Etta bersikeras"
Aletta menarik nafas nya, Etta anak yang keras kepala, dia akan berusaha untuk mendapatkan apa yang dia mau.
"Baiklah, kita izin kan saja sayang, lagian kalau kita kekang kasian Etta nya"Geo mengangguk kan kepalany.
"besok pergilah sekolah bersama Etta, terus pantau adik kamu Dhan, dia tidak tau apa-apa sama seperti bayi baru lahir""Baik ayah"
Dhani beranjak pergi menuju kamar nya."Semoga gak terjadi apa-apa sama mereka berdua"
"Dhani harus kita kasih tau Geo supaya dia jaga adik nya, Etta tidak sekuat dulu"
"Kita lindungi mereka berdua apapun yang terjadi mereka akan tetap aman"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hyyyy para reader, terimakasih telah mampir ya☺️semoga kalian tidak bosen menunggu dan membaca ceritaku ya.😀😁Selamat membaca.,,,,,
KAMU SEDANG MEMBACA
KENazel
Teen FictionMenceritakan seorang perempuan yang tidak memiliki teman, seorang perempuan yang suka sekali balap liar. Bukan orang yang tidak mampu, hanya saja balapan adalah salah satu cara dia buat melepas penat nya. Perempuan yang memiliki topeng tebal setebal...