3] Hancur

162 18 0
                                    

Gerombolan mahluk buas berwujud manusia hendak menghampiri para pasukan. Satu persatu peluru mulai meluncur, untung saja mereka bisa mengendalikan senjata dengan baik sehingga begitu tepat mengenai titik kelemahan musuh.

Seett!!

Gerakan mereka sangat cepat dalam mengindari serangan. Mereka menggunakan teknik salto dan guling badan setiap ingin membidik sasaran.

"Awass!"

Secara tak terduga, salah satu pasukan telah digigit dari belakang. Seketika mereka terpaksa harus membunuhnya karena sudah terinfeksi. Maka dari itu, semua tim menyatukan kekuatan untuk-

DUAR!!

"Pum... pum... pum... daaarr!!"

"Pesanan datang!"

Dunia imajinasi Mika berakhir berkat suara asli dari Pak Berkah. Cewek bersurai rapi itu tidak sengaja membidik penjual menggunakan kedua tangan yang berbentuk pistol, sedangkan Bihar masih fokus memantau isi chat seputar lawakan 'ngakak abies' di grup kelas.

"Eumm anu, silahkan ditaruh aja Pak hehehe," kata Mika sambil cengengesan, kebetulan Bihar juga baru menaruh handphone di meja.

"Asik bener, neng. Suka main game ya?"

"Hahaha iya Pak, tapi sekarang mah udah pensiun, takut kebawa emosi mulu waktu main." Mika sudah mengembalikan bentuk tangannya seperti semula.

"Ssst... pensiun, pensiun, kayak udah nerima gaji buta aja," gumam Bihar.

Plak!

Tangan bagaikan bimbel itu kembali menepuk pundak Bihar dengan tenaga ekstra.

"Awww, sakit banget anjirr!"

Bihar mengelus bahu sembari memperhatikan Mika yang masih memandang Pak Berkah dengan ramah. Ia harus menahan diri, karena terikat oleh traktiran Mika.

"Kalau dilihat-lihat, tadi neng Mika lagi ngebayangin residen evil ya?"

"Yahahaha Bapak tau aja nih. Sayangnya, Mika ga sampe namatin game-nya sih pak, udah nyerah duluan wkwkwk."

Mendadak Bihar menjadi obat nyamuk di antara mereka. Ia mana mungkin mengerti tentang dunia virtual seperti itu? Dari kecil orangtuanya hanya mengajarkan teknik menjawab toefl sebagai bekal melanjutkan perguruan tinggi.

"Bapak sih ga terlalu bisa main residen evil. Sepanjang permainan, Bapak cuma gabut doang, soalnya pengen nembakin zombi mulu sampe pelurunya habis."

"Aduh, Bapak wkwkwk... kalo begitu kapan tamatnya, Pak?"

"Hahahaha.... mending sih namatin game Basara 2 Heroes."

Aduh, kenapa ga nyerahin pesanan dulu sih? Cacing gua udah pada ngamuk nih. Batin Bihar, akhirnya ia merasakan posisi Mika sewaktu dirinya lebih mementingkan Viana.

"Paling suka namatin misi dari masing-masing chara kan, Pak?"

"Hooh, terutama ceritanya si Kojuro waktu ngelawan Matsunaga. Neng tau kan gimana sulitnya jagain tiga pintu? Uhh paling kesel sama prajurit yang suka bunuh diri pake bom itu, terus ga kerasa deh--"

Kruuuukkkk~

Mendengar suara perut Bihar keroncongan, mereka langsung terbelalak. Entah mau sampai kapan percakapan ini selesai jika si perut tak kunjung beraksi.

"Haha, itu tandanya kita harus makan," ungkap Bihar canggung.

"Ehh, maaf yaa bro," Berkah segera menaruh dua piring ayam lalapan dan dua gelas jus mangga di meja, "Silahkan dinikmati!" Berkah pun pergi sebelum melayani pelanggan lain.

Pretended ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang