Pagi itu baru menginjak jam 5 subuh. Matahari pun masih nampak malu-malu menunjukan dirinya. Akan tetapi, Yoon sudah dalam perjalanan menuju ke sekolah. Poni ratanya sesekali terbang dihembus angin yang entah kenapa pagi itu terasa jauh lebih dingin dari biasanya.
Mata gadis itu sesekali melirik kanan-kiri. Mewaspadai apapun yang bergerak. Khawatir imajinasi menakutkan yang sesekali terbersit di kepalanya benar-benar akan terjadi.
"Stop mikir aneh-aneh, Yoon!" gumamnya sambil memejamkan mata berusaha menenangkan diri.
Namun, belum sempat Yoon merasa tenang, dia merasakan wajahnya menabrak punggung seseorang.
"Aww! Apes mulu, heran deh!" pekik Yoon kesal.
"Gimana gak apes, kalo lo marah-marah terus gitu?" celetuk orang yang punggungnya baru saja menjadi korban tabrak lari wajah Yoon.
"Eh? Maaf yaa!" Yoon membuka mata menatap orang yang ditabraknya hanya untuk menemukan Jake berdiri di sana, dengan senyum tengil seperti biasa tentunya. "Pantes sakit, ternyata habis kejedot tong kosong nyaring bunyinya, huft."
Sesudah berkata begitu, Yoon berjalan mendahului Jake dengan wajah jengkel terpampang jelas di wajah. Meski diperlakukan dingin, Jake malah jadi semakin bersemangat. Dia buru-buru mengejar Yoon lalu menarik tas sang gadis hingga terlepas dari gendongan.
"Apa lagi sih, Sim Jaeyun? Gue tuh lagi gak niat berantem! Lagi capek tau gak?" gerutu Yoon sembari menatap tajam pria berwajah bule di hadapannya.
"Lo sakit?" tanya Jake.
Yoon menggelengkan kepala.
"Kalau gitu kenapa lo capek?" tanya Jake lagi.
Yoon menghela nafas. "And why do exactly i have to tell you?"
Jake terdiam sebentar untuk berpikir. "Because i want to know."
"Yaudah, balikin dulu tas gue!" pinta Yoon mengulurkan tangan bersiap mengambil alih tas-nya.
Bukannya menuruti permintaan sang gadis, Jake malah menjauhkan tas kuning tersebut dari jangkauan Yoon. "But, didn't you said you were tired?"
"I did."
"Case closed kalo gitu. Ngapain lo minta tas-nya? Kalo lo lagi capek terus harus bawa tas berat gini bukannya malah makin capek?" ujar Jake polos, tak sadar lawan bicaranya terlibat salah tingkah setelah mendengar ucapannya barusan.
Belum sempat Yoon memberikan argumen, Jake kembali bertanya. "Jadi, kenapa lo capek? Kemaren habis olahraga? Atau kurang tidur?"
Entah setan apa yang merasuki Jake Sim, tapi Yoon sudah tak tahan lagi. "Hhhh, ok then! Kalo lo kepo banget, gue kasih tahu!"
"Apa?"
"Gue..."
"Elo? Kenapa?"
Yoon menghela nafas. "Gue lagi menstruasi. Puas?"
"Oh.. menstruasi," gumam Jake. "MENSTRUASI?? Lah anjir, gue pikir lo ada penyakit berat apa gitu. Lah ternyata cuma datang bulan."
Yoon mengerutkan kening heran. "Emang yang bilang gue sakit tuh siapa? Elo! Gue cuma bilang gue capek. Capek sama elo sih kebanyakan!"
"Ya udah, nih!" ujar Jake, mencodongkan tubuh ke arah Yoon, membuat gadis itu otomatis mundur selangkah.
"Nih apa?" tanya Yoon bingung.
Jake menyeringai. "Pandangin muka gue sepuasnya. Bukannya orang-orang bakal merasa lebih baik setelah ngeliat sesuatu yang indah?
"Stress lo gue rasa!" Masa bodoh dengan tasnya, Yoon melenggang pergi dari sana dengan hati gondok sehabis menyaksikan kenarsisan tanpa batas seorang Jake Sim.
"Woi, gue masih kakak kelas lo ya!" teriak Jake selagi mengejar Yoon yang sudah berlari pergi, terlalu malu harus jalan beriringan dengan Jake.
"Ini tas lo gimana? Mau gue kiloin?" tanya Jake.
"Ambil aja! Please jangan deket-deket gue! Gue punya alergi sama lo!" jawab Yoon setengah berteriak.
"Kalo gitu balikin barang gue!" teriak Jake.
"Apaan, sinting? Gue minjem apa sama lo?" Yoon berhenti sejenak untuk menatap Jake. "Balikin apa?"
"Hati gue. Balikin hati gue yang lo curi," jawab Jake enteng, tak peduli pada beberapa siswa siswi di sekitar mereka bisa dengan jelas mendengar ucapannya.
Yoon melongo. Terlalu terkejut untuk merespon. Yang pasti di pikirannya saat ini, hanya ada satu goalㅡmenendang cowok bermarga Sim tersebut keluar dari galaksi bima sakti detik itu juga.
"Jake Sim, stop ngebacot gak penting. Mending, lo balikin tas gue. Sekarang juga!" tukas Yoon.
Lagi-lagi, Jake membuat Yoon terkejut. Cowok itu berjalan santai mendekati sang gadis dan memberikan tas kuning yang sedari tadi dia tenteng dengan senyum tipis kemudian berbalik pergi meninggalkan Yoon begitu saja.
Yoon bahkan tak sempat melayangkan tonjokan pada wajah tampan Jake sebagai pelampiasan semua yang terjadi hari ini.
"Woah, gayanya udah macam protagonis shoujo manga. Bener-bener next level pedenya!" nyinyir Yoon memandangi punggung Jake yang kian lama kian samar. "Balikin hati lo? HAHAHAHAHA! Gimana caranya gue nyuri hati orang yang gak punya hati?"
Yoon lekas memungut tas-nya yang tergeletak di lantai seraya mengutuki Jake Sim dalam hati. Sehabis itu, dia berjalan ke kelas sambil bertanya-tanya orang macam apa Jake Sim itu.
🌠🌠🌠
KAMU SEDANG MEMBACA
Kirari ㅡ Jake ft Yoon ( 2Shim )
Teen FictionSending these brightly twinkling feelings to your heart. ( Sim Jaeyun x Sim Jayun ) ㅡ Local Alternative Universe.