Keempat

28 7 0
                                    

Matahari nampaknya sedang bersahabat pagi ini. Rasa hangatnya bagai memeluk gadis bertubuh jenjang yang tengah duduk sendirian di tangga belakang sekolah. Gadis itu nampak damai dan tenang, jauh berbeda dengan tingkahnya di kelas yang pecicilan.

Bibirnya bergerak kecil, menyenandungkan lagu kesukaannya. Terdengar merdu, meski sebagian besar lebih terdengar seperti racauan daripada sebuah lagu.

"Lo tuh emang hobi mojok gini ya?"

Gadis itu buru-buru memegangi dadanya. Rasanya seperti jantungnya hampir saja terloncat keluar. Dengan garang, ditatapnya sosok yang merusak ketenangannya.

"Cih, kenapa sih lo selalu ada dimana-mana? Bosen gue ketemu lo terus!" keluh gadis itu sambil memajukan kedua bibirnya.

Pemuda itu balas menatapnya sinis. "Lah, gue juga males kali ketemu cewe freak yang suka mojok sendirian di belakang sekolah yang engap gini!"

"Gue gak freak!" Yoon tanpa sadar menghentakan kedua kakinya keras-keras, kebiasaannya tiap marah. "Gue juga gak mojok! Ini bukan pojok! Gue duduk di tengah-tengah kok! Gak punya mata lo ya?"

Cowok tersebutㅡJake Sim, hanya mendengus nafas keras. "Ya semerdeka lo aja deh, gue gak peduli."

Jake bergerak menjauh dan pergi ke rooftop tanpa repot-repot menutup pintu. Membuat Yoon mengintip kegiatannya diam-diam.

Di rooftop, Jake melakukan beberapa peregangan sebelum mulai latihan kebugaran tubuh. Meski tangannya masih terbalut perban, latihan seperti ini tak boleh dia lewatkan kalau ingin menjaga kondisi tubuhnya tetap prima. Beberapa gerakan cukup rumit di mata Yoon, yang menatap khawatir tangan Jake yang terbalut perban.

"Tangan lo itu... udah sembuh?" tanya Yoon sambil berjalan mendekat.

Jake mendengus kecil. "Kalo udah sembuh, ini perban gak mungkin masih nempel di tangan gue kan?"

Benar juga, Yoon baru sadar betapa bodoh pertanyaannya barusan. Namun, dia kembali mencebik sebal.

"Lagian lo ngapain sih sok ngide bunuh diri segala? Sesulit apasih hidup lo? Jagoan voli, idola sekolah, langganan olimpiade matematika, tajir pula. Apa sih yang kurang sampe lo nekat gitu?" omel Yoon tanpa sadar.

Jake menghentikan latihannya lalu duduk bersila di lantai sembari menatap gadis yang tingginya nyaris sama dengannya itu. "Kenapa? Lo kepo? Mulai penasaran tentang gue? Karena gue ganteng, pinter dan kaya raya?"

Yang ditanya bukannya menjawab, malah tertawa sinis. "Lo tuh narsistik banget ya? Lo pikir semua murid perempuan di sekolah ini bakal naksir sama lo?"

"Hm, tapi kenyataannya emang gitu, tiap hari loker gue selalu penuh surat cinta," jawab Jake tanpa beban.

"Denger ya, meskipun seluruh dunia ini naksir sama lo, bisa gue pastikan kalau gueㅡYoon gak akan pernah naksir sama manusia self-centered kayak lo!"

Mendengar penuturan Yoon, Jake tertawa pelan. "Lo ngomong terlalu awal. Lo bahkan belum bener-bener kenal sama gue."

"Gue gak perlu kenal sama lo buat tau kalo lo nggak sekeren kedengerannya. lo tuh cuma banyak omong aja," balas Yoon kesal.

Setelah mengatakan itu, Yoon bergegas turun, tak mau berurusan lebih lama lagi dengan manusia congkak semacam Jake Sim. Buang-buang waktu saja.

×××

Kirari ㅡ Jake ft Yoon ( 2Shim )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang