Ketiga

32 6 0
                                    

"Ruto, please anterin gue ke tempat temen lo itu dirawat sekarang juga!"

Haruto mengerutkan keningnya, heran kenapa Yoon bertingkah sepanik ini begitu tahu kalau yang cedera adalah Jake. Padahal setahu Haruto, Jake dan Yoon itu nyaris gak kenal satu sama lain.

"Ruto, cepetan ih!" teriak Yoon frustasi. "Ya Tuhan, gue gak mau jadi pembunuh!"

"Pembunuh apaan???" tanya Haruto makin bingung.

Yoon menatap Haruto sekilas lalu mengacak rambutnya. "Gue yang bikin Jake lompat dari gedung! Gue yang nyuruh dia buat lompat dari gedung yang lebih tinggi! Kalau dia mati beneran gimana?"

"Hah???"

"Makanya, cepetan bawa gue ke rumah sakitnya, Ruto! Gue harus minta maaf sama Jake! Kalo dia mati terus dendam sama gue dan jadi arwah penasaran gimana?" erang Yoon.

Haruto terdiam beberapa detik sebelum tertawa sejadi-jadinya. "Lo ngomong apa sih, yun? Jake gak mati kok, orang tangannya doang yang patah. Kalo gak salah, dia udah pulang ke rumahnya kok. Gak  perlu dirawat inap."

Perkataan Haruto membuat Yoon menjadi sedikit lebih tenang. Meski begitu, tetap saja perasaan bersalah masih menyelimuti gadis berwajah cantik itu.

"Ruto, orang yang ngedukung orang lain buat bunuh diri di neraka nanti diapain?" tanya Yoon dengan bahu yang terkulai lemas.

"Kenapa nanya gue? Lo pikir gue ahli neraka?" balas Haruto membuat Yoon memelototinya. "Hm, yaudah yaudah! Apa yah? Palingan lo bakal dicelupin ke api neraka sejam sekalilah minimal!"

"Sembarangan ya mulut lo!"

Tanpa pikir panjang, ditinjunya perut Haruto sekuat tenaga. Membuat cowok itu merintih kesakitan.

"Anjir yun, kenapa gue dipukul??? Lo mau hukuman lo di neraka ditambah karena mukul orang secakep gue??"

"Kalo gue harus dicelupin ke api neraka, bakal gue pastiin kita dicelupin bareng-bareng!" gerutu Yoon lalu bangkit berdiri dan beranjak pergi begitu saja.

"Jayun, mau ke mana?" tanya Haruto.

"Kemana aja! Yang penting gak ada elo-nya!"

×××

Hari ini Jake akhirnya masuk sekolah lagi, walau lengan kanannya masih berbalut perban. Pemuda bermarga Sim itu berjalan menuju kelas dengan raut wajah ditekuk.

Di perjalanannya menuju kelas, dia bisa mendengar banyak bisik-bisik.

"Kak Jake ganteng banget padahal habis jatoh!"

"Eh, katanya dia jatoh gara-gara nyoba bunuh diri!"

"Bukannya minggu depan ada lomba voli? Terus siapa dong yang maju gantiin Kak Jake?"

Jake yang sedang terlalu malas untuk meladeni para biang gosip itu hanya melengos dan mempercepat langkahnya. Jika saja ini hari biasa, mungkin dia sudah melabrak mereka satu-persatu.

"Sim Jaeyun!"

Astaga. Jake hanya ingin sekolah dengan tenang, kenapa ada saja gangguannya? Padahal, moodnya hari ini sedang sangat buruk.

"Apaan sih?" tanya Jake, membalikan badannya.

Di sana, di hadapannya berdiri gadis rese nan kurang ajar yang tempo hari mengejeknya di rooftop.

"Mau apa lo?" tanya Jake ketus.

Bukannya menjawab, gadis berponi rata tersebut malah melemparkan tas kertas berwarna coklat. Refleks, tangan kiri Jake yang sehat menangkapnya.

Tanpa mengatakan apa-apa lagi, gadis itu pun berlalu dari sana. Sedangkan, Jake malah sibuk melihat isi tas kertas itu; sekotak susu coklat, sandwich telur, buah naga yang sudah dikupas serta coklat kesukaan Jake.

Selain itu, di dalamnya juga ada sticky notes bertuliskan "Sorry about what i said earlier, i didn't mean it. Wish you fast recovery!"

Jake mengerutkan kening. Kenapa juga tiba-tiba gadis itu berbaik hati padanya? Jelas-jelas, terakhir mereka bertemu, sang gadis jelas-jelas terlihat sangat tidak suka pada dirinya.

"Namanya.. siapa?" gumam Jake, akhirnya sadar bahwa dia belum tahu nama gadis itu.

"Namanya Yoon," sahut seseorang dari balik punggung Jake.

"Yoon? Lo kenal?"

Haruto mengangguk. "Temen gue tuh bang, dia seangkatan gue tapi anak MIPA."

Jake mengangkat tas coklat itu supaya Haruto bisa melihatnya. "Terus kenapa temen lo ngasih ini ke gue? Ini gak salah alamat kan? Jangan-jangan ini buat lo?"

"Kalo buat gue, ngapain dia ngasihnya ke elo, pinter?"

Jake menggidikan bahu tanda tak paham. Kenal saja tidak, kenapa juga dia harus repot-repot memberikan ini semua?

Tiba-tiba, satu pemikiran terlintas di kepalanya. "To, jangan-jangan temen lo barusan itu beneran naksir sama gue ya?"

"Hah? Gimana?"

"Apa tuh cewek jutek banget biar gak terlalu kentara kalo dia suka sama gue?" tanya Jake. "Pantes mukanya kayak gak asing, ternyata salah satu fans gue."

Haruto mendengus sebal. "Auk ah males gue sama lo bang, halu."

×××

Kirari ㅡ Jake ft Yoon ( 2Shim )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang