🦋 : how to start

100 33 0
                                    

setelah aku baca ulang chapter 1 dan 2 nya ngerasa alurnya cepet banget dan kurang ngefeel.
but i hope your guys enjoy for the next chapter, aku bakalan bikin chapter selanjutnya santai aja biar bisa ngefeel dan kalian nyaman bacanya.

oke, happy reading~




___________________

"Udah di beresin semua, Kal?" tanya mbah Lela setelah selesai menyiapkan air hangat untuk Rubyna mandi.

Pemuda itu lantas mengangguk setelah memasukkan koper dan tas besar milik Rubyna ke dalam kamarnya. Mbah Lela juga sudah memisahkan baju-baju seperti apa yang harus pemuda itu susun di dalam lemari dan mana yang hanya mbah Lela yang harus menyimpannya.

"Udah semua mbah. Tadi Haikal juga udah taro air putih satu gelas."

Di ruang tengah yang juga merangkap sebagai ruang tamu itu, Rubyna masih setia duduk di atas sofa dengan kaki yang ia lipat. Menatap serial Upin & Ipin yang sudah bergan menjadi sinetron yang sering mbah Lela tonton.

"Neng. Sok atuh mandi dulu, mbah udah siapin air panasnya."

Rubyna membalikkan badannya, mendapati mbah Lela yang berdiri di belakangnya. Ada Haikal yang ikut mengekori mbah Lela dari dapur. Tidak ada tanda-tanda Danu, mungkin pemuda itu sudah mandi lebih dulu? Entahlah.

"Aku ngerepotin ya mbah?"

Dengan cepat mbah Lela menggelengkan kepalanya."Enggak atuh. Ayo sama mbah ditunjukin kamar mandinya."

Mengingat ucapan Naya siang tadi membuat Rubyna merasa sungkan dan malu disaat yang bersamaan. Namun gadis itu tetap mengikuti langkah mbah Lela yang membawanya menuju kamar mandi. Sedangkan Haikal duduk di atas karpet dan mulai mengganti channel TV, mengusir rasa bosannya selagi menunggu Danu selesai mandi.

Tak lama pemuda itu keluar dengan handuk di pundaknya. Datang hanya dengan mengenakan kaos hitam dan sarung wadimor motif abu-abu. Duduk di atas sofa di dekat Haikal, lalu mengeluarkan uang dengan jumlah yang dimintanya tadi.

"Atas dasar apa lo bang ngasih gue duit seikhlas ini?"

"Kalo gak mau balikin sini."

Dengan cepat Haikal memasukkan ke dalam lipatan sarung."Enak aja. Pamali bang kalo ngasih orang duitnya diambil lagi."

"Makanya gak usah suudzon sama orang."

TV yang menyala di isi dengan serial kartun Boboiboy itu menjadi teman kesunyian antara kakak beradik itu. Haikal yang bingung harus memulainya bagaimana dan Danu yang tidak tau harus berbicara apa lagi setelah kejadian beberapa jam lalu.

"Bang."

"Ngomong aja. Gue ngeri kalo liat lo diem gini,"

Haikal menghembuskan nafasnya sejenak, agak gugup untuk membicarakan topik yang cukup serius dan sedikit sensitif ini. Dengan Danu yang sepertinya baru saja mendapatkan beban pikiran yang cukup berat.

"Lo yakin mau nikahin dan ngurus teh Rubyna sama anaknya?"

Sudah Danu duga, pasti Haikal akan menanyakan hal ini padanya."Kenapa? Gak biasanya lo ragu sama keputusan gue," ucap Danu dengan raut wajah dan nada bicaranya yang tenang.

everyday with you | Kim JennieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang