DNGT || 04

662 148 40
                                    

Hai hai hai...
Kita ketemu lagi nih, maaf ya baru bisa up sekarang. Lagi sibuk soalnya

***

Suara alat medis telah memenuhi seluruh penjuru ruangan, ruangan itu hanya di tempati oleh beberapa pasien dan beberapa suster yang tengah berjaga.

Di salah satu kasur yang terletak di bagian ujung ruangan terdapat wanita paruh baya yang tengah berbaring tak sadarkan diri, karna ia baru beberapa menit yang lalu di pindahkan dari ruangan operasi setelah berjam-jam berada di ruangan tersebut.

Sedangkan di luar ruangan terdapat beberapa keluarga yang berjaga atau menunggu kabar baik dari suster yang berjaga di dalam sana, tentang ke adaan salah satu anggota keluarga mereka.

Sama halnya yang dilakukan oleh pria paruh baya dan kedua anaknya, mereka tengah menunggu kabar sang umi yang baru saja menyelesaikan operasi keduanya.

Suasana diantara mereka benar-benar canggung karna sang ayah sibuk menatap gawainya dengan senyuman terus-menerus merekah di wajahnya, tanpa ada niatan menghibur suasana hati sang anak yang tengah gelisah.

Kedua kakak beradik itu saling menguatkan satu sama lain dengan mata menatap tajam sang ayah yang tengah sibuk dengan dunianya, entah apa yang tengah di lihat pria itu sampai sampai senyuman lebar merekah di wajahnya.

Tak lama kemudian keluarlah salah satu suster dari ruangan itu dengan di tangan nya terdapat papan dada yang berisi data-data pasien yang tengah terbaring di dalam sana.

"Keluarga dari ibu Fatimah," panggil suster itu dengan kepala menengok ke kanan dan ke kiri mencari keberadaan keluarga pasien yang tengah ia panggil.

Mendengar nama sang umi terpanggil, dua kakak adik itu langsung menghampiri suster tersebut dengan wajah penuh oleh harapan dan di belakang nya di ikuti oleh sang ayah dengan mata tak teralihkan dari gawainya.

"Gimana keadaan umi saya, sus. Apa dia baik-baik saja?" Tanya Kirana dengan nada suara khawatir nya.

"Keadaan ibu Fatimah sudah mulai pulih, tidak lama lagi akan di pindahkan ke ruang rawat inap. di mohon keluarga dari pasien segera mengurus surat kepindahan bu Fatimah di administrasi lantai dasar," ucap suster itu dengan senyuman ramah merekah di wajahnya.

Mendengar nya kedua kakak adik itu reflek menolehkan kepala dan menatap sang ayah, dengan tatapan yang susah diartikan.

"Kenapa?" Tanyanya ketika menyadari jika ia saat ini tengah di tatap kedua anaknya.

"Ayah urus sana surat kepindahan umi, aku sama Kirana mana paham cara kerjanya." Pinta mas Zaki.

Pria paruh baya itu menghela nafas berat, mendengar permintaan dari anak sulungnya itu.

Ia langsung memasukkan gawainya ke dalam saku celananya, lalu ia menatap kedua anaknya "yaudah ayah ngurus ini dulu, kalian tunggu sini. Jaga jaga kalau ada apa apa sama umi,"

Pria paruh baya itu mulai melangkahkan kaki menjauh meninggalkan kedua anaknya, untuk segera menuju lantai dasar.

Kedua kakak adik iku hanya menganggukkan kepala mereka sebagai jawaban nya, setelah sang ayah sudah pergi dan tidak terlihat lagi batang hidungnya.

Mereka mengalihkan pandangan untuk menatap sekeliling nya yang terdapat banyak, keluarga yang menunggu kabar dengan menggelar kasur lipat atau karpet di sepanjang lorong rumah sakit yang luas.

Di Nikahi Gus Tampan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang