Prolog ; Kilas balik tragedi

166 30 31
                                    

**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**

Mungkin bagi sebagian orang bahagia itu sederhana, dan ada waktunya dimana mereka merasa bahwa dunia sangat tidak adil. Keluarga, uang, rumah? salah satu alasan yang membuat ego menjadi tinggi, mencari kebahagiaan yang sesungguhnya tanpa melihat keadaan di sekitar nya.

Seperti saat ini, dimana seseorang tengah hancur di tengah dunia yang pintar memutar balikkan keadaan.

Di tengah ramai nya orang orang yang panik mencari bagian dari keluarga nya, seorang anak kini tengah menangisi dunia dan pelindung nya, yang hilang di telan sang banyu, di renggut oleh sang pencipta.

Keduanya menghilang meninggalkan sang buah hati yang sedang mereka perjuangkan hidupnya. Mereka meninggalkan tujuannya, dengan membiarkan dia seorang diri, tanpa ada lagi yang menjaga nya.

"Bundaaa!! aga mau bundaa!!"

"Ayah disana mau bawa bundaaa, aga mau ikut sama ayah!! om tolongin aga kesana, aga mau sama bundaa! mau sama ayah!!" Tangis anak yang malang itu mampu mengiris hati siapa pun yang mendengarnya.

8 Maret 2008

Telah terjadi sebuah tragedi dimana merenggut puluhan jiwa di dalam nya, kapal dengan tujuan Palembang itu mengalami kerusakan di bagian mesin yang membuatnya kalah dari hantaman ombak yang begitu tinggi.

Salah satu korban yang selamat adalah anak kecil yang berusia 5 tahun, ia kehilangan dua orang yang sangat penting bagi hidup nya.

"Hey pak! pak! ini tolong bantu bawa anak ini dulu! info kan kepada kepala pelabuhan supaya para wali dari anak anak yang selamat bisa langsung datang ke lokasi!"

"Tolong bantu dulu! utamakan wanita dan anak-anak!"

Riuh suara para korban selamat yang ingin cepat cepat menaiki perahu tim SAR membuat suasana kian menakutkan bagi sejumlah orang. Tangis, teriakan, semuanya saling bersautan.

Yang di pikirkan pasti hanya keselamatan dirinya sendiri. individualis. tak pedulikan orang lain.

"Hey nak? bisa lihat saya? dengar saya?" seseorang yang kini memangku anak malang itu menepuk pipinya berkali kali saat anak itu mulai menutup mata nya.

Pandangannya yang sayu terbuka kembali, seakan meminta pertolongan, memohon, kedua orang tua nya agar bisa di selamatkan.
Namun ia tak mampu lagi untuk menjerit memanggil orang tua nya, tenaganya terkuras habis hanya untuk mempertahankan kesadarannya.

Kapal yang terlihat semakin tenggelam, semakin menakutkan untuk di lihat. Sorak sorak takbir bersautan, disusul dengan berkumandangnya Adzan oleh salah seorang dari mereka.

"Om.. tolong.. bunda dan ayah aga.. tolong.." Kesadarannya seperti sudah di ambang batas, berusaha bertahan dengan lengan yang masih tetap mengalung erat di leher seseorang yang memangku nya.

"Kami pasti menolong ayah dan bundamu ya, kamu sabar dan harus tetap buka mata seperti ini, jangan tidur ya anak kuat anak baik, sebentar lagi kita naik ke perahu lagi oke? tolong jangan tidur nak."

Abusive Life! [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang