**
"JEGRA! ALANDRA!" Suara yang tidak asing lagi menghentikan kegiatan mereka, termasuk Liam, semuanya mengalihkan atensinya pada pria yang berawakan gagah dan berwibawa itu."Mas Gara."
-
Jegra menjatuhkan tubuhnya ke atas kasur miliknya, hari ini sungguh melelahkan, tubuhnya seolah dipaksa bekerja setiap waktu tanpa henti.
Salahkan dirinya saja yang tak mengambil kesempatan untuk bisa beristirahat, niat hati saat pulang ke rumah bisa menghilangkan penatnya ternyata justru menambahkan beban di tubuhnya yang sepertinya akan rapuh.
Setelah kejadian tadi, perdebatannya dengan seorang yang bernama Alandra Atmaja, membuat kepalanya semakin berdenyut sakit.
Tidakkah bisa ia merasa tenang sehari saja.
Netranya melirik jam dinding yang menunjukkan hampir jam sepuluh, tantenya belum ada tanda-tanda untuk pulang.
Ia memutuskan untuk membersihkan dirinya sebelum mempersiapkan makan malam tantenya, baru saja Jegra hendak melangkah namun langkahnya terhenti saat pintu kamarnya terbuka tiba-tiba.
"Kalo masuk permisi dulu, udah gede ga tau tata krama." Ucapnya kesal saat melihat siapa orang yang dengan lancang membuka pintu tanpa permisi.
"Hehe, sorry. gue kesini mau bilang sama lo gausah nyiapin makanan buat Bunda Arin." Iya, orang yang lancang tadi tidak lain ialah Liam.
"Kenapa?"
"Mas Gara udah beli tadi dari luar, lo istirahat aja." Liam memerhatikan tubuh Jegra yang sudah tampak kacau itu, maklum, Jegra baru saja ingin membersihkannya tapi ia keburu datang.
"Oh yaudah, tapi gue gamau ambil resiko kalo tiba-tiba Tante pengen makan masakan gue, jadi gue tetep siapin."
"Terserah lo, gue balik kamar, muka lo udah jelek banget itu sono mandi." Sebelum pintunya kembali tertutup dan atensi Liam telah menghilang dibalik pintu. Jegra sedikit mencibir lalu melangkahkan lagi tungkainya ke kamar mandi.
"Tadi gue emang mau mandi, malah ada lo cih."
Jegra sudah selesai dengan urusan kebersihannya, ia mengenakan setelan kaos hitam polos dengan boxer, berniat untuk cepat-cepat pergi ke dapur sebelum Tantenya pulang.
Malam ini Jegra akan memasakkan nasi goreng simpel dengan tumis cumi sebagai lauknya. Kini, fokus nya pada wajan panas dengan sesekali ia bernyanyi kecil.
Banyak hal yang selalu terlintas di benaknya, sebut saja dirinya random karena terkadang ia masih suka berkhayal seperti..
'Bagaimana jika bunda dan ayahnya masih hidup?'
'Bagaimana jadinya jika kejadian waktu itu tak merenggut kedua pelindungnya?'
'Andai dulu ia tak sakit yang tak mengharuskannya pergi keluar pulau'
KAMU SEDANG MEMBACA
Abusive Life! [ON GOING]
ChickLitDia Jegra, Jegra Aghastya Hidup hanya untuk mencari kebahagiaannya, lagi. Kebahagiaan yang di renggut oleh sang banyu 8 Maret 2008 mengambil dunia beserta pelindungnya, menyisakan ia sendiri dengan kenangan yang kelabu termakan waktu. Awal dari kepe...