Hari yang begitu cerahnya, dimana aku udah naik kelas sembilan dan aku pun lagi- lagi mendapatkan teman baru lagi maupun wali kelasnya diganti lagi.
Wali kelasku lagi-lagi perempuan, padahal aku ingin rasain punya wali kelas laki-laki, tetapi yah sudahlah, paling nanti pas SMK/SMA aku bakalan dapat wali kelas laki-laki.
Tetapi hariku yang sekarang akan berbeda dengan hariku yang dulu, yaitu hariku yang sekarang akan merasakan tanpa seorang ayah didalam hidupku dan aku akan melewati masa-masa hari yang berbeda.
Hidupku yang sekarang akan merasakan kesepian tanpa seorang ayah didalam hidupnya yang suasana baru, semoga aku bisa lewatin ini dengan baik.
Kemudian hari ini, aku akan berkenalan dengan teman-teman baruku dan aku juga sekelas lagi dengan teman lamaku juga tetapi itu hanya beberapa aja.
" nama kamu, Rafu yah..." Seorang teman perempuan yang mendekati aku.
" iya... nama kamu siapa?." Aku pun memberanikan diri untuk bertanya namanya.
" Namaku Dara... salam kenal yah..." Dara pun tersenyum kepadaku.
" Iya salam kenal juga..." Aku pun jawab juga dengan tersenyum.
Tiba-tiba ada seorang laki-laki yang memanggilku dengan sebutan " Primandona 7G" dan aku pun langsung melihat ke belakang.
" Hai rafu..." Dia pun nyapa diriku dengan tersenyum.
" Hai juga..." Aku menjawab dengan tersenyum tetapi aku pun juga binggung,kenapa dia tau sebutan nama panggilan aku waktu kelas tujuh.
" kamu lupa yah sama aku...." Dia pun tau kalau aku melupakan namanya.
" ehhh... iya, maaf yah..."Aku pun minta maaf telah melupakan namanya.
" iya gak apa-apa, nanti juga kamu ingat..." Dia pun tidak memaksaku untuk mengingat namanya tersebut.
Kemudian mata pelajaran pertama pun dimulai, ternyata mata pelajaran aku yang pertama menentukan teman kelompok, aku pun binggung harus kelompok sama siapa.
" Kamu sekelompok sama aku yah..." Dara pun minta aku untuk jadi kelompoknya.
" Baiklah...." Aku pun langsung setuju.
Beberapa bulan kemudian, aku pun langsung ingat dengan teman laki-laki tersebut, ternyata namanya Sidiq dan dia pun langsung legah, pas aku tau namanya.
" Terimakasih, sudah ingat namaku..." Dia pun mengucapkan terimakasih.
" Iya sama-sama, oiya kamu kan pemain voli kan..." Aku langsung ingat, kalau dirinya adalah seorang pemain voly.
" ehh... iya..." Dia pun langsung menggarukkan kepalanya tersebut yang sambil tersenyum.
Tiba-tiba guru mata pelajaranku tidak masuk, terus aku sama teman-temanku dikasih tugas. Tetapi yang berbeda dengan kelas-kelas sebelumnya dengan kelasku yang sekarang, karena kelasku yang sekarang sangat terkenal dengan guru-guru yang lainnya, soalnya kelasku adalah kelas yang sangat berisik, pas tidak ada gurunya.
Soalnya teman-temanku yang sekarang rata-rata mempunyai banyak bakat yang membuat aku menjadi kaget yaitu ada yang bisa main dram, gitar, nyanyinya bagus, pinter bahasa inggris, pinter ngajinya dan masih banyak lagi.
Aku masuk kelas tersebut, seperti kelas keberuntungan bagiku, karena teman-temanku kebanyakan punya bakat.
Teman-temanku pun langsung nyalain lagu "ayah", disaat itu pun aku sama salah satu temanku menangis pas teman-temanku pada nyanyi, jadi tadinya lagi heboh-hebohnya dan tiba-tiba jadi sunyi, pas teman-temanku nyanyikan lagu tentang ayah.
" kamu nangis rafu..." dara yang tau kalau diriku menangis.
" iya dara, soalnya mereka pada nyanyi lagu ayah, jadinya aku teringat sama ayahku..." alasan rafu menangis yang gara-gara dirinya begitu kagennya sama ayahnya tersebut.
" oh gitu, maaf yah rafu...." dara pun langsung minta maaf atas perilaku kepdanya.
Kemudian aku langsung minta izin sama ketua kelas, untuk menuju kamar mandi dan Akhirnya buang air kecil pun telah selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Halaman terindah
Novela Juvenilmengetahui tentang kehidupannya Rafu seperti apa didunia ini dan bagaimana dia menanggapi rintangan yang akan dia jalanin dan mengetahui lingkungan sekitarnya, jadi dia akan jalankan kehidupan nyata dia seperti apa dan dia bisa gak lewatkan rintanga...