3

7 3 0
                                    


















Luxury dinner with the hurt

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Luxury dinner with the hurt...

--by Pinterest

***

Makan malam yang penuh dengan kemewahan. Banyak sekali menu makanan elit yang tertata begitu cantik diatas meja makan ukiran itu. Sayangnya, itu terkesan sangat berlebihan karena ketika makanan banyak namun hanya ada dua manusia yang akan menghabiskannya. Tidak, itu tidak mesti dihabiskan. Beberapa orang kaya seperti mereka kadang lupa menghargai makanan sebanyak itu. Biasanya, yang akan menghabiskan makanan sisa mereka adalah bawahannya.

"Kenapa denganmu, sayang?" Suara perempuan itu... Sangat perempuan sekali. Menelusuk kedalam lubang telinga milik kekasih tercintanya.

"Grey Frederick?"

Baiklah, Grey sedang menahan amarahnya. Kini, dirinya juga menahan hal itu untuk tidak menunjukkannya kepada sang kekasih. Grey benar-benar sudah tidak waras jika dia berurusan dengan Violet Carson. Gadis miskin dan anak pembunuh itu tidak bekerja dihadapannya seperti biasa. Dimana gadis kerempeng dan tidak berbentuk itu sekarang?

"Grey Frederick?"

Lagi-lagi suara kekasihnya masuk kedalam telinga Grey namun tidak ada niatan baginya untuk menyahut. Mata pria itu melalang buana, menyoroti setiap detil dihadapannya. Hasilnya nihil, tidak ada gadis cecunguk itu. Dia tidak habis pikir saja karena usai John membantai kedua orang tuanya, anak dari John itu bekerja sangat lamban. Harusnya dia percepat sedikit karena semestinya sebagai tanda terima kasih masih diberi hidup cuma-cuma.

Sialan, dia memenuhi otakku!

"Sayang, kamu dengar tidak sih?!" Sentakan itu tatkala membuat Grey mengerang frustasi. Hal tersebut membuat kekasihnya, Roseanna Arvensis--menganga tidak percaya akan reaksi pria dihadapannya.

"Kam-"

Prang!

"Ada apa denganmu, Grey?"

Piring pria itu dilempar begitu saja, amarah Grey sudah dipuncak. Ditambah lagi, beberapa pelayan tidak menjawab pertanyaannya dengan baik. Itu sungguh memilukan hatinya yang sudah dipenuhi gundah.

"Aku akan mencuci wajahku dulu, kamu tunggu disini dulu. Aku akan segera kembali setelah itu, ya." Dengan sisa amarah yang dia punya, suaranya otomatis berubah menjadi lembut walaupun kaku.

"Baiklah, segeralah mencuci wajahmu. Kamu memang sangat berantakan sekali." Dan, sekali senyum dari Rose itu tak digubris oleh pria-nya. Grey lebih gesit untuk meninggalkannya dengan rasa kesal yang menyeruak.

"Pria yang aneh, kalau bukan karena aku mencintainya, sudah kutinggalkan dia dari dulu. Sayangnya, dia terlalu... Yah, sudah banyak kenangan kita berdua."

Another Dimension : Second Life - KalopsiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang