Sepulang sekolah Naiza bareng dengan sang abang, duh tumben yaa...
"Ganti baju sana bau banget buset." Ledek Fauzaan, sengaja ia berucap begitu soalnya setelah pulang sekolah Naiza pasti selalu ke kamar Bunda, Fauzaan kali ini mencegah karena dirinya juga ingin berbicara sesuatu pada bundanya tentang Naiza.
"Asal banget kalau ngomong." ketus Naiza yang langsung memasuki kamarnya.
Fauzaan yang merasa bersalah sudah meledeknya dan takut Naiza sakit hati, namun urusan itu nanti dulu ia langsung menuju kamar Rosidah.
"Bunda..." panggil Fauzaan dengan lirih, dan Fauzaan juga menutup kembali pintu kamar Bunda nya.
"Kenapa bang?" sahut Rosidah menghampiri anaknya.
"Bunda gak kasian sama Naiza?" ujar nya yang tak tega jika adik nya menikah di usia muda.
"Mau gimana lagi bang?" Jawab Rosidah dengan menunduk, sebenarnya ia juga tak mau menikahi Naiza di usia nya yang masih sangat muda.
"Kan ada Fauzaan" timpal Fauzaan berharap sang Bunda membatalkan perjodohan lucu itu.
Rosidah hanya tersenyum dengan memegang bahu putranya "sudah menjadi keputusan Ayah juga."
"Yaudah Zaan ke kamar dulu."
"Iya."
---
Di sore hari Naiza yang sedang sibuk dengan tugas sekolahnya tiba-tiba saja Bunda memanggilnya dari bawah.
"Naiza..." Teriak bunda dari lantai bawah.
Naiza langsung menghampiri bundanya "kenapa bunda?" Tanya nya.
"Nanti keluarga tante Ratna kesini lagi kamu siap siap ya" titah Rosidah kepada si bungsu.
"Iy--iya bunda." Jawabnya dengan menunduk, "boleh Naiza kembali ke kamar?" Sambungnya melemparkan pertanyaan kepada Bunda.
"Boleh." Jawab Rosidah.
Kembali Naiza ke kamar ia langsung merebahkan diri diatas kasur miliknya, memikirkan apa yang akan terjadi kedepannya, menikah muda? Huh sama sekali tidak pernah terlintas dipikiran Naiza, niatnya setelah lulus SMA ia ingin sekali menuntut ilmu di luar, Yaman adalah Negara yang menjadi impian Naiza untuk menuntut ilmu disana.
"Haduh jangan cuma dibayangin ayo berusaha, kamu pasti bisa Naiza." ucapnya menyemangati diri sendiri.
Setelah itu Naiza melanjutkan pekerjaan rumahnya, Dhaafiyah Naiza Hilya. merupakan murid kebanggan SMA Cempaka Putih, memenangkan begitu banyak perlombaan dan ia juga berhasil membawa nama baik sekolahan nya.
"Aaa kangen ikut lomba lagi" ujar Naiza dengan raut sedih, kini dirinya sudah tidak bisa ikut perlombaan lagi karena orang tuanya melarang katanya 'kamu harus fokus untuk ujian kelulusan.'
setelah Naiza membereskan pekerjaan rumahnya, Naiza juga langsung membersihkan kamarnya.
"Alhamdulillah kelar, apa lagi ya?" Tanyanya dengan melihat sekeliling kamar.
"Udah kayanya." Naiza yang sudah lelah dan memilih untuk tidur sebentar.
---
"Bang tolong bangunin adik mu itu, kayanya dia ketiduran belum sholat Ashar dia." titah bunda lalu diangguki oleh Fauzaan.
Fauzaan langsung memasuki kamar adiknya, memang sudah biasa Naiza tak pernah mengunci pintu kamarnya.
"Za bangun."
"Emm..." Naiza masih belum bangun juga.
"Naiza." Fauzaan mencoba lagi membanguni Naiza dengan nada suara yang lebih tinggi dari sebelumnya, namun lembut.
"Dhaafiyah Naiza Hilya."
"Ihh berisik banget."
"Sholat Ashar dulu." titah Fauzaan.
"iya iya." jawabnya dengan nada khas orang bangun tidur.
Fauzaan langsung keluar dari kamar Naiza, sedangkan Naiza sedang melaksanakan sholat Ashar.
---
Malam pun tiba, dari bawah sudah terdengar suara keluarga Hamka, membuat Naiza semakin panik ia belum siap sungguh belum siap.
Naiza yang mengenakan gamis berwarna putih dengan berbalut pashmina yang senada dengan warna bajunya, membuat kesan mewah.
Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamar Naiza, "Za turun." titah Fauzaan.
"Ya." jawabnya yang tak bersemangat, segera saja Naiza mengikuti langkah sang kakak.
"Maa syaa Allah, sini dek." ujar Rosidah dengan senyum yang mengambang diwajahnya, dengan cepat juga Naiza duduk disamping Rosidah.
"Jadi gimana? Kemarin kan belum ada jawaban." ucap Faro menatap Naiza dan Hamka secara bergantian.
"Yah, Nai---."
"Hamka menerima perjodohan ini" Hamka memotong pembicaraan Naiza.
Naiza kaget dengan jawaban Hamka, " yah Za gak mau" lirih Naiza.
"Hamka sudah menerima kok." Faro menatap putrinya, ia tau pasti Naiza belum siap.
Naiza menatap mata kedua orang tuanya melihat kekecewaan membaluti wajah keduanya, membuat Naiza merasa bersalah jika menolak dengan berat hati Naiza mengatakan, "kalau begitu, Naiza juga menerima perjodohan ini." Begitu Naiza menyelesaikan bicaranya senyuman mengambang dari wajah Bunda dan Ayah nya.
"Alhamdulillah." sahut Azka.
"Yaudah terus kita tentuin tanggal lamarannya aja kali ya?" ucap Faro kepada kedua orang tua Hamka.
"Ya boleh, tapi apa engga sekarang aja? balasan dari papa Hamka malah semakin membuat jantung Naiza berdetak lebih cepat.
"Terlalu cepat, pah." Timpal Hamka dengan menatap manik mata milik papanya.
"Yaudah maunya kapan?" tanya papanya menatap Naiza dan Hamka bergantian.
"Minggu depan?" jawab Hamka.
Naiza benar-benar kaget mengapa secepat itu? Sungguh rasanya ia ingin kabur saja.
"Yaudah kalau gitu, nanti minggu depan kita kesini lagi."
"Naiza siap ya?" tanya Azka dengan terkekeh.
"Haduh kau lihat pipinya, sudah merah." ledek sang Ayah.
"Ayah apaan sih, engga kok." ucap Naiza yang langsung memegangi pipinya.
Hamka menatap Naiza dengan tersenyum, ingat Hamka menerima bukan bedasarkan cinta ataupun rasa suka.
Akhirnya keluarga Hamka berpamitan untuk pulang membuat Naiza bernafas lega.
"Ciee anak Bunda udah punya calon." Ledek Bunda dengan terkekeh melihat putrinya.
"Apa sih Bunda." Naiza tak terima dengan ledekan bundanya.
Naiza yang sebenarnya ingin menolak namun apalah daya hanya bisa menurut terlebih lagi jika ayahnya yang meminta.
Naiza melirik ke arah duduk Fauzaan terlihat sang abang sedang memikirkan sesuatu, tak lama Fauzaan juga menoleh kearah Naiza kedua mata saling bertemu, Fauzaan tersenyum lalu berdiri dan berjalan menuju kamarnya.
"Minggu depan." Gumam Naiza menarik nafas dalam dalam, lalu ia memutuskan untuk kembali ke kamar.
---
"Akan seberat apa nantinya?" Tanya Naiza kepada dirinya sendiri.
Kalau bisa kabur, Naiza mau kabur sejauh mungkin namun ia berpikir takutnya diluar sana menjadi gembel.
•
•MALAS LANJUT🙏🏼
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah with ketos?!
Teen FictionSLOW UPDATE!!⚠️ Menikah muda? Huh sama sekali tidak pernah terlintas di pikiran Naiza, ia hanya ingin fokus pada pendidikan dulu namun kedua orang tuanya menjodohkan ia dengan seseorang laki-laki yang mempunyai sifat berlawanan dengan dirinya. ~~~ M...