Gerald jago kalau disuruh ngomong blak-blakan, tapi kalau urusan bohong dia noob.
"Uh...iya...Gerald habis nengok Kak Radit, kan Kak Ra--"
"Radit Radit Radit Radit terus isi kepala kamu!"
degdegdegdeg
Jantung Gerald berpacu kencang.
Hampir tidak pernah melihat si papa marah besar, jelas saja Gerald kaget mendengar suara papanya yang meninggi.
Papa Andrew bisa lihat kok, rasa takut di mata Gerald. Tidak tega sebetulnya. Makanya pria paruh baya itu menghela napas, menurunkan emosi.
"Papa biarin dia kerja di kantor Papa karena Papa kira dia seseorang yang punya jasa bagi kamu, pernah bantu kamu. Ternyata cuma parasit."
Ya memang nada bicaranya turun sih, tapi kalimatnya tetap saja pedas.
"Papa ga akan pecat Kak Radit, kan?"
"Kamu masih berani tanya?"
"Kalau Papa pecat Kak Radit aku mau mogok makan!" Gerald malah dengan beraninya balik meninggikan suara.
"Papa capek-capek jaga kamu, rawat kamu baik-baik, kamu malah lebih mentingin orang lain daripada diri sendiri. Terserah kamu deh mau gimana, pusing Papa ngurusin kamu!"
Kemudian Gerald hanya bisa melihat dalam diam bagaimana papanya meninggalkan ruang makan tanpa memandangnya lagi.
Rasanya kesal sekali, tapi juga takut.
Tidak tahu harus apa, ujung-ujungnya Gerald hanya menangis.
Bi Sari yang sejak tadi hanya jadi penonton karena tidak berani menyela pertengkaran ayah-anak itu kemudian buru-buru menghampiri Gerald, merengkuhnya dalam pelukan dan mengusap punggungnya.
"Cup cup, jangan nangis aden, nanti sesek. Udah ya, Papa teh marah karena khawatir sama aden, nanti juga baik lagi."
Ini pertama kalinya Bi Sari melihat anak dan ayah ini saling meneriaki, sampai bingung harus bagaimana.
Keesokan harinya Bi Sari mencoba menyiapkan makanan kesukaan Gerald untuk sarapan, niatnya demi menghibur anak itu.
Sayang sekali atmosfer di rumah masih sama seperti semalam.
Raut wajah Papa Andrew tampak kaku, ibarat gunung berapi siap meledak kapan saja.
Gerald pun begitu, enggan mengucap sepatah katapun, bibirnya cemberut.
Bi Sari mencoba mengabaikan, hanya bersikap biasa saja, menyendok lauk untuk Gerald banyak-banyak.
Masih syukur Gerald mau makan, Bi Sari ingat ancaman anak itu semalam dan takut-takut Gerald serius, bisa sakit nanti.
"Siniin Hp kamu. Kartu kamu juga."
'Duh, gawat betulan ini mah,' batin Bi Sari.
Bi Sari melirik ekspresi Gerald, jelas sekali anak itu kesal tapi dia tetap menuruti perintah papanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Baby [SeoChan Local AU]
FanfictionRadit (Seoham) sadar betul sih dia tuh ganteng maksimal, mana tinggi semampai pula, banyak lah yang suka sama Radit. Cuma ya ngga bocil juga dong! Ya kali macarin anak SMP? Eh...dipenjara ngga sih? "Kak, pacaran yuk!" --Gerald (Jaechan), bocil pilek...