Feel Special 8

12 1 1
                                    

*still flashback

"jadi menurut lu apa yang salah?"

Seungmin mengerjap bingung, dia tidak tau harus bagaimana menanggapi cerita dari tetangganya. 

Sebelumnya ia melihat Jaemin menangis di rooftop apartemen, akhirnya ia mengundang Jaemin ke kamar apartemen-nya dan mendengar seluruh keluh kesah laki-laki itu.

Dan sekarang ini'lah yang terjadi.

"seenggaknya dia bilang terima kasih kek, gue kan udah belain dia di depan anak kelas," Jaemin menenggak cola dengan frustasi, lalu berlagak seperti orang mabuk. Jaemin sendiri tidak yakin apa dia sedang mabuk karena cola atau karena cewek yang menamparnya tadi pagi.

"mending gue ganti pake soju beneran sini, asal nggak bir sekalian. Lu kayak orang bego minum coca cola doang mabok!" tangan Seungmin udah gatel pengen nampol muka Jaemin yang keliatan ngeselin.

"keep halal bestie," jawab Jaemin, kembali meneguk coca cola nya.

"haahh.." Seungmin meraup wajahnya sendiri, dia ikutan frustasi.

"tadi lu tanya siapa yang salah, kan?" tanya Seungmin, itu membuat Jaemin terkesiap.

"iya iya! siapa?"

"kalian berdua salah," jawab Seungmin.

"lah kok? terus gue juga salah gitu?" Jaemin mengernyit tidak terima.

"yaiya lah, lu salah! Lu itu gak peka, dia itu gak suka banyak cewek deket-deket sama lu. dia'kan juga cewek, pasti dia juga suka sama lu," kata Seungmin dengan nada yang sangat meyakinkan.

Jaemin mengangguk-angguk. "terus salah dia?"

"salah dia, seharusnya kalau suka sama orang ya bilang," lanjut Seungmin dengan teori sotoy-nya.

"jadi maksud lu, si Hilwa juga suka sama gue gitu?" tanya Jaemin, semangatnya langsung menggebu-gebu.

"yaa.. itu baru perkiraan gue sih," kata Seungmin sambil cengengesan. "pokoknya, lu harus bikin dia nempel sama lu terus!"

Jaemin merangkup kedua tangan Seungmin, matanya berbinar-binar, "oke! Saran lu gue terima. Kalau misalnya saran dari lu berhasil, lu mau minta apa dari gue?"

Kali ini Seungmin yang terkesiap semangat. "5 persen saham perusahaan Papah lu!"

"Deal!" sahut Jaemin tanpa basa-basi.

----------

Jaemin pulang ke apartemen tepat tengah malam. Semua orang sudah tertidur.

Ia berjalan mengendap-endap menuju kamarnya dengan cepat. Takut-takut kalau saja Mamih nya tiba-tiba muncul diambang pintu manapun.

Tapi untungnya tidak. Jaemin bernapas lega sesampainya ia di kamar dan menyalakan saklar lampu kamar.

"hahaha, aman.." cecenges Jaemin.

Tak lama ponsel di saku celananya bergetar, ada sebuah telpon masuk dari nomor yang tak tersimpan di ponselnya.

Meski begitu, Jaemin tau siapa pemilik nomor yang menelponnya itu.

Renjun.

Jaemin ragu-ragu untuk mengangkat telpon itu. Mengingat kesalahan yang pernah ia buat dahulu, ia terlalu sungkan untuk mengangkatnya.

Ia menarik napas dalam untuk menenangkan diri, "gak apa-apa.. mungkin ini waktunya gue minta maaf."

Lalu ia menekan tombol hijau di layar ponsel, hingga terdengar suara Renjun di sana.

"Halo?" jawab Jaemin.

"ah, gue kira gak bakal lu angkat. by the way, sorry ganggu malem-malem," sambut Renjun cukup panjang dari yang Jaemin pikirkan.

Feel SpecialTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang