3

13.9K 1.2K 46
                                    


malam hari dipenuhi dengan rintihan kesakitan dari pemuda kecil di ruang tangga, ia menangis pilu sungguh ia tak bohong seluruh badannya terasa sakit . semua terjadi karena ayahnya meminta ulangan harian matematika.

bugh

"ANAK  SIALAN"

"Akhh sakit"

bugh

bugh

"SUDAH KU KATAKAN PERBAIKI NILAIMU SIALAN, NILAI 88 KAU SUGUH KAN KE SAYA?"

"ANAK BODOH"

bugh

"a..ay..yah sakitt " ucapnya lirih sungguh ayahnya tak berhenti memukuli kakinya dan perutnya

bugh bugh

"diam sialan"

"ssh akh ampun sakithhh ampun ayah"

rian berjalan menuju ruangan kerjanya dan membiarkan raka meringkuk kesakitan di sana , ia berjalan mengambil ikat pinggangnya lalu kembali ke ruang tengah dengan rahang dan muka memerah

CTAR

"AKHHH AMPUN AYAHH" teriak raka dengan menangis ia sontak menoleh ke arah bundanya yang hanya menyaksikan ia bagaimana ayahnya mencambuk seluruh badannya

CTAR

"hiks ampun sakit ayah"

CTAR

"ayah..sakit maafff ssh"

CTAR

"ampun hiks ampun ssh"

"KAU BIKIN MALU SAYA DENGAN NILAI MU JADI KAU HARUS MEMBAYARNYA ANAK BODOH"

CTAR

"aakh"

CTAR

"ayahh sakitt akh hiks"

BRAK

BUGH

BUGH

"sialan" umpat rian saat merasakan 2 pukulan melayang ke arah sudut bibirnya dan perutnya langsung terjatuh tersungkur di lantai

"AYAH" teriak rindi dan berlari ke arah sang suami

"KAU PAK TUA SIALAN" teriak pemuda itu, pemuda itu adalah ravindra dan di belakang pemuda itu gerald yang menghampiri raka yang sudah tergeletak di lantai dengan merintih menahan sakit

"siapa kau berani sekali mencampuri urusan ku"

"saya yang akan membunuh mu sekarang juga sialan"ucap ravindra dengan rahang sudah mengeras

"KAU HANYA SEORANG REMAJA JANGAN IKUT CAMPUR URUSAN KU" bentak rian memandang tajam ke arah ravin, rindi hanya diam dan memegang tangan kiri sang suami

"ayah sudah nanti gibran bagun" alibi rindi

"diam!" ia menatap rindi datar dan beralih menuju pandanganya ke arah ravin dan menunjukan jari telunjuknya ke arahnya

"PERGI DARI RUMAH KU SEKARANG JUGA"

"cih rumah mu?ini rumah raka kau dan istri anak mu hanya numpang" ucap gerald menatap nyalang pasangan suami istri itu

"anak sialan" ucap rian sudah menatap nyalang raka yang berada di dalam pelukan gerald ia melangkahkan kaki ke arah raka dengan ancang acang ingin memukul kembali raka namun terhalang dengan satu pukulan mengenai perutnya

bugh

"jika kau berani menyentuhnya kembali saya pastikan hari dan waktu ini menjadi yang terakhir untukmu pak tua" ucap ravin dingin dan menatap rian datar

 RAKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang