Part 5

1.6K 336 59
                                    

" Berhenti disini!" Teriak Jarrel hingga membuat sang pengemudi menginjak rem secara mendadak.

" Lo gila? Ngapain kita berhenti disini" Haiden mendelik tajam- ia beralih mengamati kondisi di sekelilingnya yang nampak seperti lingkungan kumuh. Dirinya juga tidak habis pikir bagaimana bisa ada jalan se-sempit ini yang hanya bisa dilewati oleh satu mobil.

" Kos gue masuk gang situ, mobil lo nggak bakal bisa masuk" Tunjuknya pada sebuah gang sempit.

" Udah ya gue cabut, makasih udah nganterin" Belom sempat Jarrel membuka pintu mobil, tangannya sudah lebih dulu di cekal oleh pemuda di sampingnya. Ia menolehkan kepala seraya mengerutkan dahinya bingung.

" Gue boleh ikut?" Tanya Haiden ragu.

Jarrel membulatkan matanya terkejut, apa dia tidak salah dengar? Haiden ingin ikut dengannya ke kos sempitnya itu?
" Bercanda ya lo?"

" Jangan sok iya deh, nanti lo gatel gatel masuk kos gue. Mending lo pulang aja ke penthouse" suruhnya.

" Jarrel! I'm your daddy right now" Ujarnya penuh penekanan.

Hampir tersedak ludahnya sendiri, Jarrel lantas memukul bahu tegap pemuda Ganendra tersebut.
" Daddy apaan anjir? Lo bukan bapak gue"

" Remember! You're my sugar baby" peringatnya.

Jarrel memejamkan matanya sekilas menahan kesal.
" Ya ya ya terserah" ujarnya.

Kemudian keduanya turun dari mobil, Jarrel melangkah lebih dulu menuju kosnya lalu di ikuti oleh Haiden yang terlihat sedang menutup hidungnya karena bau yang menurutnya tidak sedap.
" Ini bau apaan?" Tanyanya.

" Tuh bau selokan" Ia menunjuk dengan kepalanya yang ia arahkan pada sumber bau itu berasal.

" Damn, gimana bisa lo hidup di tempat kayak gini?" Haiden hanya tak habis pikir lingkungan seperti ini layak dihuni. Sejak kecil ia dibesarkan di lingkungan yang penuh akan kemewahan jadi wajar saja jika ia heran.

" Uang gue cuma cukup buat nyewa kos di sekitar sini" jelas Jarrel, karena sesungguhnya ia juga terpaksa berada disini.

Keduanya kini memasuki kos Jarrel, Haiden mengedarkan pandangannya. Tidak buruk, ini lebih terlihat seperti rumah yang memiliki banyak kamar.

" Masuk" Ajak Jarrel setelah ia berhasil membuka pintu kamarnya dengan kunci.

Haiden berjalan memasuki kamar minimalis itu- sontak saja pikirannya langsung tertuju pada bathroomnya di penthouse yang jauh lebih besar dari kamar Jarrel saat ini.
" Lo betah tinggal disini?" Tanyanya dengan menatap Jarrel yang mendudukkan tubuhnya pada pinggiran tempat tidur.

" Betah nggak betah gue nggak ada pilihan lain" jawabnya.

Tubuh tinggi itu ia bawa mendekat- mendudukkan dirinya disamping Jarrel. Haiden mentap pahatan wajah yang begitu sempurna itu dari samping. Ada rasa tidak tega melihat Jarrel hidup susah di lingkungan seperti ini.
" Mulai sekarang lo tinggal sama gue" ajaknya.

" MAKSUD LO?" Jarrel menatap Haical dengan tidak santai.

" Ya lo tinggal sama gue di penthouse, disana ada 2 kamar kosong. Lo bebas mau pake yang mana" jelasnya.

" Jangan deh, gue takut repotin lo" Jarrel menundukkan kepalanya tak enak.

" Nggak sama sekali Jarrel, lo itu sekarang sugar baby gue tanggung jawab gue" ujar Haiden meyakinkan.

00.00//FIRST SIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang