Part 1

2.8K 339 22
                                    

Sebuah motor sport hitam memasuki parkiran khusus roda dua yang ada di pelataran SMA Bumiantara. Sudah bukan hal aneh lagi jika suara berisik yang ditimbulkan dari knalpot motor milik Jarrel Kivandra mengganggu suasana damai di pagi hari. Seorang lelaki dengan jaket boomber kebanggaannya itu melepas helm full face yang sedari tadi melekat pada kepalanya. Sedikit menunduk guna melihat tampilannya pada kaca spion motor- tak lupa tangannya bergerak mengacak acak rambut halusnya. Jarrel tidak suka terlalu rapi seperti murid pintar kebanyakan. Meskipun sering membolos dan juga membuat onar, Jarrel Kivandra termasuk salah satu siswa dengan segudang prestasi yang sering memenangkan juara pada olimpiade.

Baru saja akan melangkah meninggalkan area parkiran, atensinya beralih pada deretan mobil sport yang memasuki parkiran khusus roda empat yang memang tempatnya tidak jauh dari tempat parkir motor.
" Mobil mahal bau asapnya emang beda" ujarnya sebelum kembali melangkah menuju kelas.

Namun beberapa langkah lagi sampai pada kelasnya, Jarrel terpaksa harus berputar balik ke arah lain menuju kantin sekolah. Perutnya meraung raung meminta di isi karena tidak sempat sarapan. Lagi pula apa yang diharapkan darinya? Jarrel tidak bisa memasak, terlebih lagi ia tinggal sendiri di apartmen karena kedua orang tuanya ingin dirinya memulai hidup mandiri.
" Makan siomay aja kali ya" gumamnya kemudian berjalan menuju stand ibu penjual siomay yang terkenal di kantin sekolah ini.

Kedua netranya menelisik seluruh penjuru kantin- mencari tempat duduk yang masih kosong. Jangan heran kenapa kantin sudah ramai di pagi hari seperti ini, banyak siswa yang tidak sempat sarapan dari rumah atau memang ada yang sengaja tidak sarapan karena lebih menyukai makanan di kantin.
Senyumnya merekah begitu menemukan tempat duduk yang masih kosong dan hanya ada satu orang yang Jarrel kenal.
" Lo ngapain disini?" Tanyanya seraya mendudukkan tubuhnya di samping seseorang itu.

Yang ditanya mendelik tajam sembari memukul pelan bahu lebar milik Jarrel
" Gak ada sopan sopannya ya lo sama gue" Protes Arzan, kakak tingkat sekaligus sahabat Jarrel. Pertemanan keduanya dimulai sejak pemuda Kavindra itu bergabung dengan Reactangles 1 tahun yang lalu.

" Senioritas amat lo" Gurau Jarrel, ia memang suka menjahili kakak tingkat yang sudah ia anggap sebagai kakak sendiri ini.

" Jangan lupa nanti malem lo ada balapan sama anak Night Owl " Ujar Arzan- mengabaikan ucapan Jarrel sebelumnya.

" Santai elah gue nggak bakal lupa. Udah siap nih gue ngalahin si jono" Ujarnya menggebu gebu.

Merasa ada yang aneh, Arzan mengerutkan dahinya bingung.
" Jono siapa?" tanya nya.

" Amnesia ya lo? " jawab Jarrel tidak santai.

" Sembarangan" Arzan menatap adik tingkatnya itu sinis.

" Ya maksud gue jono siapa? Lawan kita nggak ada yang namanya jono" jelasnya menahan kesal.

" Ngaco lo kak, di group chat Reactangles pada bahas lawan gue malem ini jono kok" Ia meraih ponselnya yang berada di saku seragam, berniat menunjukkan pada sang kakak tingkat. Tetapi sebelum benar benar membuka aplikasi chat, Arzan sudah lebih dulu menyela ucapannya.

" Maksud lo Jano?" Tanya Arzan memastikan.

" Eh masa iya Jano? Bukannya Jono ya?" Balasnya seraya mengingat ingat kembali nama lawan balapannya malam ini.

" Gue tonjok lo lama-lama" Tangan Arzan membentuk kepalan yang siap menonjok lawan.

Jarrel terkekeh geli menanggapi. Ia tau Arzan hanya bercanda, tidak mungkin juga lelaki mungil itu tega memukulnya yang sudah di anggap adik sendiri.

00.00//FIRST SIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang