DYAD03 // Dua Pucuk Surat / Log

9 3 0
                                    

Di ruang pertemuan yang kini telah kosong, para peneliti dan seorang jurnalis yang telah berdebat memutuskan untuk mulai bekerja. Tidak ada gunanya adu mulut tanpa hasil sementara Liberté sedang berpacu dengan waktu.

Namun saat hendak keluar, kunci elektronik tersebut menolak membuka. Layar pucatnya menampilkan sebuah enskripsi yang harus dipecahkan sebelum kalian bisa keluar dan mulai bekerja.

Tantangan telah dimulai dan pihak lawan telah bergerak menghalangi kalian mencapai tujuan.



Penopang hidup Liberte yang tinggal lima puluh persen membuatku setengah tertegun setengah terkesima. Tidak, bukan berarti aku ingin ada kejadian meresahkan untuk menawar kebosanan, aku tahu pasti pada akhirnya, para saintis-lah yang mungkin akan menjadi ujung tombak - entah dalam perlawanan atau dalam perlindungan terhadap pemerintah Liberte yang menyimpan agenda tertentu.

Aku selalu melaksanakan tugas. Aku melihat ini sebagai tugas dan aku akan menyelesaikan tugas.

Akan tetapi, ketika aku hendak keluar dari ruang itu, ruangan tersebut terkunci rapat. Ada dua kalimat berpendar di pintu dalam bentuk sandi, tampak harus dipecahkan sebelum kami bisa keluar. Aku pun melihat kembali ke arah tempat duduk, melihat Silas dan Deo yang ada di ruangan.

 Aku pun melihat kembali ke arah tempat duduk, melihat Silas dan Deo yang ada di ruangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apa ini artinya ia terkunci bersama dua pria? Aku sejenak menahan secercah tawa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apa ini artinya ia terkunci bersama dua pria? Aku sejenak menahan secercah tawa.

Baik, ini bukan waktunya untuk tertawa. Aku harus bekerja sama, entah bagaimana caranya, dengan dua orang ini agar bisa pergi.

Saat ini, sepertinya aku hanya bisa mengandalkan Silas agar Pak Wartawan Deo mau kompromi ... dan untungnya rencana itu berjalan cukup lancar. Wartawan apatis nan sinis itu turut memecahkan teka-teki pintu, mengidekan enkripsi A = E dengan jarak masing-masing huruf 5 alfabet, tapi hipotesisnya kurang sempurna. Tapi ia menebak kata pertama sebagai 'Liberte', paling tidak itu sudah cukup.

Aku yang tadinya hendak ingin menunggu saja sampai Silas atau Pak Wartawan Deo memecahkan sandi ini harus bermain menjadi villain menanggapi hardikan Pak Wartawan saat aku mencoba memberikan masukan untuk fokus pada huruf berulang pada sandi karena kemungkinan itu menandakan huruf vokal, dan mencoba probabilitas E = W.

LituskulturaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang