Daddy, Daddy, Do. / txt.log

4 4 0
                                    

=========

Liberte - Task 07

=========



[Silas]

Silas terdiam memandang sesosok pria baya yang kini berdiri tegap di hadapan. Namun, dari sikapnya yang dingin, juga para penjaga lengkap senapan yang ada di sekitarnya, membuat Silas yakin, hidup mereka tidak akan lebih mudah.

"Kau benar, Nona. Kita memang belum bebas," bisik Silas. "Lalu, apa yang akan kita lakukan? Bernegosiasi?"

Silas melirik ke arah Deo. "Apa ini tugasmu, Tuan Wartawan?" bisiknya lagi. "Saya tidak biasa bicara dengan orang lain."

Cih! Silas membenci kelemahannya yang sering berbelit saat bicara. Itu mungkin akan memperburuk kondisi mereka saat ini.


[Deo]

Mengikuti perkataan Silas, Deo segera maju ke depan Kanselir. Tangan kanannya diletakkan ke dada kiri dan ia sedikit membungkuk.

"Salam hormat dari Saya, Yang Mulia Kanselir. Apakah Kanselir berkenan mendengarkan laporan penting dari saya terkait kejadian hari ini?"

Kanselir tidak akan membunuh mereka, Deo yakin akan hal itu. Walaupun ia sempat terkejut saat para pengawal kanselir menodongkan senjata ke arah mereka.

"Kanselir bisa mempercayai saya, saya tidak akan mengkhianati Anda," ujar Deo sekali lagi dengan nada yang tegas dan meyakinkan.


[Sara]

Melihat sosok Kanselir di ambang pintu, beserta armada bersenjata di belakangnya, senyum Sara terkembang. Ia berdiri paling belakang dan Deo sudah dengan heroiknya memasang badan untuk meyakinkan pria tua di hadapan mereka.

Sara memilih diam sebelum ditanya, melihat Kanselir memandang mereka bertiga dengan tatapan kosong.


[Kanselir Cohen]

"Ah, maaf atas kesalahpahaman yang terjadi." Xander mengangkat tangan lalu menurunkannya. Para prajurit yang bersamanya langsung menurunkan senjata. "Saya tidak bermaksud menakuti kalian, para ilmuwan yang budiman dan reporter kepercayaan Liberte."

Tatapannya bergulir dari Silas, Sarah lalu berhenti di Deo. Ada senyum tipis di wajahnya yang mulai keriput.

"Kalian adalah tamu kehormatan di laboratorium ini, diundang untuk mencari solusi dan memperbaiki sistem penunjang hidup. Tentu saja harus diperlakukan dengan baik."

Xander berjalan melewati ketiga orang yang memandangnya lalu menganggukkan kepala. Seketika keenam prajurit yang mengikutinya terbagi tiga kelompok. Dua berjalan di depan Kanselir, dua di antara dirinya dan para undangan dan sisanya menutup barisan dengan berjalan di belakang Silas, Deo dan Sara, tidak memberikan ruang bagi mereka untuk melawan.

"Saya ingin bercakap-cakap dengan kalian, jika kalian, tentu saja, tidak keberatan."

Barisan paling depan mulai berjalan, disusul oleh sang kanselir. Para tamu tidak memiliki pilihan selain mengikuti.


[Silas]

Deo menoleh ke arah Silas dan Sara. Yah, mereka tidak memiliki pilihan apapun lagi, bukan?

Lelaki itu mengangguk pada dua saintis yang kini sedang memandanginya. "Percaya saja pada Yang Mulia. Bukankah dia juga yang memberi kita kehidupan di sini selama beberapa generasi?"

LituskulturaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang