day O6 - study date with kurokawa izana

57 6 0
                                    

1068 words

1068 words

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

---

"Izana!" panggil [Surname] [Name] setengah terengah.

Sang empunya nama menoleh tanpa banyak berekspresi, meski sebenarnya ia kecewa karena kedatangan [Name] lebih lama 45 menit dari yang dijanjikan.

Langkah [Name] akhirnya terhenti tak jauh dari hadapan laki-laki tersebut. "Maaf, aku terlambat," ujarnya selagi merapihkan surai [hair colour]-nya itu.

"Ayo," ajak Kurokawa Izana seraya mengulurkan tangannya.

[Name] menghela napas singkat, kemudian menggenggam tawaran tersebut seraya menerbitkan senyum lebar, "Kafe yang kemarin, kan?" tanyanya.

Izana ikut mengulas senyum tipis, "Ada sedikit perubahan kali ini."

"Benarkah?" [Name] menatap kekasihnya itu antusias dan sedikit tak percaya. "Kau menemukannya sendiri atau ...?"

"Sendiri." Izana menarik lembut tangan [Name] agar mengikuti langkahnya. "Kutemukan baru dua hari lalu ketika sedang bersama Kakuchou."

Mata [Name] tiba-tiba langsung berbinar. "Ah, Kaku-chan? Bagaimana kabarnya? Aku sudah lama tidak bertemu dengannya."

Izana melirik kecil ke arah gadis itu dan menjawab, "Biasa saja, tuh."

"Baiklah, baiklah," sahut [Name] mengerti. "Aku tidak akan membicarakannya lagi."

Laki-laki dengan surai bleach blonde tersebut hanya mengedikkan bahunya acuh tak acuh. "Aku tidak bilang apa-apa."

[Name] menyikut pelan lawan bicaranya. "Sepertinya kau masih tidak bisa menerima fakta bahwa Kaku-chan adalah cinta pertamaku."

Raut wajah Izana mulai berubah keruh, sehingga [Name] buru-buru meralat ucapannya sebelum laki-laki itu merengut marah. "Tapi itu sudah lama, sih. Aku sudah lupa rasanya bagaimana, karena yang memenuhi keseharianku hanya Izana seorang."

Izana kali ini menatap [Name] geli.

"Ai, ya, sudah. Aku diam, nih." [Name] mengatupkan mulutnya rapat-rapat dengan segaris senyum.

"Aku tidak bilang apa-apa," balas Izana lagi, mengalihkan pandangannya ke jalan setapak yang dilalui mereka.

"Oh, omong-omong." [Name] jelas tak mampu menuruti ucapannya untuk tetap diam. "Apa memang harus lewat sini?" tanyanya seraya mengedarkan pandangan penuh telisik. Baru sadar jika perjalanan tersebut menuntun mereka semakin jauh dari pusat peradaban.

Izana mengangguk pelan. "Maka dari itu, kau hanya boleh ke sini denganku," tuturnya tanpa intonasi maupun ekspresi berarti.

"Hm, aku tidak yakin tentang itu," komentar [Name] setengah bergurau. "Area ini seharusnya lebih enak dilalui seorang diri."

fluff week ๑ hq◞ jjk◞ tr◞ sk8Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang