7. Kenangan, kenyataan & keanehan

7 7 7
                                    


.☆.
.☆.
.☆.
7. Gelang karet
CEO Grendrei Mert
Suara suara aneh
.☆.
.☆.
.☆.

Happy reading *ㅇ*
.
.
.
.

"Noh, itu dia," ucap Hana menunjuk Chintia.

"Lah, itu bukannya inti Rindroa ya? Kok Chintia bisa sama mereka," heran Dewi.

Pasalnya kini Chintia sedang duduk dibagian paling ujung bersama dengan inti Rindroa.

"Udahlah samperin aja." Ucap Elena dan mendahului mereka.

Namun baru selangkah, Elena harus berhenti dan menutup telinganya akibat suara keras yang memenuhi area kantin membuat seluruh atensi penghuni kantin mengarah kemereka.

"CHINTIA." Teriak Alea dan Acha berbarengan dan menghampiri Chintia

"Dasar lo bedua, teriak mulu." Kesal Elena

Kini mereka sudah berada dimeja kantin dimana terdapat Chintia.

Acha langsung saja mengambil tempat duduk disamping Erick, sementara yang lainnya duduk dikursi yang masi kosong.

Dua kursi panjang dengan satu meja sebagai penghalang itu, kini telah penuh diisi oleh mereka.

"Mau pesen apa?" tanya Nabil menatap mereka yang baru saja tiba.

"Gue, Mie ayam aja," ucap Dewi

"Samain ajalah." Ucap Acha yang diangguki semuanya.

Nabil pun hanya mengangguk dan menarik tangan Hana untuk ikut bersamanya.

"Abil, gue bakso ya," ucap Deina disaat Nabil baru saja ingin melangkah.

Nabil mengangguk dan melingkarkan jari jempolnya dan telunjuk pertanda 'oke' dan berlalu pergi bersama Hana.

"Jadi, lo sama siapa kesini?" Tanya Dewi menatap Chintia yang sedang memakan makanannya.

"Sama Ryan," ucap Chintia menunjuk Ryan.

"Kalian satu kelas," tebak Elena dan hanya mendapat anggukkan dari Chintia.

~~~~

Disebuah ruangan yang dengan penerawangan minim, terdapat dua pria yang berumur sekitar 30 tahunan sedang membicarakan beberapa hal.

"Sekarang bagaimana?" tanya pria yang memakai pakaian serba hitam dengan kaos putih polos sebagai dalamannya.

"Aku tidak tau." Jawab seorang pria yang memakai pakaian formal dengan jas dan dasi serta kemeja putih.

"Dia sudah tumbuh besar dan sudah waktunya dia mengetahuinya," ucap pria dengan pakaian serba hitam.

"Biarkan dia untuk beberapa waktu. Beri dia sedikit waktu lagi, ini bukan saatnya dia mengetahuinya," ucap pria dengan pakaian formal nya.

"Lalu bagaimana dengan saudaranya?" tanya pria itu.

"Pasti dia akan diberi tau oleh orang tuanya, ralat, orang tua angkatnya," ucap pria berpakaian formal.

DeinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang