4

410 32 4
                                    

Happy Reading...

"Baby Zilla waktunya Mimi!" Puput menggendong bayi mungilnya itu ia membuka kancing bajunya kemudian mulai menyusui putrinya

Baby Zilla menyedot rakus payudara Puput membuat wanita cantik itu kegelian.

Cup

Dikecupnya pelan kening Bayi digendongannya.

"Mami sayang Baby Zilla" ucapnya tersenyum lembut

Sedangkan diambang pintu Halimah menatap berkaca-kaca kearah putrinya yang tengah menggendong cucu pertamanya.

Rizal mengusap bahu sang istri dan mengecup puncak kepalanya.

"Kita bantu putri kita untuk mengurus dan membesarkan cucu kita ya" Halimah mengangguk berbalik memeluk suaminya

Sementara Puput tengah menatap sendu wajah damai putrinya Yang tengah terlelap setelah menyusu.

Ia menidurkan bayi nya ditengah-tengah ranjang.

Setetes air mata mengalir dari kedua matanya.

"Maafin Mami hiks karena Mami hiks tidak bisa memberikan keluarga yang utuh untuk Baby Zilla" Wanita cantik itu terisak pelan

•••

Arion membuka pintu apartemen dengan password yang berisi tanggal jadiannya dengan Puput.

Password apartemen itu dibuat bukan atas keinginannya tapi atas keinginan Puput dengan alasan ingin selalu mengingat tanggal dimana mereka jadian.

Pria itu membuka pintu kemudian memandang sekeliling ruangan yang sudah mulai berdebu.

Ia menuntun kakinya melangkah menuju kamar yang selama ini ditempati oleh ia dan Puput.

Setelah membuka pintu kemudian menutup kembali pintu kamar pria itu memejamkan matanya seraya menghirup rakus aroma wanita itu yang perlahan mulai menghilang di ruangan ini karena tertutup oleh debu.

Arion melangkahkan kakinya menuju ranjang dan membaringkan tubuhnya di sana ia memeluk bantal yang selalu digunakan oleh Puput.

Disitu masih tersisa harum shampo yang selalu wanita itu pakai.

Mata elangnya yang terlihat sayu itu menatap setiap sudut kamar itu. Kamar yang telah ditinggalkan oleh pemiliknya.

"Kembali Sayang aku mohon" lirihnya memejamkan mata hingga air matanya terjatuh membasahi bantal yang ia peluk itu

•••

"Ar"

Mata yang tadi terpejam itu terbuka. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali memastikan jika yang ia lihat saat ini bukan hanya ilusi semata.

"Ar!" Gadis itu berteriak didepan wajah Arion dengan wajah yang membuat jantung Arion berdetak lebih kencang

Arion mendudukkan dirinya diatas ranjang memandang lekat gadis dihadapannya.

"Ar kamu oke?" Tanyanya mengulurkan punggung tangannya ke kening pria yang tengah menatapnya lekat

"Gak panas kok" bingungnya kemudian hendak menarik tangannya tapi Arion memegang tangan itu kemudian mengarahkan tangan itu untuk mengusap pipinya

Puput tercenung melihat perilaku dari kekasihnya itu.

"Jangan tinggalin aku" Arion menangis dihadapan gadis itu

Puput yang melihat itu seketika panik ia langsung memeluk Arion mencoba menenangkan pria yang ia cintai itu.

"Hey Ar, aku gaakan ninggalin kamu jadi jangan nangis lagi!"

Arion memeluk pinggang gadis itu erat dengan posisi Arion duduk dan Puput yang berdiri. Arion menenggelamkan wajahnya di perut wanita yang tengah memeluknya itu.

"Sayang jangan tinggalin aku, maafin aku" lirih Arion

"Maaf"

•••

"Maaf"

"Arion edan dia pakek acara sakit segala untung gue inisiatif mau kesini!" Omelnya

Dimas dengan telaten mengompres dahi Arion tidak henti-hentinya mengernyitkan dahinya dan gelisah dalam tidurnya. Bahkan keringat membasahi kemeja yang dikenakan pria itu.

"Gue gantiin aja kali ya bajunya, kasian nih anak!"

Dimas menggantikan pakaian pria itu dengan pakaian santai yang tersedia di dalam lemari yang berada di kamar apartemen itu.

"Lo pasti nyesel kan sekarang?" Dimas tersenyum kecut karena sedari tadi ia mendengar kata maaf terlontar dari bibir Arion

"Gue bakal coba bantu Lo sebisa gue buat cari Puput,  Rion" ucap Dimas

Bersambung...

Jangan lupa Vote dan Coment!

I'm Sorry, Don't Leave MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang