Taehyung vs Yibo

552 81 7
                                    


Happy Reading💜💜

.

"Tidak ada Taehyung, berhenti!" aku berteriak padanya, mencoba mendorongnya menjauh dariku. Aku bergegas ke tepi tempat tidur namun ia kembali menyeretku ke tengah dan tangannya berada di atasku lagi saat ia mencoba menggelitik tubuhku.

"Kalau begitu, katakan kau mencintaiku Jungkook, hanya itu yang harus kau lakukan." Ia menyeringai, membuatku menggeliat. Aku hanya cekikikan, berguling-guling di tempat tidurnya saat ia melanjutkan menggelitikku.

"Kumohon, Taehyung. Hentikan!" kataku di sela tawa kami.

"Salah!" Dan ia beralih menggelitik pinggang dan perutku, lalu di bawah lenganku, leherku, di mana-mana sampai aku tidak tahu harus berbuat apa lagi.

"Haha berhenti!" aku memekik lagi.

"Tidak, sampai kau mengatakannya.”

"Baik baik, aku mencintaimu!" aku berteriak, tahu betul itu yang ingin ia dengar dan setelah itu aktifitas menggelitiknya berhenti dan aku menghela napas lega lalu membuka mataku, terkejut melihat wajahnya yang begitu dekat dengan wajahku.

"Aku pun mencintaimu," ia berbisik, lalu mengunci bibirku di antara bibirnya dan sesaat kemudian bukan gelitikannya yang membuatku menggeliat.

Setelah itu, kami duduk di karpet di depan TV nya, stik game di tangan. Ia mengalahkanku di medan perang. Dia sudah membunuhku berkali-kali sejak kami bermain.

Saat dia kembali membunuhku, aku menjatuhkan stik game dan melipat tanganku. "Permainan ini menyebalkan."

Ia terkekeh. "Jangan jadi pecundang, Sayang," katanya sambil mengacak-acak rambutku. "Kau memberi tahu ibumu bahwa kau menginap di rumah Eunha, kan?" ia bertanya sambil mengganti saluran TV.

"Ya, tapi kurasa ibu tidak percaya padaku. Ibuku mengira aku adalah anggota geng, beliau bahkan memberiku pidato tentang narkoba sebelum aku pergi!" kataku sambil menggelengkan kepala.

Taehyung tertawa. "Andai saja dia tahu."

***

Keesokan harinya, aku duduk di kantin bersama dengan Eunha dan Jaehyun.

Aku telah menceritakan kepada mereka tentang Yibo dan bagaimana pria itu bisa berubah menjadi berbagai macam binatang.

"Itu sangat manis!"

"Dia benar-benar berubah bentuk? Itu sangat keren!"

Mereka berdua mengatakannya secara serempak. Apa aku sudah memberitahu kalian bahwa Jaehyun akhirnya percaya bahwa aku serigala?

Aku menanggapi pertanyaan Eunha terlebih dahulu. "Apanya yang manis? 
Dan kupikir kau menyukai Taehyung."

"Ya, tapi ayolah Kookie, Yibo tetap tinggal di sini hanya untukmu, dia berubah menjadi bentuk serigala untuk membuatmu nyaman di dekatnya dan dia mengajar di sekolah kita. Tidakkah menurutmu itu manis?" katanya dengan antusias.

"Tidak, menurutku itu menyeramkan," aku menjawab.

Tentu saja Eunha menyukai pria gila itu, mereka memiliki banyak kesamaan.

"Saranku sebagai seorang teman adalah, lupakan Pak Wang dan tetap berpegang pada Taehyung. Pak Wang terdengar seperti seorang pengganggu," kata Jaehyun.

Eunha memelototinya.

"Tentu saja aku suka jika kau bersama Taehyung, dia pria yang hebat, tapi, Kookie, selama ini kau hanya memperhatikan Taehyung, bagaimana jika seseorang yang lebih baik datang tapi kau terlalu mengagumi Taehyung hingga melewatkannya? Jadi, saranku beri Yibo kesempatan."

"Apa kau mau meninggalkan Jaehyun untuk memberi kesempatan pada pria lain?" aku bertanya padanya. Jaehyun juga menoleh.

"Tentu saja tidak, aku mencintai Jaehyun!" serunya.

"Tepat dan aku mencintai Taehyung!”

"Tapi itu tidak sama. Aku sudah bersama beberapa laki-laki sebelum bersama Jaehyun jadi aku tahu bahwa Jaehyun adalah pilihan yang tepat. Kau hanya pernah bersama Taehyung sehingga kau tidak tahu apa lagi yang ada di luar sana," ia berkata.

"Aku tidak ingin tahu apa lagi yang ada di luar sana. Tidak ada yang lebih baik dari Taehyung bagiku."

Ia menghela napas, mengangkat tangannya. "Aku menyerah!"

"Bagus," Jaehyun berkata dan Eunha memelototinya lagi, dan kemudian tersenyum saat Jaehyun mengecup bibirnya yang cemberut.

"Beri dia kesempatan."

"Tidak, tetaplah bersama Taehyung."

***

Sepulang sekolah, aku berjalan melewati pintu depan menuju ke luar, aku melihat Yibo bersandar di pagar di ujung tangga. Ia berdiri tegak saat melihatku dan bergegas berdiri tepat di depanku, menghalangi jalanku.

"Jungkook, aku ingin bicara denganmu sebentar," ia berkata.

"Baik," aku menjawab.

"Aku tahu, apa yang aku lakukan beberapa hari yang lalu itu salah dan karena itu, aku ingin meminta maaf. Aku kira kau sangat senang karena kau akhirnya tahu siapa aku. Aku mengatakan hal-hal yang seharusnya tidak aku katakan dan aku hanya ingin kau tahu bahwa itu bukan diriku yang biasanya."

Sekarang mataku terbelalak mendengar kata-katanya. Aku tahu dia tidak bermain-main denganku, tatapannya tulus.

"Aku ingin tahu apakah kita bisa melupakan semua itu dan memulai dari awal." Ia tersenyum, bukan senyum sombong yang biasa kulihat di wajahnya, tapi senyum yang tulus. Lembut dan tulus.

"Jungkook, ayo pergi." Aku menoleh dan mendapati Taehyung berdiri di belakangku, matanya melotot ke arah Yibo.

"Apa kau tidak melihat kami sedang mengobrol di sini?" Suara Yibo menjadi keras dan matanya menyipit.

"Apa aku terlihat peduli?" kata Taehyung, lalu meraih lenganku, menarikku menjauh dari Yibo.

"Tidakkah kau pikir dia memiliki pilihannya sendiri, atau itu yang selalu kau lakukan? Mengendalikan semua yang dia lakukan." Aku mendengar Yibo berkata.

Taehyung berhenti lalu melepaskan lenganku.

"Baik, Jungkook, apa yang ingin kau lakukan?" tanyanya masih memelototi Yibo.

Aku melihat di antara mereka berdua, kesal karena mereka menempatkanku di tempat seperti ini.

"Bi-bisakah kita melanjutkannya lain kali, Pak? Saya harus pulang," kataku pada Yibo.

Aku melihat raut wajahnya berubah dan aku merasakan sengatan di jantungku. Aku benar-benar tidak suka menyakiti orang.

"Tentu," ia berkata sambil memasang senyum di wajahnya. Ia memelototi Taehyung sekali lagi, lalu berbalik dan memasuki gedung, meninggalkan kami.

"Apa yang kalian bicarakan?" Taehyung bertanya padaku saat kami berjalan menuju mobilnya.

"Apa kau ingin aku memberi tahumu deskripsi terperinci tentang setiap percakapan yang aku lakukan dengannya?" tanyaku dengan alis terangkat.

"Baiklah, tidak perlu mengatakannya kalau begitu," ia menggerutu dan aku menghela napas.

"Dia hanya meminta maaf atas apa yang dia lakukan tempo hari," kataku padanya, mengikat sabuk pengamanku setelah aku duduk.

Taehyung tidak membalas tapi hanya menyalakan mobil dan mengarahkannya keluar dari tempat parkir.

Aku menghela napas sekali lagi. Situasi ini akan membawa kami pada hal buruk.

Bersambung ....

Enaknya dibikin berapa bab ya🤔 kyknya gak usah panjang2 ya gak sih🤭

Alpha In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang