#iii. teks malam

111 32 28
                                    

○○●○○

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

○○●○○

Langit sudah menunjukkan semburat oranyenya, yang berarti hari sudah memasuki waktu sore. Kedua anak gadis itu masih berada diwarung mie bandung yang tak jauh dari lokasi sekolahnya. Sibuk bercengkrama. Keduanya memang sudah merencanakan hal ini sejak lama, hanya sekedar mengisi waktu luang dan menghabis waktu bersama-sama.

"Udah mau jam lima nih, kamu dijemput mas Jashan apa naik ojek online?" Pertanyaan itu terlontar dari kedua belah bibir gadis yang berada didepannya setelah menyeruput mie bandung kepunyaannya.

Kanista yang sedang bermain ponsel itu merubah atensinya pada sahabatnya, "Ojek online sih kayanya. Mas Jashan ada kerkom gitu katanya." Ucap Kanista sembari mengaduk-aduk segelas es tehnya dengan sedotan.

Sang sahabat mengangguk-ngangguk, lalu kembali fokus pada makanannya yang belum sepenuhnya habis. Sementara Kanista juga kembali pada ponselnya, ya hanya men scroll akun twitternya saja sih.

Soal yang sedang bersama Kanista itu Galuh, Ratna Galuh Pramudita. Gadis berkampung asli dari Kota Kembang. Yang menjadi temannya sejak sekolah dasar, tetapi terpisah ketika naik bangku akhir sekolah dasar sampai sekolah menengah pertama. Dan dipertemukan lagi ketika sudah beranjak dewasa, lucu bukan? Ketika orang-orang melihat mereka untuk pertama kali, mereka akan mengira jika keduanya itu kembar. Keduanya memiliki tahi lalat kecil dibawah bibir, juga tatanan rambut yang mirip, membuat mereka benar-benar seperti pinang dibelah dua.

"Eh Luh, kamu tau gak sih." Kanista sedikit mencondongkan badannya kedepan. Sang sahabat yang sedang asyik menikmati mienya itu tiba-tiba menghentikan kegiatannya.

"Apaan?"

Kanista tersenyum, bukan menampilkan senyum ayunya, tapi senyum misterius, "Aku.. Punya crush tau!" Ujarnya sedikit heboh.

Sahabat didepannya itu sepertinya kaget, mengetahui Kanista itu tipe orang yang jarang mempunyai orang yang ia kagumi. "Hah? Seng bener?!"
(Hah? Yang bener?!)

Kanista mengangguk semangat, lalu dengan cepat mengutak-atik ponselnya seperti mencari sesuatu, Galuh yang melihatnya itu mengernyit heran. Sebenarnya apa yang sahabatnya itu lakukan?

"Kamu mau tau ga siapa?" Kanista lagi-lagi menampilkan senyum misterius nya.

Galuh sungguhan ingin tahu, ini termasuk momen yang langka. Jarang-jarang temannya itu memiliki crush atau semacamnya, "Ho'o lah! Sopo sih nis?" Katanya dengan raut wajah senangnya. Galuh memang lahir dan berkampung halaman di Bandung, tapi siapa sangka jika dikehidupan sehari hari dia lebih sering menggunakan bahasa Jawa dibandingkan bahasa Sunda
(Iyalah! Siapa sih nis?)

bus stop Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang