TIGA

4 3 0
                                    

Malam ini, setelah Fahmi mengobati luka-lukanya ia berjalan ke luar kamar mencoba menenangkan fikirannya yang cukup kacau karna peristiwa tadi sore.

Langkahnya terhenti saat tiba-tiba kejadian tadi memaksa menguasai pikirannya.
Percakapannya dengan Adya membuat hatinya hancur.
Bahkan harapan yang ia miliki berasama gadis itu terasa mustahil bisa ia wujudkan saat ini. Fahmi mengacak rambutnya kasar berharap ingatannya segera menghilang dari pikirannya.

"Awshh!" Ia meringis saat tangannya mencoba memegang wajahnya yang terasa sakit karna kejadian sore itu pula.

"Niat mau bantuin, malah dapet pukulan." Ucapnya lalu kembali melangkah masuk ke dalam. Ini sudah cukup larut. Ia harus kembali membantu di madrasah esok hari menjadi salah satu penyimak hafalan para santri.

*****

*tok..tok..tok...*
Suara ketukan pintu membuat ustadzah fahira mengalihkan pandangannya ke asal suara.

"Ya Masuk..!" ucapnya membuat seseorang yang berada di balik pintu menampakan wujudnya

"Assalamu'alaikum ustadzah..."

"Waalaikumsalam.
eh.. Laras duduk."

"Ustadzah manggil saya??" Tanyanya membuat perempuan di hadapannya menghentikan aktivitasnya.

"Iya ras saya manggil kamu. Jadi ini ada beberapa berkas yang harus kamu urus. Beberapa waktu ini kan temen kamu banyak yang izin pulang, jadi saya mau kamu urus tentang data izin nya. Kamu faham kan?"

"Iya ustadzah. Saya mengerti."

"Satu lagi, sekalian kamu kasih tau mereka kalo sebentar lagi kita ujian ya, jadi kalo bisa balik, suruh mereka segera balik dan gak menunda-nunda untuk datang ke pondok."

"Baik ustadzah. Ada lagi ustadzah?" Tanyanya membuat ustadzah fariha menyerahkan beberapa berkas padanya.

"Udah ko itu aja, kamu boleh balik ke mahad. Setelah ini pelajaran saya, jangan ada yang izin ya"

"Iya ustadzah baik. Saya permisi ustadzah. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam..."

Ya, laras merupakan pengurus kelas, hal itu yang membuat ustadzah fahira memanggilnya dan memintanya mengurus berkas-berkas izin teman-temannya yang pada pulang.

*****

Di lain tempat, hari ini fahmi kembali akan membantu menyimak hafalan para santri kelas 12.
Ya, setelah kembali ke rumah, ia langsung diminta abahnya membantu mengajar di salah satu pondok unit disana.
Langkahnya terhenti saat pandangannya menangkap seseorang yang berjalan ke arahnya.

"Gua ga salah lihat kan?!" Ucapnya memastikan apa yang baru saja ia lihat.

"Ngapain dia  disini?!" Ucapnya lalu berusaha bersembunyi agar dirinya tak dilihat oleh seseorang yang ia maksud. Saat kemudian ia telah berlalu dari hadapannya fahmi kembali keluar dari persembunyiannya.

"Tunggu.. ngapain gua ngumpet?!" Ucapnya pada diri sendiri. Lalu kembali melangkah menuju aula dimana ia harus menyimak hari ini.

Kegiatan selesai

Beberapa pasang mata melihat kearahnya sampai akhirnya ia bisa tenang saat keluar dari pondok putri. Tapi belum benar benar keluar dari sana, langkahnya kembali terhenti saat seorang wanita sudah beradan hadapannya.

Garis TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang