🐶오🐶

403 89 4
                                    

ᴊᴀɴɢᴀɴ ʟᴜᴘᴀ, ᴠᴏᴛᴇ + ᴄᴏᴍᴍᴇɴᴛꜱ-ɴʏᴀ ᴏᴋᴀʏ, ʀᴇᴀᴅᴇʀɴɪᴍ!

─── ∙ ~ 𝙷𝚊𝚙𝚙𝚢 𝚁𝚎𝚊𝚍𝚒𝚗𝚐 ~ ∙ ───
















































"Y/n, ada yang mau gue tanyain nih, sama lo. Penting!" Kamu mengerutkan kening, "Apaan?"

"Kasih satu alasan kenapa sampe sekarang lo gak nerima Panji? Padahal dia setulus itu sama lo." Kamu tersenyum kecil.

"Lo mau alasan kayak gimana lagi yang buat lo yakin?" Bianca diem.

"Gini deh, Bia. Gue tuh dari awal gak ada rasa apa-apa sama Panji. Dia ngedeketin gue, padahal udah gue bilang gue gak akan pacaran sampe bener-bener gue sendiri yang ngejar-ngejar cowok yang gue suka. Dan dari awal gue juga udah bilang sama dia, gue gak mau ada hubungan lebih dari sekedar teman. Tapi dia nya aja yang terus ngejar-ngejar gue, sampe akhirnya kak Bima tau, dan minta ketemu sama Panji. Entah kak Bima ngomong apa sama Panji, yang pasti setelah itu Panji langsung berhenti ngejar-ngejar gue."

"Sebenernya, gue mau bilang ini sama lo dari awal, tapi gue takut."

"Apaan emangnya?"

"Bagi Panji, lo itu semangatnya. Dia bertahan sampe detik ini tuh ya karena lo."

"Maksudnya?"

"Panji sakit. Entah dia sakit apa, yang pasti setiap bulan dia wajib cuci darah. Dia gak mau cerita sama lo dan yang lain itu karena dia gak mau dikasihani. Dia mau dikenal sebagai Panji yang kuat, yang pantang menyerah buat dapetin hati lo. Dia mau dianggap Panji yang lo kenal. Dia juga gak berhenti kok. Sampe sekarang cuma ada lo dihatinya. Pasti lo penasaran kenapa gue bisa tau? Gue tau karena Panji masih tinggal disebelah rumah gue. Dia ada, dan gak pindah. Dia homeschooling, karena gak boleh capek. Dia juga selalu tanya kabar lo ke gue."

"Kenapa lo gak bilang ke gue dari awal, Bianca?"

"Karena gue liat lo tuh lagi berbunga-bunga karena Jeno." Bianca tersenyum kecil.

Entah kenapa, setiap mendengar nama Jeno disebut sama Bianca, kamu ngerasa ada yang aneh.

"Gue sama dia gak ada apa-apa. Setelah jaket itu udah ada di tangannya, gue langsung lost contact sama dia. Dan baru-baru ini, gue liat dia jalan berduaan sama cewek."

Bianca langsung natap kamu. Kamu bisa liat ada dari sorot matanya kalo dia sedikit kaget, panik. Kamu tersenyum kecil.

"Lo kan tau banget gue orangnya kayak apa, Bi. Gue gak semudah itu ditaklukan. Hehe"

Bianca tersenyum kikuk, lalu berdehem kecil.

"Oh, iya itu cowok yang nginep dirumah lo siapa?"

Kamu tersenyum tipis, saat Bianca tiba-tiba mengganti topik pembicaraan.

"Oh, dia temennya kak Sean. Seharusnya sih hari ini kak Sean sama temennya itu berangkat ke kota sebrang. Tapi mendadak tadi pagi, mereka batal berangkat, dan kalo gak salah kayaknya berangkatnya diundur jadi lusa deh."

"Oh. Ganteng ya dia. Namanya siapa? Menurut lo, temennya kak Sean itu ganteng gak?"

"Namanya kak Yohan. Menurut gue, dia ganteng. Kalo gak salah dulunya itu dia sempet ngajar taekwondo."

"Wah, berarti dia kriteria lo banget dong? Gila sih! Udah ganteng, atlet taekwondo lagi." Kamu cuma senyum kecil aja.

"Dia jomblo?" Kamu mengerutkan kening, "Gak tau. Kenapa?"

"Gapapa sih. Cuman kalo misalkan temennya kak Sean itu jomblo kenapa lo gak coba deketin dia aja?"




🐶🐶




"Y/n, nanti lo jadi jenguk Panji?" Kamu ngangguk kecil.

"Yaudah, nanti kalo dah otw, lo kabarin gue. Gue balik duluan!"

"Hmm. Hati-hati!" Bianca pamit pulang duluan.

Setelah itu kamu baru keluar dari kelas. Hari ini kamu dibuat bener-bener penat banget.

Kamu menghentikan langkah ketika melihat sosok yang menurut kamu itu, Jeno, berdiri tepat didepan gerbang sekolah.

Kamu menghentikan langkah ketika melihat sosok yang menurut kamu itu, Jeno, berdiri tepat didepan gerbang sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepuluh detik kemudian, Jeno menoleh kebelakang. Dia tersenyum kecil, menghampiri kamu.

"Hai?"

"O-oh, h-hai juga. Ada urusan apa lo ke sini, Jen?"

"Gak ada. Cuma pengen ketemu lo aja, ada yang mau gue omongin."

Kamu mengerutkan kening, "Oh, ya? Mau ngomongin apa?"

"Y/n, semua yang lo liat waktu itu tuh gak seperti yang lo pikirin! Gue sama dia gak ada hubungan apa-apa."

Kamu terkekeh kecil, "Terus apa urusannya sama gue? Gak ada, Jen. Mau lo pergi atau jalan sama siapapun itu bukan urusan gue. Udah ya, jangan ganggu gue. Lebih baik lo hargai dia. Gue pamit!"

"Bentar, Y/n!" Jeno meraih tangan kamu, lalu dia genggam.

"Apa lagi?"

"Please, dengerin gue dulu! Kita obrolin baik-baik."

"Jeno, apa lagi yang perlu di obrolin sih? Kita kan bukan apa-apa. Urusan kita udah selesai. Jadi please, jangan ganggu gue!"

Kamu pun melepaskan genggaman tangannya, dan bergegas pergi.

"Y/N, PERLU LO TAU, GUE UDAH LAMA SUKA SAMA LO!"

Deg!




🐶🐶




























































Bismillah, calon 💚🙏🏻

Bismillah, calon 💚🙏🏻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
nctzenns_
22.56 WIB
Selasa, 19 April 2022

[ʙᴏʏꜰʀɪᴇɴᴅ ꜱᴇʀɪᴇꜱ] | ʟᴇᴇ ᴊᴇɴᴏTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang