🐶육🐶

403 81 12
                                    

ᴊᴀɴɢᴀɴ ʟᴜᴘᴀ, ᴠᴏᴛᴇ + ᴄᴏᴍᴍᴇɴᴛꜱ-ɴʏᴀ ᴏᴋᴀʏ, ʀᴇᴀᴅᴇʀɴɪᴍ!

─── ∙ ~ 𝙷𝚊𝚙𝚙𝚢 𝚁𝚎𝚊𝚍𝚒𝚗𝚐 ~ ∙ ───










































Kamu masih terngiang-ngiang sama ucapan Jeno tadi. Kamu menghela nafas kasar, sembari mengusap kasar wajahmu.


"Kenapa? Lagi ada masalah?"


Kamu tersentak kaget, ketika melihat Yohan yang entah dari kapan udah ada dihadapan kamu.


"Gak ada kok, kak."


Yohan tersenyum kecil, lalu duduk disebelah kamu.


"Dasar cewek! Disaat ada masalah selalu bilang 'gak ada apa-apa kok' terus selalu bilang 'gapapa' padahal kenyataannya lagi ada masalah, dan lagi gak baik-baik aja."


"Kayaknya kak Yohan ahli banget ya masalah perempuan?" Yohan terkekeh kecil.


"Gak sih. Tapi emang kebanyakan cewek tuh kayak gitu. Mau nya dimengerti sama cowok. Padahal gampang loh bilang 'iya' aja. Kan setelah itu bisa cerita."


Yohan menatapmu, "Kalo ada masalah cerita, jangan disimpan sendirian. Berbagi itu indah. Pasti setelahnya kamu sedikit ada rasa plong karena udah cerita."


Kamu menghela nafas pelan, "Aku cuma lagi bingung kak. Bingung harus apa dan gimana? Karena jujur, aku baru ngerasain hal ini untuk yang pertama kalinya."


"Kalo bukan masalah keluarga, mungkin masalah cinta? Masalah hati. Pasti sekarang ada hati yang lagi kamu jaga kan? Entah hati seorang teman atau calon pacar?"


"Kak, niatnya nanti aku mau jenguk temen. Kak Yohan bisa gak nanti anterin aku kerumah temen aku? Soalnya kalo pergi sama kak Sean nanti gak bisa mampir-mampir dulu. Apalagi kalo sama kak Bima. Pasti gak dibolehin pergi."


"Bisa aja. Cuman kamu ijin dulu sama kakak-kakak kamu."


"Makasih ya kak, nanti aku ijin sama kak Bima kok." Yohan ngangguk.


"Kamu istirahat sana!" Kamu ngangguk dan langsung ke kamar.


Selang beberapa menit, Sean keluar dari kamarnya.


"Lo ngobrol apa sama adek gue?"


"Gak ngobrolin apa-apa kok. Oh ya, adek lo udah punya pacar?"


"Setau gue belum. Dia nya gak mau pacaran. Sebenernya juga gak boleh sih sama bang Bima. Takut ganggu sekolahnya. Kenapa?"


"Gapapa, cuma nanya." Sean tersenyum kecil, lalu menepuk pundak Yohan.


"Lo gak pinter dalam masalah menyembunyikan sesuatu, Han. Gue bisa liat, lo itu sebenarnya ada rasa sama adek gue. Lo suka sama Y/n?"




🐶🐶


"Ini rumah temen kamu disebelah mana, dek?"


"Itu yang rumah warna putih di ujung sana kak Yohan!"


Ya, Yohan yang nganterin kamu. Tadinya Bima nyuruh Sean, karena takut ngerepotin Yohan. Tapi Yohan menyakinkan Bima kalo dia sama sekali gak merasa direpotkan.


"Dek, kamu lama gak? Kalo lama, kak Yohan nunggu di cafe depan tadi aja. Nanti, kalo kamu udah selesai wa aja ke nomer kakak!"


"Kayaknya sih gak terlalu lama. Kalo kak Yohan mau nunggu di cafe depan tadi, gapapa. Nanti aku wa kak Yohan kalo udah mau pulang."


[ʙᴏʏꜰʀɪᴇɴᴅ ꜱᴇʀɪᴇꜱ] | ʟᴇᴇ ᴊᴇɴᴏTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang