Last Love 2 (END)

5.9K 417 9
                                    

Rea Winola bertepuk tangan sembari melangkah perlahan semakin dalam memasuki ruangan yang kini terlihat temaram. Wanita itu menatap tajam dua insan yang baru saja menyajikan pemandangan menjijikkan di hadapannya.

"Maaf mengganggu waktu kalian bernostalgia," sindir Rea sembari menekan saklar lampu sehingga kini kondisi kamar menjadi terang benderang.

"Kamu ..." desis Aland menatap Kelly tajam saat menyadari bahwa tak ada kerusakan seperti yang wanita itu laporkan tadi.

Rea mendengkus dan berjalan mendekati adik kesayangannya yang terlihat memucat. Suara ketukan sepatu wanita itu terdengar bagaikan palu mati bagi  Kelly.

"Oh, adikku yang manis," bisik Rea sembari berjalan perlahan mengelilingi tubuh wanita itu yang tadi memeluk tubuh Aland dengan paksa.

"Apa kamu ingin menjadi maduku, hm?" desisinya sarkastik.

"Rea! Jaga bicaramu!" hardik Aland tak suka.

"Oh, suamiku sayang. Apa kamu keberatan menjadikan mantanmu ini istri kedua? Ah, atau kamu mau menjadikan dia satu-satunya?" sindir Rea dengan senyum jijik di wajahnya.

"Kamu salah paham dan berasumsi terlalu jauh," desis Aland sembari menarik tangan Rea mendekat ke arahnya.

Tapi dengan kasar tarikan itu dapat ditepis oleh Rea. Wanita itu berbalik dan kembali ke tempat semula yaitu di hadapan Kelly yang kini memandangnya dengan berani.

Senyum miring terbit di wajah Rea. "Ternyata buah memang jatuh tak jauh dari pohonnya ya," ujarnya sembari melirik wanita di hadapannya dari atas ke bawah.

"Apa maksudmu?" tanya Kelly. "Itu artinya kamu menghina mamamu juga," kekehnya.

"Tentu tidak," tukas Rea. Ia maju selangkah dan tanpa aba-aba melayangkan sebuah tamparan keras di pipi wanita itu. "Itu untuk penderitaan Mama dan aku karena kehadiran kamu dan ibumu," desis Rea. Lalu sebuah tamparan kembali melayang di pipi sebelahnya. "Itu untuk sikap jalangmu merayu suamiku!"

Rea hendak mengangkat tangannya lagi, tapi Aland dengan sigap menahan wanita itu dan mendekapnya dalam pelukan.

"Sudah cukup, Rea," bisiknya yang dibalas wanita itu dengan raungan hingga ia berhasil lepas dari belitan tubuh Aland yang Rea yakini melakukan itu semua demi menyelamatkan kekasih hatinya bernama Kelly itu.

"Jangan mengaturku!" ucapnya tajam pada Aland yang masih berusaha memeluk wanita itu.

"Kamu ... secepatnya akan menerima surat cerai dariku," desis wanita itu sebelum berbalik meninggalkan kamar tersebut dan hendak kembali ke kamarnya.

Sungguh, hatinya benar-benar sedang tercabik-cabik saat ini. Bagaimana tidak, luka lama yang sudah ia pendam kini harus terbuka lagi. Kenangan pahit semasa dulu ia dan mamanya menangis meraung karena perselingkuhan ayahnya kini kembali memenuhi ingatan. Rea ingat betul bagaimana hancurnya sang mama ketika tahu bahwa suaminya memiliki anak dari adik perempuan itu sendiri.

Jelas saja hal itu tak termaafkan, mereka berdua memutuskan untuk pergi meninggalkan pria paruh baya yang membuat mereka kecewa itu. Tapi, berita tentang papa Rea yang berkali-kali melakukan percobaan bunuh diri membuat hati sang istri tak bisa menolak ketika pria itu meminta waktu untuk menjelaskan.

Ternyata ia dijebak oleh ibu Kelly saat tidak ada orang di rumah selain mereka, bahkan papa Rea juga tidak tahu bahwa adik iparnya sedang berkunjung ke rumahnya karena yang ia tahu wanita itu ikut dengan Rea dan sang isteri untuk pergi menjenguk sang nenek di kampung.

Rea menggelengkan kepala berusaha menghilangkan ingatan menyakitkan itu. Ia beranjak menuju kamar mandi untuk membasuh diri karena jujur saja saat ini ia merasa begitu gerah.

Wanita itu menghidupkan shower dan berdiri dengan tubuh tanpa sehelai benang. Ia berusaha meresapi setiap tetes air yang mengalir di kulitnya hingga jatuh ke lantai kamar mandi.

Hingga akhirnya sebuah sentuhan hangat melingkari tubuh wanita itu. Mata Rea terbuka sempurna dan napasnya seketika memburu.

"Apa yang kamu lakukan? Lepas!" desisnya sembari mematikan shower yang tak lagi terasa menenangkan.

Sial! Rea lupa kalau Aland memiliki duplikat kunci kamar mereka.

"You're so sexy, honey," bisik pria itu sembari kian merapatkan tubuh mereka, tangan pria itu makin menjalar sesukanya.

"Lepas, Mas! Aku nggak suka kamu memaksa!" ujar Rea tegas meski debaran jantungnya mulai mengkhianati diri.

Aland membalikkan tubuh Rea seketika menghadap ke arahnya.

"Sejak kapan kamu tahu?" tanya pria itu serak tanpa melepaskan pelukannya pada tubuh sang istri.

Jelas saja Rea mendengkus saat tahu ke arah mana pembicaraan Aland kali ini.

"Kenapa? Kamu kaget?" tanyanya dengan senyum mengejek.

Aland menggeleng pelan. "Tanpa kamu cari tahu pun, aku memang akan memberitahu. Tapi tidak sekarang, Rea," ujarnya lembut.

Wanita itu mendengkus. "Alasan!"

"Kamu yang paling tahu besarnya cintaku untukmu, Rea," erang pria itu sembari menggigit kulit wanita itu geram.

"Tidak. Aku tidak tahu."

"Kalau begitu akan aku tunjukkan," bisik pria itu sensual.

Rea mendorong Aland meski pria itu tetap bertahan. "Bukan hanya dengan sentuhan, aku butuh pembuktian yang lainnya," lirih wanita itu yang diiringi air mata.

Aland merasa ribuan jarum menusuk jantungnya saat air mata Rea mengalir di atas lengannya yang masih memeluk wanita itu. Pria itu merunduk dan mengusap pipi sang istri dengan lembut.

"Jujur saja ... aku tidak mampu mengubah masa laluku, Rea. Aku memang mantan kekasih adikmu," bisik pria itu lembut.

Wanita itu memejamkan mata meresapi rasa sakit yang kian menggerogoti hati.

"Tapi, aku bukan pria brengsek yang menjalin hubungan baru sebelum kisah lama usai. Saat kita berjumpa untuk kali pertama, hatiku memang sudah benar-benar tak lagi menyimpan nama adikmu di sana."

Rea menggelengkan kepala dan menghirup napas dalam-dalam. "Tetap saja ini menyakitkan, Aland. Kamu menipuku!"

"Aku tidak menipumu. Awalnya aku memang tidak tahu kalau kamu kakak Kelly! Sama sekali tidak tahu sampai hari pernikahan kita dia muncul secara tiba-tiba," tukas Aland tak terima.

"Dia kuliah di luar negeri," bisik Rea lirih.

"Ya, dan aku tak tahu sama sekali."

"Tapi tetap saja aku merasa dibohongi," ucap wanita itu yang kini malah menyurukan wajah di dada bidang sang suami.

"Aku minta maaf. Bukan ingin menutup-nutupi, hanya saja awalnya aku merasa ini tidak terlalu penting karena hubungan kami memang benar-benar sudah selesai sejak lama. Tapi melihat gelagat Kelly yang membuatmu terlihat tidak nyaman, membuatku berencana untuk memberitahu dan mencari waktu yang nyaman."

"Mas terlambat," gerutu wanita itu masih dengan nada kesal.

Aland terkekeh sembari mengeratkan pelukannya. "Tak masalah, yang terpenting kamu tetap di sini untukku," rayu pria itu yang mengundang semu merah di wajah sang isteri.

Ah, ternyata pemikirannya sendiri membuat rumit segalanya. Kalau saja Rea menanyakan hal ini secara langsung pada Aland sejak pertama dia mengetahui fakta ini, mungkin ia tak akan pusing dan uring-uringan karena pikiran negatif di kepalanya sendiri.



END



VERSI LEBIH LENGKAP DI PDF, TAPI BELUM READY. KALAU SUDAH READY AKU INFO KE KALIAN YA. ❤️

Romantic Short Story  IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang