Setelah membasuh muka, Asya langsung turun ke bawah menuju meja makan. Asya melangkahkan kakinya dengan pelan.
"Lama banget sih dugong satu ini" canda Rasyah ketika Asya sudah mendudukan dirinya di kursi meja makan.
Asya hanya diam, malas berdebat dengan Rasyah. Sedangkan Rasyah yang melihat itupun bingung, biasanya Asya akan selalu membalas perkataanya, kecuali kalau Asya sedang marah kepadanya, baru Asya akan mendiami nya. Tetapi Rasyah merasa dia tak membuat kesalahan apapun kepada adiknya itu.
Rasyah menatap ke arah Asya, muka adiknya memang terlihat tak bersemangat.
"Asya mau makan apa sayang?" tanya sang Bunda kepada Asya.
"Mau makan sayur soto nya aja Bun, gausah pake nasi ya" jawab Asya.
Lisyah tersenyum senang ketika Asya menjawab perkataannya, akhirnya putri nya ini sudah tidak marah lagi kepada nya.
Lisyah langsung cepat-cepat mengambil satu mangkok untuk mengisi sayur soto sesuai dengan keinginan putri nya.
"Kenapa ga pake nasi? Nanti Asya laper loh kalo ga pake nasi" ucap Bunda sambil mengambilkan sayur soto sesuai permintaan anaknya.
"Gapapa Bun, Asya lagi ga pengen makan nasi" jawab Asya.
"Yaudah, tapi nanti malem kalo mau beli makanan buat ngemil atau mau go food bilang sama Bunda ya, nanti Bunda yang beli" ucap Bunda, dan di angguki oleh Asya.
Seperti biasa, mereka makan dalam keadaan hening, hanya ada suara dentingan garpu dan sendok.
Asya menyelesaikan kegiatan makannya dengan cepat. Tak butuh waktu lama, sayur soto yang diambilkan Bundanya tadi pun habis.
Asya duduk diam sambil memegang gelas yang berisikan air putih yang hanya tinggal sedikit. Asya melirik ke arah semua orang yang ada di meja makan, ternyata hanya Asya yang sudah menghabiskan makanannya.
Di tengah kediamannya, Asya jadi teringat tentang Bunda dan Ayahnya yang pergi bersama Dhea. Kata Bi Kiki, Ayah dan Bunda nya pergi karena ingin membelikan sesuatu untuk Dhea, membelikan apa?
Asya menunggu Ayah dan Bundanya menghabiskan makanan mereka untuk menanyakan perihal itu.
Tak lama kemudian, akhirnya makanan Ayah dan Bunda nya habis. Asya langsung membuka suaranya, "Ayah, hari ini Ayah ga kerja ya?" tanya Asya pada sang Ayah.
"Engga sayang, Ayah hari ini libur." jawab sang Ayah sambil menaruh gelas yang berisikan air putih yang baru saja dia minum.
"Ayah sama Bunda pergi kemana hari ini? Kata Bi Kiki tadi Ayah sama Bunda pergi, Dhea juga diajak. Kok Asya ga di ajak?" tanya Asya pelan.
"Bukannya ga di ajak sayang, kan jam pulang kamu sama Dhea beda, lagian Ayah sama Bunda pergi cuma beli barang untuk perlengkapan Dhea aja kok" jawab sang Ayah.
"Beli apa Yah?" tanya Asya ingin tau.
"Perlengkapan sekolah aja" jawab Ayah.
"Iya Kak, ga kemana-mana juga kok. Cuma beli seragam sekolah, handphone sama laptop aja" ucap Dhea tiba-tiba tanpa ada yang bertanya kepadanya.
Asya yang mendengar ucapan Dhea pun sedikit kaget, pasalnya Dhea berbicara tanpa ada orang yang bertanya kepadanya.
"Jadi Dhea handphone baru nih?" tanya Asya kepada Dhea.
"Iya Kak, padahal Dhea ga minta tapi Ayah maksa Dhea buat ganti handphone. Ayah juga beliin Dhea laptop, keduanya keluaran terbaru semua" jawab Dhea.
Asya yang mendengar itu berbinar, harapannya sama seperti kemarin, dia yakin bahwa Ayahnya juga membelikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASYA [ ON GOING ]
Teen FictionTidak ada yang lebih menyakitkan ketika aku yang menjadi pemeran utama, harus tersingkirkan oleh peran yang tak di haruskan ada. Benar, penyesalan selalu datang pada bagian akhir.