Kesalahan Masa Lalu

38.4K 741 34
                                    


Proses menuju dewasa,sangatlah melelahkan.
Brigitte, atau Brie. Gadis yang sangat kuat. Ia mampu bertahan sampai sekarang ini. Walaupun diluar,ia terlihat ceria,bahagia dan sangat hangat.

Namun dibalik itu semua. Sebenarnya ia sudah hancur berkeping-keping. Jika kalian menginkan cerita yang menyenangkan,bahagia,dan membuat perut seperti ada kupu-kupu yang terbang. Maka jangan membaca cerita ini.

Saat itu,Brie sedang menghadiri Rapat Anggaran. Ia diwajibkan Datang karena jabatannya sebagai Bendaha Ormawa.

Brie disayangi oleh seluruh teman-temannya. Dan selalu membuat orang disekelilingnya tertawa.
Rapat ini ternyata hingga larut malam.
Pukul 21.00 Brie baru sampai di rumahnya.

2 Panggilan tak terjawab

Keningnya menyengit, ada apa Ketua Ormawanya menelfonnya. Padahal baru saja bertemu

"Brie,kamu udah dirumah?" Tanya Rakha

"Udah.kenapa ya ka?"

"Oh tadi Mama kamu telfon. Dan nanya kenapa bisa pulang sampai selarut ini" jelas Rakga

"Maaf ya,jadi ngerepotin. Next time ga usah dijawab ka. Biasalah hehe"

"Okey ,Brie. Thanks ya" Rakha memutuskan sambungan telfonya.

Pintu kamarnya terbuka. Masuklah Mamanya dengan wajah yang marah

"Lain kali hubungi orang rumah. Jangan semauya. Kaya orang ga punya aturan kamu ya!" Ketus Mama

"Loh,aku udah izin kan tadi pagi" tanya Brie

"Bilang sampai malam ga? HAH!" Bentak Mama

"Tadi ak-"

"Mama ga mau denger omongan bohong kamu" mama memotong penjelasan Brie dan meninggalkan kamar

Brie menatap nanar,lagi dan lagi Mamanya tidak menghiraukan penjelasannya. Padahal dirinya tidak pernah berbohong.

"Kenapa langsung menghakimi,tanpa menanyakan 'apa yang aku alami?' 'Apakah aku baik-baik saja?'"

Brie mencoba memejamkan matanya. Sekarang baginya,tidur bukanlah sebuah kebutuhan,melainkan pelarian dari semua hal yang menyakitkan.

***

"Kalau kamu ga bawa anak sialan itu kerumah ini. Ga mungkin kita berdebat setiap hari" ucap Papa Ammar

"Terus,aku tinggalin dia begitu aja? Masalah Brigitte sudah selesai kita bicarakan sejak lama!" Sengit Mama

"Kamu urus anak pembawa kekacauan itu! Jangan membuat saya lebih malu" tegas Papa Ammar.

Brie mendengar itu semua dari tangga atas , meresapi setiap kata umpatan untuk dirinya.

"Dengerkan. Gara-gara lo. Papa dan Mama setiap hari berdebat!" Ucap Theo.

"Gua saranin,lu secepatnya lulus dan pergi jauh dari sini" ucap Theo lagi dengan datar

"Apapun yang terjadi,Kita lahir dari Mama yang sama,Ka" ucap Brie

"Apa?!" Dengus Theo menghampir Brie

"Bokap lo yang udah mati itu,buat keluarga gua hampir berantakan. Dan dengan adanya lo dirumah ini,bikin suasana makin kacau" Theo menatap tajam.

"Anak hasil perselingkuhan,ga pantes bahagia.Inget baik-baik di otak lo" Telunjuk Theo mengetuk kepala brie kencang.

Brie menuruni tangga dan berlari ke luar gerbang. Memang, dirinya hanyalah seorang anak yang lahir dari perselingkuhan.

Untunglah hari ini cukup padat dengan kegiatan,sehingga dirinya tidak larut dalam kesedihannya.

"Brie. Pulang aja. Nanti Mama kamu khawatir" ucap Rakha.

MY ILLNESS [SAD 18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang